Berita Kukar Terkini
Kesbangpol Kukar Rutin Sosialisasi Bahaya Radikalisme dan Intoleran Bersama FKUB
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Rinda Desianti, mendampingi Wakil Bupati Kukar.
Penulis: Aris Joni | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Rinda Desianti, mendampingi Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin menghadiri Konferensi Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Manado, pada Jumat (19/11/2021).
Rinda menjelaskan bahwa dalam Konferensi Nasional teraebut ditekankan pemerintah daerah dapat ikut mendorong FKUB, terutama dalam dukungan anggaran.
Namun ia menerangkan, untuk di Kukar sendiri, pihaknya telah menduking seluruh kegiatan yang dilakukan oleh FKUB.
"Apalagi di Kukar kan FKUB nya sangat aktif," ujarnya kepada TribunKaltim.co pada Minggu (21/11/2021).
Baca juga: Tangkal Radikalisme, BNPT Perkuat Kerjasama dengan Penyintas hingga Tokoh Agama di Samarinda Kaltim
Baca juga: Gambarkan Persatuan dan Kesatuan, Bhinneka Tunggal Ika Tangkal Radikalisme
Baca juga: Badan Kesbangpol Kukar Ajak Warga Perkuat Persatuan, Rinda Minta Hindari Konflik Berbau SARA
Lanjut dia, kerukunan umat beragama di Kukar juga dalam situasi kondusif, hal tersebut menurut dia, tentu salah satunya ada peran dari FKUB Kukar dalam melakukan koordinasi antar umat beragama di Kukar.
"Pemerintah juga mendukung penuh FKUB melalui Kesbangpol, terutama berkaitan soal anggaran, fasilitasi kegiatan, bahkan kita libatkan juga dalam edukasi pencegahan covid-19," ungkapnya.
Sementara itu kata Rinda, FKUB Kukar dan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) bersama pemerintah daerah.
Juga intens melakukan sosialisasi terkait bahaya Radikalisme yang mengatasnamakan agama dan menggunakan sarana tempat ibadah.
Baca juga: Kepala Kesbangpol Kukar Sebut Keterwakilan Perempuan di Lembaga Pengambil Keputusan Masih Minim
"Kami rutin melakukan sosialisasi tentanh Radikalisme, intoleran dan memberikan edukasi pentingnya kerukunan antar umat beragama. Itu rutin sejak 2019 lalu," jelasnya.
Ia menambahkan, beberapa tahun ini isi radikalisme atau intoleran di Kukar tidak ada dan dapat dikendalikan.
"Harapannya gerakan radikalisme gak ada di Kukar," pungkasnya. (*)