Berita Nasional Terkini
Jadi Pahlawan Nasional Pertama dari Kaltim, Inilah Sejarah Perjuangan Sultan Aji Muhammad Idris
Tokoh dari Kalimantan Timur (Kaltim) akhirnya ada yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah
TRIBUNKALTIM.CO - Tokoh dari Kalimantan Timur ( Kaltim) akhirnya ada yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah.
Tokoh asal Kaltim tersebut yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, yakni (Alm) Sultan Aji Muhammad Idris.
Lalu, bagaimana sepak terjang (Alm) Sultan Aji Muhammad Idris, hingga akhirnya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional?
Berikut sejarah singkat (Alm) Sultan Aji Muhammad Idris, yang baru saja ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Dengan penetapan tersebut, (Alm) Sultan Aji Muhammad Idris jadi Pahlawan Nasional pertama yang diakui oleh pemerintah dari Kaltim.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan sekaligus Ketua Dewan Gelar dan Tanda Kehormatan, Mahfud MD mengumumkan empat tokoh yang akan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 2021.
Baca juga: Resmi, Mahfud MD Umumkan Sosok Pahlawan Nasional dari Kaltim, Sultan Kutai Bertempur Sampai Wajo
Baca juga: Sambut Hari Dharma Karya Dhika, Imigrasi dan Lapas Nunukan Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan
Baca juga: Ziarah Makam dan Tabur Bunga di TMP Kalibata, Airlangga Hartarto Ajak Kader Mengenang Jasa Pahlawan
Mahfud mengatakan penganugerahan Pahlawan Nasional tersebut juga dilakukan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November tahun ini.
Mereka dinilai merupakan pejuang yang menginspirasi untuk membangun Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan atau ikut berjuang untuk memajukan Indonesia sehingga kemerdekaan menjadi lebih bermakna bagi bangsa dan negara.
Mahfud menjelaskan empat tokoh tersebut yakni (Alm) Tombolututu, (Alm) Sultan Aji Muhammad Idris, (Alm) H Usmar Ismail, dan (Alm) Raden Arya Wangsakara.
Mahfud mengatakan empat tokoh tersebut dipilih karena sejumlah pertimbangan diantaranya ketokohan dan juga pemerataan kedaerahan.
Hal tersebut, kata Mahfud MD, karena dua di antara daerah asal para tokoh tersebut belum memiliki Pahlawan Nasional sampai saat ini yakni Sulawesi Tengah dan Kalimantan Timur.
"Itu Pahlawan Nasional yang dianugerahkan secara resmi kepada keluarga para almarhum di Istana Bogor kalau tidak berubah pada Hari Pahlawan tanggal 10 November," kata Mahfud saat konferensi pers di kanal Youtube Kemenko Polhukam RI pada Kamis (28/10/2021), dilansir dari Tribunnews.com berjudul Mahfud MD Umumkan 4 Tokoh yang Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 2021.
Baca juga: Hari Kesaktian Pancasila, Sekda Paser : Generasi Muda Harus Tahu yang Dialami Pahlawan Revolusi
Sekretaris Militer Presiden sekaligus Sekretaris Dewan Gelar dan Tanda Kehormatan, Marsekal Muda TNI Mohamad Tony Harjono dalam konferensi pers tersebut menjelaskan penganugerahan Pahlawan Nasional tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 109/TK Tahun 2021 tentang Penganugerahan Pahlawan Nasional.
"Pertama, Almarhum Tombo Lututu. Beliau adalah tokoh dari Provinsi Sulawesi Tengah. Kedua, Almarhum Sultan Aji Muhammad Idris. Beliau adalah tokoh dari Provinsi Kalimantan Timur. Ketiga, Almarhum H. Usmar Ismail. Beliau adalah tokoh dari Provinsi DKI Jakarta. Terakhir, Almarhum Raden Arya Wangsakara. Beliau adalah tokoh dari Provinsi Banten," kata Tony.
Berikut Daftar Tokoh yang Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional
1. alm Tombolututu (Sulawesi Tengah)
2. alm. Sultan Aji Muhammad Idris (Kaltim)
3. alm. H Usmar Ismail (Sumbar)
4. alm. Raden Arya Wangsakara (Banten)
Sejarah Singkah Perjuangan Sultan Aji Muhammad Idris
Diceritakan secara singkat perjuangan dan kontribusinya dalam melawan penjajah, dimana Sultan Aji Muhammad Idris merupakan Raja Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-14 (1732-1739) dan menjalankan pemerintahannya dengan sangat adil dan bijaksana sehingga rakyatnya aman dan damai.
Lanjut kisah, pada tahun 1736 Sultan Aji Muhammad Idris serta beberapa pasukannya meninggal tahta kekuasannya menuju Kerajaan Wajo untuk membantu melawan penjajahan Belanda – VOC dan sekutunya.
Pada Perang Wajo, Sultan Aji Muhammad Idris diangkat sebagai Panglima Laskar Negeri Serikat oleh 5 Raja Negeri Serikat.
Dengan semangat pengorbanan dengan meninggalkan kekuasaan dan kegigihan serta keberanian memimpin laskar Negeri Serikat berhasil mengalahkan Belanda – VOC dan sekutu-sekutunya.
Bahkan, Sultan Aji Muhammad Idris wafat di Wajo pada tahun 1739, dengan penuh hormat rakyat Kerajaan Peneki, Kerajaan Wajo, Kerajaan Soppeng, Kerajaan Malluse’tasi’ dan Kerajaan Sidenreng menganugerahi gelar La Derise’ Daeng Na Parewusi Petta Buranti Petta Arung Kute’ Matinroe Ri Kawanne.
Pemerhati Budaya di Kutai Kartanegara, Awang Muhammad Rifani menyebutkan, pengajuan Sultan Aji Muhammad Idris selaku Sultan Kutai Kartaengara Ing Martadipura ke-14 sangatlah wajar dan layak.
Baca juga: DAFTAR 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Gerakan 30 September, Profil Lengkapnya
Pasalnya menurut dia, Sultan Aji Muhammad Idris tersebut merupakan raja pertama yang menggunakan gelar Sultan di Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dan telah berjuang tak hanya diwilayah tanah Kutai saja, melainkan juga berjuang di tanah Celebes untuk membantu kerajaan Wajo melawan penjajahan oleh Belanda.
“Jadi dia membantu mertuanya yakni Raja Wajo untuk berjuang melawan belanda di Sulawesi. Sultan Aji Muhammad Idris kan menantunya Raja Wajo,” ungkap Awang kepada Tribunkaltim.co, Minggu, (4/4/2021).
Artinya ucap Awang, dengan perjuangan Sultan Aji Muhammad Idris sampai ke Pulau Sulawesi tersebut membuktikan bahwa Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura itu bukanlah pejuang lokal, tapi sudah termasuk pejuang nasional yang telah berkontribusi untuk daerah lain dalam rangka melawan penjajah Belanda.
“Berarti kan dia bukan pahlawan lokal, dia berjuang sampai ke Sulawesi. Bahkan wafatnya pun disana (Sulawesi), Jadi wajar kalau beliau dianugerahi Pahlawan Nasional,” tegasnya.
Ia menambahkan, pengajuan Sultan Aji Muhammad Idris sebenarnya sudah dilakukan beberapa tahun sebelumnya, bahkan sudah dilakukan seminar nasional terkait hal tersebut beberapa tahun lalu.
“Mungkin sekitar tahun 2010-an keatas lah, kurang ingat juga tepatnya tahun berapa, tapi sudah lama,” tuturnya.
Dirinya berharap, Sultan Aji Muhammad Idris dapat menjadi tokoh yang mewakili Kalimantan Timur sebagai Pahlawan Nasional dan dianugerahi Pahlawan Nasional.
“Kalrena untuk Pahlawan Nasional di Kaltim sendiri belum ada,” pungkasnya. (*)