Berita Nasional Terkini
Mungkinkah Yosef atau Yoris Tega? Pelaku Kasus Subang Diduga 'Menikmati' Amel Tersiksa Sebelum Wafat
Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang atau dikenal dengan kasus Subang hingga kini masih belum terungkap.
"Ya, ada pemanggilan lagi ini pertama di Polda. Kalau dihitung sama yang di Subang, ini sudah yang ke-16 kali BAP," ujar Rohman.
Rokok Jadi Pusat Perhatian Pada Kasus Subang
Ditemukannya barang bukti rokok di TKP Kasus Pembunuhan Subang menjadi perhatian banyak orang.
Dilansir Tribun-Bali.com dari Surya.co.id dalam perbincangannya bersama Denny Darko pada Selasa, 23 November 2021, khusus DNA yang ditemukan di puntung rokok di lokasi kejadian, diakui dr Hastry memang butuh satu bulan untuk mengungkapnya.
Hal itu karena penyidik juga ingin mencocokkan DNA itu dengan waktu kematian korban.
"Itu yang sulit karena harus kita ulang lagi, kita bandingkan dengan properti atau sisa-sisa rokok yang lain. Karena rumah itu banyak didatangi orang-orang dari yayasan. Oh, yang baru itu DNA siapa, sesuai gak dengan waktu kejadian, dengan waktu kematian? Jadi lamanya di situ," terangnya.
Meski lama, dr Hastry memastikan sudah menemukan petunjuk penting kasus ini.
"Sebenarnya kita sudah dapat dan selesai dari properti yang kita periksa di laboratorium forensik di Jakarta itu sudah ketemu semua," tegasnya dikutip Tribun-Bali.com dari Surya.co.id pada Kamis, 25 November 2021 dalam artikel berjudul Tersangka Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Terungkap dari Caranya Merokok, dr Hastry Beberkan Semua.
Baca juga: Kasus Subang Dialihkan ke Polda Jabar Reaksi Pengacara Yosef hingga Polisi Periksa Sudah 55 Saksi
Di kesempatan itu dr Hastry juga membocorkan bagaimana caranya di mengungkap calon tersangka dalam kasus ini dilihat dari cara merokoknya.
Dijelaskan dr Hastry, pada identifikasi puntung rokok bisa diketahui bagaimana profil orangnya. "Profil orang merokok berbeda. BIsa sampai satu putong rokok habis, bisa 3/4," katanya.
Selain itu juga bisa diketahui dari cara memegang rokoknya.
"Kita juga bisa profile dari saksi-saksi ini. Bagaimana dia memegang rokok, bagaimana dia menghabiskan rokok, itu bisa dihabiskan ternyata berbeda-beda. Nanti bila sewaktu-waktu diumumkan (tersangka), memang cara merokoknya seperti itu," urainya.
Diungkapkan Hastry, tanpa disadari, dari puluhan saksi yang merokok itu menjadi bahan identifikasinya.
"Itu kayak memprofile. Mungkin masyarakta gak mikir, itu kerja polisi. Jadi perlu berhati-hati. DNA berbicara, profile dia merokok, merknya apa, itu sudah ada rekamannya," tegasnya.