Virus Corona

Penerima Booster Vaksin Covid-19 Ada yang Gratis & Berbayar, Kisaran Harga Pfizer, Moderna, Sinovac

Penerima booster vaksin Covid-19 bakal ada yang gratis dan berbayar. Simak kisaran harga vaksin Covid-19, Pfizer, Moderna, AstraZeneca, Sinovac dll

Editor: Amalia Husnul A
Tribunnews.com/Jeprima
Ilustrasi. Petugas medis saat menyuntikkan vaksin Covid-19 ketiga atau vaksin booster kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Senin (9/8/2021). Penerima booster vaksin Covid-19 bakal ada yang gratis dan berbayar. Simak kisaran harga vaksin Covid-19 dari Pfizer, Moderna, AstraZeneca, Sinovac dll 

Hanya, bila berkaca dari Program Vaksin Gotong Royong yang berjalan saat ini, harga vaksin Covid-19 mencapai Rp 439.570 per dosis, termasuk jasa penyuntikan.

Tapi, jika melihat data harga vaksin global saat ini, beberapa merek vaksin Covid-19, harga terendahnya bisa di bawah US$ 10 per dosis atau sekitar Rp 140.000-an, relatif lebih terjangkau ketimbang harga Vaksin Gotong Royong.

Meski begitu, Koordinator Bidang Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar mengingatkan, tidak semua masyarakat di luar PBI tergolong mampu. Sehingga, sanggup membayar vaksin booster Covid-19.

Baca juga: Vaksinasi Booster bagi Nakes di Balikpapan Capai 88,3 Persen, Target Rampung 12 November

Menurutnya, banyak masyarakat yang tak jadi peserta PBI Jaminan Kesehatan Nasional bakal kesulitan membayar vaksin booster untuk keluarga mereka bila harganya setara dengan Vaksin Gotong Royong saat ini.

"Prinsipnya, kami setuju ada vaksin booster berbayar agar tak membebani APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara), tapi harus jelas juga soal harga vaksin berbayar, harus terjangkau oleh semua lapisan masyarakat," ujar Timboel.

Apalagi, Timboel menyebutkan, situasi pandemi Covid-19 masih dinamis dan sulit diprediksi, termasuk soal vaksinasi.

Jadi, bukan tak mungkin vaksin booster bisa terus berulang bila pandemi berlangsung dalam waktu yang lama.

Pegang kendali impor

Ahli Kesehatan Lingkungan dan Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, pemerintah tentunya memiliki perhitungan sendiri dalam menentukan harga vaksin booster.

Dan jelas, harga vaksin booster tidak akan sama antarmerek vaksin.

Namun, Dicky berharap, untuk pelaksanaan vaksin booster, pemerintah tetap memegang peranan dan kendali dalam proses impor vaksin Covid-19.

"Importir harusnya jangan swasta tapi pemerintah karena tetap aspek layanan publik tidak hilang. Kalau pemerintah (yang impor), kan, pajaknya beda.

Jadi, harga yang diberikan harga layak atau tidak jauh beda dari produsen harganya," beber Dicky kepada KONTAN.

Selain itu, Dicky menegaskan, kemandirian Indonesia dalam bidang vaksin, terutama vaksin Covid-19 juga perlu terus pemerintah dorong.

Hal ini mengingat, ada kemungkinan vaksin booster masih akan diperlukan untuk tahun-tahun mendatang.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved