Berita Tarakan Terkini

BMKG Imbau Warga Waspada Hujan Saat Banjir Rob di Tarakan, Malam Ini Prediksi Puncak Air Pasang

Selama beberapa hari terakhir, Kota Tarakan kembali mengalami kenaikan permukaan air laut seperti terjadi pada Sabtu (6/11/20210)

Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/ANDI PAUSIAH
Banjir Rob yang terjadi beberapa hari terakhir, malam ini diprediksi puncak pasang.TRIBUNKALTIM.CO/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTIM.CO,TARAKAN– Selama beberapa hari terakhir, Kota Tarakan kembali mengalami kenaikan permukaan air laut seperti terjadi pada Sabtu (6/11/20210).

Fenomena yang terjadi di beberapa wilayah pesisir Tarakan terjadi hanya pada saat pasang surut dan kejadian ini murni karena faktor alam.

Adapun juga ia melanjutkan, kejadian puncak pasang terjadi di waktu tertentu.

Ia melanjutkan, untuk pihak yang mengelurkan data pasang surut tidak menjadi tupoksi BMKG Tarakan.
“Bukan kami. Jadi pihak TNI ALyang berkompeten mengeluarkan data atau perkiraan pasang surut,” jelasnya.

Dalam hal ini, ia mengimbau kepada masyarakat berdasarkan data dirilis pihak TNI AL, dalam waktu tiga hari ini perkiraan air pasang air laut diprediksi mencapai pasang pucak sampai 3,4 meter dalam daftar perkiraan yang dirilis TNI AL.

Baca juga: Ditinggal Salat Subuh, Hp dan Laptop Senilai Rp 7 Juta Raib Digondol Maling di Tarakan

Baca juga: Menikmati Jajanan Korea & Taiwan di New Chicklins Tarakan, Pedasnya Tteokbokki sampai ke Ubun-ubun!

Baca juga: Penjual Akui Harga Minyak Goreng di Tarakan Naik Kisaran Rp 7.000, Prediksi Pekan Depan Belum Turun

“Dalam hal ini masyarakat waspada. Tanggal 5 dan 6 kemarin perkiraan cuacanya cerah berawan. Di tanggal 7 sebagian Tarakan diprediksi hujan,” jelasnya.

Sehingga ia berharap saat air hujan tidak berbarengan pada saat waktu munculnya puncak air pasang.

“Jika bersamaan, maka akan menyebabkan persoalan lain yakni banjir. Karena air tidak bisa mengalir ke tempat lebih rendah karena air lautnya sedang pasang,” jelasnya.

Kenaikan muka air laut memang murni fenomena alam dan selalu terjadi. Dan selalu ada muncul periode pasang puncak. “Kemudian diprediksi dalam beberapa hari ini pasangnya sedang puncak dan ini bukan sesuatu dipengaruhi musim hujan,” jelasnya.

Fenomena ini dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan salah satunya. Kemudian lanjutnya jika terjadi hujan berpotensi banjir. Fenomena pasang ini tidak terjadi sepanjang hari.

“Ada periode waktunya di rentang jam tujuh sampai jam delapan malam. Berdoa saja di jam itu tidak terjaid hujan,” jelasnya.

Setelah itu berangsur surut. Jika pun terjadi hujan waktunya tidak bersamaan dengan waktu muncul puncak pasang air permukaan laut.

“Penyebab lainnya yakni adanya siklus atau pergerakan air laut itu sendiri yang dinamis. Ada kalanya pasangnya biasa saja, ada kalanya tinggi. Malam tadi di beberapa tempat di Tarakan mengalami itu, biasa dikenal banjir Rob,” ujarnya.

Baca juga: Percepat Realisasi Vaksinasi di Tarakan, KPwBI Sasar 1.400 Dosis Satu Bagi Warga yang Belum Disuntik

Banjir Rob lanjutnya adalah banjir yang diakibatkan kenaikan permukaan air laut yang masuk ke darat.
Pada intinya hari ini diprediksi hujan apalagi saat malam hari lanjutnya.

“Mudah-mudahan prediksi hujannya tidak bersaaan dengan periode banjir pasang,” jelasnya.

Di daerah lainnya di Kaltara saat ini belum menerima informasi begitu juga di luar Kaltara pihaknya belum menerima informasi dari BMKG Pusat. “Jadi kami konsen di Kaltara sendiri,” jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved