Icip Bosque
Menikmati Jajanan Korea & Taiwan di New Chicklins Tarakan, Pedasnya Tteokbokki sampai ke Ubun-ubun!
Menikmati Jajanan Korea & Taiwan di New Chicklins Tarakan, Pedasnya Tteokbokki sampai ke Ubun-ubun!
Penulis: Tribun Kaltim |
Perpaduan rasa ayam crispy digabungkan dengan tepung khas Taiwan yang turut mendominasi karakter jajanan ini, akan sedikit mengingatkan kita pada tempura yang biasa dijajakan makanan Jepang ataupun Korea.
Lebih Mudah Ambil Sistem Franchise
Vani Afriani merupakan pemilik dan pembuat tteokbokki ala New Chicklins.
"Sekitar dua tahun lalu saya memulai usaha ini, saya bekerja di sebuah perusahaan, tapi tahun itu juga menjadi tahun terakhir saya, bekerja di sana," tutur Vani Afriani.
Ia menceritakan, dulu karena ada sistem franchise (waralaba) dengan stannya. Namun Vani mengaku ia memiliki stan sendiri. Pagi bekerja sedangkan malam membantu karyawannya untuk melayani pelanggan hingga tutup.
Vani mengaku dulu tak bisa masak namun ingin berbisnis kuliner. Lantaran hal itu ia memilih ambil franchise sehingga bisa tahu belajar membuat masakan tersebut.
“Kemudian saya kombinasikan lebih memiliki cita rasa berbeda," tuturnya.
Sebelumnya, New Chicklins Taiwanese Fried Chicken hanya tutup pada Rabu dan buka dari pukul 16.00 - 22.00 Wita itu, sempat berjualan di Food Court pihak perusahaan swasta di sekitar jalanan Kampung Bugis.
Vani Afriani sampaikan juga sampai saat ini, Chicklins (Ayam Gunting) dan Chick Wings (Sayap Ayam) adalah serupa jajanan asal Taiwan yang sudah disesuaikan dengan cita rasa lidah orang Indonesia secara khusus orang Tarakan.
Selain dari daging ayam fillet pilihan yang masih fresh dan higienis dalam bentuk plastik khusus disimpan dalam frezeer. Soal rasa tidak usah diragukan lagi dan harganya yang sangat terjangkau berkisar Rp 25.000.
"Ini paling masuk sama lidah-lidah masyarakat di sini, sedangkan untuk anak-anak yang suka masakan Taiwan Korea ini menunya Tteokbokki," kata Vani Afriani.
Bahan baku untuk utama tepung ayam khas Taiwan dan berupa varian sambal, Vani Afriani terus-terang memesan dari distributor Jakarta, yang telah memiliki Sertifikat Halal dan BPOM RI sedangkan ayam asal produk Kota Tarakan.
"Sebagai owner, ini tantangannya, karena tidak bisa memainkan harga di Tarakan untuk membeli bahan baku. Tiba-tiba naik maupun turun, dengan nantinya kualitas saya jual ke pelanggan, juga bisa berubah. Itu saya tidak mau dan terus akan jaga agar stabil," tegasnya.
Vani menceritakan awal mula membuka kedai makanan tersebut bertepatan awal pemberlakukan skala besar PPKM ketat di kota Tarakan 2020 lalu.
"Kita terus melakukan promosikan di media sosial, berusaha mencari suplier lebih terjangkau juga, agar dikenal produk ini sama banyak orang," tuturnya.
Sampai saat ini New Chicklins sudah mempunyai cabang kedua. (Penulis: Georgie Sentana Hasian Silalahi/Tribunkaltara.com)