Kebakaran di Tarakan

76 KK Korban Kebakaran di Sebengkok Tarakan Mengungsi, Butuh Air dan Perlengkapan Bayi

Memasuki hari kedua, usai mengalami petaka kebakaran hebat pada Selasa (26/10/2021) kemarin, ratusan warga

Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Aktivitas warga yang mengungsi di lokasi pengungsian lantai 2 Kelurahan Sebengkok, Rabu (27/10/2021). TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Memasuki hari kedua, usai mengalami petaka kebakaran hebat pada Selasa (26/10/2021) kemarin, ratusan warga yang terdampak ditampung sementara di kantor Kelurahan Sebengkok, Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.

Dikatakan Lurah Sebengkok, Syakhril Alamsyah, pasca kebakaran sesuai instruksi Wali Kota Tarakan, Kelurahan Sebegkok dijadikan posko sementara tepatnya di lantai 2.

Di hari pertama sampai pukul 20.00 Wita, jumlah warga terdampak kebakaran yang mengungsi sekitar 96 jiwa dari 293 jiwa warga RT 3.

“Sampai tadi pagi mengalami pengurangan dan sisa 73 jiwa yang ada di lantai 2. Di lantai satu masih untuk pelayanan,” sebutnya.

Baca juga: Walikota Tarakan Khairul Sebut 37 Rumah dan 67 KK Terdampak Kebakaran di Sebengkok

Baca juga: Tanah Longsor di Sebengkok Tiga Rumah Warga Rusak, Berikut Penjelasan Walikota Tarakan

Baca juga: BREAKING NEWS Kebakaran Rumah Warga di Area Belakang Pasar Batu Tarakan

Ia melanjutkan, pada pukul 21.00 Wita malam tadi, untuk jumlah KK terdata 76 KK dan jumlah jiwa bertambah menjadi 296 jiwa yang berada di penampungan.

Jumlah bangunan yang terbakar sampai pukul 18.00 Wita, ada 38 unit rumah terbakar.

Adapun jumlah balita 14 dan empat bayi. Pak RT masih melacak warga di sana mana yang belum terdata. "Sehingga data ini masih bisa berubah,” jelasnya.

Ia melanjutkan, penanganan di hari kedua, tim sudah membentuk posko penerimaan bantuan dari masyarakat Kota Tarakan.

Baca juga: Kebakaran di Tarakan Hanguskan Dapur Kafe dan Rumah Makan Galileo, Api Diduga dari Ledakan Kompor

Sejumlah kebutuhan krusial yang paling dibutuhkan di antaranya air, listrik dan perlengkapan bayi.

Ia juga berkoordinasi dengan kecamatan dan pihak BPBD untuk memantau perkembangan pengungsian.

“Kebutuhan makan alhamdulillah sudah dipasok dari Baznas Kota Tarakan. Untuk pakaian memang ada yang sudah datang memberikan bantuan pakaian bekas. Kondisinya warga saat menyelamatkan diri memang tidak sempat menyelamatkan pakaian dalam rumah,” ujarnya.

Paling terpenting lanjutnya, kebutuhan bayi mengingat ada empat bayi dan 14 balita di lokasi pengungsian. Bayi membutuhkan susu dan pempers serta selimut.

Baca juga: Sebulan Lima Kebakaran di Tarakan, Penyebab Didominasi Konsleting Listrik

“Perlengkapan bayi sangat dibutuhkan. Untuk bayi tidak digabung dengan warga umum. Mereka kami tempatkan di dalam ruangan lainnya agar lebih nyaman,” jelasnya.

Syakhril juga menjelaskan kondisi keterbatasan air dan listrik di lokasi karena mengingat itu hanya kantor kelurahan. Dengan jumlah 73 jiwa yang ingin menggunakan air bersih tentu tidaklah cukup.

“Kondisi air terbatas dan saya sudah sampaikan ke BPBD agar PDAM melancarkan airnya di sini. Kami ada satu tangka profil tapi kita belum tahu sampai kapan pengungsi bertahan di sini pasti akan cepat habis,” ujarnya.

Ia memperkirakan, 4 sampai 5 hari air di tangka profil akan habis.

Baca juga: Gubernur Kaltara Zainal Paliwang Sambangi Korban Kebakaran di Tarakan, Ini Pesannya

Selain air, pasokan obat-obatan juga sangat perlu dibutuhkan korban saat ini termasuk pula masker, hand sanitizer dan vitamin mengingat kondisi masih pandemi Covid-19.

“Namun ada PMI yang sudah stanby di lokasi,” jelasnya.

Selain air, obat-obatan lanjutnya kondisi pasokan listrik juga terbatas untuk 76 jiwa yang mengungsi di lantai 2 saat ini.

“Meski ventilasi jendela dibuka, pasti tetap panas. Sementara listrik terbatas. Jadi tiga hal ini mendesak, air, listrik dan perlengkapan bayi termasuk obat-obatan, masker,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved