Berita Paser Terkini
Pemkab Paser Kalimantan Timur Bakal Bangun 5 Menara Telekomunikasi, Atasi Blank Spot di 15 Desa
Sesuai arahan Bupati Paser dr Fahmi Fadli, Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (DKISP) Paser ditugaskan menyukseskan program Smart
Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER – Sesuai arahan Bupati Paser dr Fahmi Fadli, Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (DKISP) Paser ditugaskan menyukseskan program Smart City, serta mengatasi wilayah blank spot yang ada di beberapa desa di Kabupaten Paser.
Kepala DKISP Paser, Ina Rosana menyebutkan, Smart City bertujuan untuk mengedepankan teknologi dalam setiap aspek kehidupan masyarakat, serta mengikuti perkembangan zaman teknologi digital, karena hampir semua instansi menggunakan pelayanan secara oline.
"Program smart city ini perlu disebarluaskan ke masyarakat, sehingga nanti betul-betul dapat mewujudkan Paser sebagai kota cerdas," jelas Ina, saat ditemui di Pendopo Bupati Paser. Rabu (3/11/2021).
Dikemukakan, program smart city juga sejalan dengan visi dan misi Bupati Paser dalam menjalankan roda pemerintahan yang akuntabel dan bersih dari korupsi dengan keterbukaan informasi yang dimiliki.
Baca juga: Menara Telkomsel Paling Banyak Berdiri di Balikpapan
Baca juga: 15 Desa di Kabupaten Paser Masih Blank Spot, Pamkab Bangun 5 Menara Telekomunikasi Tahun Depan
Baca juga: 30 Menara Telekomunikasi di Bontang Tak Kantongi Izin, Dinas PUPR Surati Pemilik Tower
Sejauh ini, DKISP Paser juga telah melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) terkait penyusunan master plan dalam mewujudkan smart city di Kabupaten Paser.
Master plan dalam jangka pendek yaitu selama 1 tahun sementara untuk jangka panjangnya 5-10 tahun, agar tahu arah visi Pemkab Paser dalam penerapan smart city.
"November ini kami akan kembali lakukan Bimtek terkait penyusunan master plan, jika tahapannya sudah selesai. Maka akan dijadikan peraturan Bupati Paser tentang smart city, kemudian diselaraskan dengan RPJMD Kabupaten Paser," jelas Ina, sapaan akrab Kepala DKISP Paser.
Sementara berkaitan dengan blank spot, Kepala DKISP Paser mengungkapkan, terdapat 15 desa yang masih kesulitan dalam memperoleh jaringan telekomunikasi.
"Secara data, terdapat 6 desa di wilayah Kabupaten Paser yang masih mengalami blank spot, kemudian terdapat 9 desa yang masih menggunakan akses jaringan 2G-3G, juga di kategorikan sebagai daerah blank spot, dengan artian total keseluruhan wilayah blank spot yaitu sebanyak 15 desa,” jelas Ina.
Baca juga: Tahun Ini, 88 Menara Telekomunikasi Akan Dibangun di Perbatasan Kalimantan
Untuk mengatasi hal tersebut, DKISP Paser terlebih dulu melakukan peninjauan ke lokasi, dengan melihat kondisi menara pemancar jaringan yang ada, serta merumuskan langkah-langkah yang akan dilakukan ke depannya.
Rencananya, Pemkab Paser akan membangun 5 tower pemancar jaringan dalam menangani wilayah-wilayah yang masuk dalam kategori blank spot di Kabupaten Paser.
“Rencana pembangunan 5 tower tersebut, kami menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,7 miliar per towernya, jadi anggaran keseluruhan tinggal dikalikan dengan 5 tower yang akan dibangun” singkat Ina.
Dengan artian, anggaran yang disediakan Pemerintah Kabupaten Paser sebesar Rp 8,5 miliar.
Ia menambahkan, masalah blank spot di Paser harusnya menjadi tanggung jawab Operator Seluler (Opsel) yang berkewajiban melakukan pembangunan menara. Namun, pihak terkait lebih beriorentasi pada aspek bisnis.
Baca juga: Kondisi Geografis Sulitkan Pambangunan Menara Telekomunikasi di Bumi Perbatasan
"Harusnya menjadi kewajiban dari Opsel. Namun bisa dilihat, mereka ini sangat memperhitungkan dari segi bisnis, jika prospek bisnisnya tidak memenuhi standar yang ditentukan, mereka tidak mau melakukan pembangunan," singgung Kepala DKISP Paser.
Namun DKISP Paser optimistis untuk 2022, pembangunan 5 menara jaringan telekomunikasi dalam mengatasi blank spot akan tereaslisasi, dengan perhitungan, 1 menara dapat menjangkau 3 desa. (*)