Virus Corona di Balikpapan
Balikpapan Percepat Herd Immunity, Akhir Tahun 2021 Ditarget 80 Persen Warga Divaksin Covid-19
Pemerintah Kota Balikpapan terus menggencarkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi warga
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN- Pemerintah Kota Balikpapan terus menggencarkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi warga.
Hal tersebut dilakukan sebagai langkah mengejar target capaian vaksin agar Kota Minyak segera mencapai Herd Immunity.
Walikota Balikpapan Rahmad Mas'ud mengatakan, capaian vaksin di Balikpapan merupakan salah satu daerah yang tertinggi di Indonesia.
"Kemarin capaiannya sudah 70 persen. Saya targetkan paling lambat 80 persen di bulan Desember," ujarnya, Selasa (26/10/2021).
Pelaksanaan vaksinasi Covid-19, tidak hanya dilakukan di puskesmas dan sentra vaksin, namun juga digelar oleh TNI, Polri, perusahaan, lembaga, maupun Ormas.
Baca juga: Gelar Vaksinasi Pelajar Terbanyak Tingkat Provinsi, Akabri 1990 Pecahkan Rekor MURI
Baca juga: Walikota Samarinda Andi Harun Tinjau Vaksinasi Dosis 2 Gelaran Partai Gerindra, Ini Pesan-pesannya
Baca juga: Gerindra Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua, Walikota Andi Harun Ingatkan Warga Tetap Waspada
“Yang jelas dalam vaksinasi kita mempersiapkan sebanyak mungkin dan bersosialisasi ke masyarakat, supaya masyarakat mau divaksin," kata Rahmad.
Sementara itu, kasus penularan Covid-19 di Kota Balikpapan juga terus melandai. Dari laporan Satgas, kasus terkonfirnasi harian rata-rata hanya satu digit.
Dalam tiga hari terakhir, bahkan hanya 11 kasus baru dan tak ada kasus kematian. Yakni pada 23 Oktober 7 kasus, 24 Oktober 3 kasus, dan 25 Oktober 1 kasus.
Jika terus melandai, Rahmad Mas'ud pun optimis kemungkinan status PPKM Balikpapan bisa turun ke Level 1 dari Level 2.
Pasalnya, hal tersebut juga disusul dengan capaian vaksinasi dosis pertama yang ditargetkan mencapai 70 persen pekan ini.
Baca juga: Tingkatkan Capaian Vaksinasi di Paser, Petrosea Bersama Dinkes Adakan Kegiatan Semarak 1000 Vaksin
“Tergantung nanti penilaian pusat, kita serahkan saja. Kadang kita bilang level 1 tapi nanti berbeda. Biarlah mereka yang menilai indikatornya,” tandasnya. (*)