Berita Nasional Terkini

Update Bursa Panglima TNI, Kode Andika Perkasa Antar Jokowi, Yudo Margono Lengket ke Hadi Tjahjanto

Update bursa Panglima TNI, kode Andika Perkasa antar Jokowi, Yudo Margono lengket ke Hadi Tjahjanto

Editor: Rafan Arif Dwinanto
(TRIBUNNEWS Jeprima/KOMPAS.com Ahmad Dzulviqor)
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa dan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono 

TRIBUNKALTIM.CO - Presiden Joko Widodo ( Jokowi) belum memutuskan siapa calon Panglima TNI yang baru.

Diketahui, Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiun akhir bulan ini.

Dua nama kepala staf TNI menguat, yakni Jenderal Andika Perkasa, dan Laksamana Yudo Margono.

Sejumlah kode atau petunjuk siapa calon Panglima TNI selanjutnya membuat publik berspekulasi.

Sebelumnya, Andika Perkasa terlihat melepas keberangkatan Presiden Jokowi ke KTT G20, beberapa hari lalu.

Sementara, Yudo Margono terlihat aktif bersama Hadi Tjahjanto di beberapa acara.

Baca juga: Nama Calon Pengganti Hadi Tjahjanto Ada di Meja Jokowi? 3 Kode Andika Perkasa Jadi Panglima TNI

Baca juga: Sinyal Jabat Panglima TNI Menguat, Jenderal Andika Perkasa Hadir Melepas Presiden Jokowi ke Roma

Baca juga: Pesan Marsekal Hadi Tjahjanto Jelang Pergantian Panglima TNI: Bersiap Hadapi Perang Semesta

Dilansir dari Kompas.com, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto segera memasuki masa pensiun dari dunia kemiliteran pada November 2021, setelah berusia 58 pada 8 November 2021.

Namun, isu pergantian panglima TNI telah menjadi pusat pembicaraan sejak lama.

Sejauh ini, Presiden Joko Widodo tak kunjung mengirimkan nama calon pengganti Hadi ke DPR.

Hal ini semakin menguatkan spekulasi publik bahwa ada lebih dari satu sosok yang dipertimbangkan Jokowi untuk dipilih pada saatnya tiba.

Kode Yang Muncul ke Publik

Setidaknya, terdapat dua nama yang digadang-gadang akan menjadi penerus kepemimpinan Hadi.

Dua orang itu adalah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono.

Momen saat Andika Perkasa mengantarkan Jokowi ke Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (29/10/2021), tak luput dari perhatian publik.

Saat itu, Andika mengantarkan Jokowi untuk menghadiri agenda KTT G20 di Roma, Italia.

Momen kebersamaan ini pun dinterpretasikan oleh sejumlah kalangan sebagai sebuah sinyal bahwa Jokowi akan menjatuhkan pilihannya kepada Andika Perkasa.

Walaupun, pada kenyataannya Hadi memang berhalangan hadir dan menunjuk Andika untuk mengantarkan Jokowi.

Hal lain yang membuat nama Andika kian santer menjadi pengganti Hadi Tjahjanto adalah faktor kedekatannya dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Selain itu, juga faktor ayah mertuanya, yakni Hendropriyono yang merupakan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

Di sisi lain, Yudo Margono belakangan juga aktif dalam berbagai kegiatan bersama Hadi.

Baca juga: Jelang Pergantian Panglima TNI, Para Perwira Diminta Bersiap Hadapi Perang Semesta

Bahkan, Hadi Tjahjanto menunjuk Yudo Margono untuk membuka acara Gebyar Karya Pertiwi 2021 di Museum Satria Mandala, Pusat Sejarah TNI TNI, Jakarta Selatan, Senin (1/11/2021).

Dalam kesempatan tersebut, Yudo juga dipercaya untuk membacakan amanat Hadi Tjahjanto.

Namun demikian, momen kebersamaan Andika maupun Yudo yang kemudian ditafsirkan sebagai panglima TNI berikutnya dinilai berlebihan.

"Jadi tidak usah menganalisa terlalu jauh," ujar peneliti senior Marapi Consulting and Advisory, Beni Sukadis, Senin (1/11/2021).

Rekam Jejak Terbaru

Terlepas dari spekulasi tersebut, baik Andika dan Yudo mempunyai catatan tersendiri selama memimpin masing-masing matra.

Misalnya, ketika Andika Perkasa sukses menggelar Garuda Shield 2021 yang melibatkan prajurit TNI Angkatan Darat dan Angkatan Darat Amerika Serikat beberapa waktu lalu.
Latihan ini melibatkan ribuan prajurit dan alat utama sistem persenjataan (alutsista) kedua negara.

Keberhasilan Andika menggelar Garuda Shield 2021 dinilai menjadi catatan tersendiri di mata Jokowi dalam penunjukkan panglima TNI berikutnya.

"Bisa saja (jadi pertimbangan), Garuda Shield kan memang sudah direncanakan lama sejak 2019.

Kemudian berhasil dilakukan dengan baik oleh Pak Andika dan perencanaan itu dilakukan sebelum Covid-19," ujar Pengamat pertahanan dan analis LAB 45 Andi Widjajanto, Selasa (2/11/2021).

Sedangkan, Yudo Margono juga menunjukkan kesuksesannya dalam membantu pemerintah melakukan vaksinasi Covid-19 massal.

Baca juga: Bukan Panglima TNI, Isu Reshuffle, 2 Jenderal Era SBY Jadi Pesaing Andika Perkasa di Posisi Ka BIN

Bahkan, dalam upaya percepatan pelaksanaan vaksinasi Covid-19, Yudo sampai mengerahkan sejumlah kapal perang Republik Indonesia (KRI).

Wilayah pulau-terpencil terpencil pun telah dijelajahi dalam percepatan vaksinasi Covid-19.

Akan tetapi, Yudo dinilai memiliki catatan tersendiri dengan adanya peristiwa tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 yang menelan korban 53 prajurit.

Meski demikian, dalam mengimplementasikan manajamen insiden, Yudo Margono dianggap mampu mengatasi peristiwa tersebut secara cepat.

Banyak Unsur Politis?

Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai, proses pengisian jabatan Panglima TNI kali ini tampak adanya situasi yang kurang sehat.

Hal itu terjadi karena hadirnya beragam "kampanye" dan aksi dukung-mendukung yang cenderung berlebihan, termasuk dari kalangan politisi.

"Padahal kita tahu bahwa pengusulan Panglima TNI merupakan hak dan kewenangan Presiden.

Tidak ada yang boleh dan bisa mendikte Presiden," kata dia.

Menurut Fahmi, dampak adanya narasi "kampanye" keunggulan masing-masing kandidat justru membuat panglima TNI berikutnya sulit terbebas dari komitmen-komitmen politik sektoral.

Selain itu, hal itu juga akan menjadi ganjalan bagi TNI untuk secara fair berjarak dengan kekuatan politik yang sebelumnya getol mendukung panglimanya.

Ia pun mengingatkan mengenai salah satu agenda reformasi, yakni menjadikan TNI sebagai alat negara yang profesional dan mumpuni dalam menegakkan kedaulatan dan keamanan nasional.

Caranya adalah dengan membatasi peran dan pelibatannya di luar agenda politik negara.

Apalagi dalam urusan politik sektoral, bahkan elektoral.

Baca juga: Calon Kuat Pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto, Laksamana Yudo Siap Bertugas Sebagai Panglima TNI

Karena itu, yang menjadi keprihatinan saat ini adalah masih adanya pihak-pihak yang seakan bisa mendikte Presiden Joko Widodo dalam menentukan panglima berikutnya.

"(Dengan) mendorong dan membentuk persepsi publik bahwa hanya ada satu nama yang layak dan dipastikan akan diusulkan oleh Presiden," imbuh dia.

Di samping itu, Fahmi mengingatkan para kandidat penerus Hadi agar tak "genit" memperkuat peluang agar bisa dipilih Jokowi.

"Saya sering mengingatkan agar instrumen atau kekuatan politik dan para bakal calon ini tidak bergenit-genit memperkuat peluang untuk dipilih Presiden," ujar Fahmi. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved