Berita Nasional Terkini
Persoalan Rokok, Kopassus Bentrok dengan Brimob di Papua, Jenderal Andika Perkasa Turun Tangan
Lagi, prajurit TNI dan anggota Polri terlibat perselisihan, hingga terjadi aksi saling pukul
TRIBUNKALTIM.CO - Lagi, prajurit TNI dan anggota Polri terlibat perselisihan, hingga terjadi aksi saling pukul.
Kali ini, perselisihan yang terjadi antara TNI dan Polri melibatkan pasukan elite, yakni Kopassus dengan Brimob.
Aksi saling pukul itu terjadi di Papua, di mana seharusnya kedua unsur satuan tersebut saling bahu membahu melakukan pengamanan dari ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua.
Padahal, pertikaian tersebut hanya disebabkan karena permasalahan sepele, yakni karena persoalan rokok.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memastikan akan memproses semua oknum anggota TNI yang terlibat dalam bentrokan di Papua.
Hal itu disampaikan Jenderal Andika Perkasa menanggapi peristiwa bentrokan antara prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Nanggala dengan personel Brimob Polri yang tergabung dalam Satgas Amole di Timika, Papua, Sabtu (27/11/2021).
Baca juga: Anak Buahnya Kembali Gugur Tertembak, Jenderal Andika Perkasa Janji Bakal Tumpas KKB Papua
Baca juga: Lengkap, Survei Terbaru Tokoh Menuju Pilpres 2024, Dominasi Prabowo-Ganjar, Andika Perkasa Muncul
Baca juga: Nasib Anies & Ganjar? Andika Perkasa Menguat saat Jadi Panglima TNI, Cek Survei Pilpres 2024 Terbaru
"Pusat Polisi Militer TNI bersama-sama dengan Pusat Militer TNI AD sedang lakukan proses hukum terhadap semua oknum anggota TNI yang terlibat dalam dugaan tindak pidana di Timika tersebut," ujar Andika melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (29/11/2021).
Selain itu, Andika memastikan bahwa TNI juga telah berkoordinasi dengan Polri untuk melakukan proses hukum terhadap oknum anggota Polri yang terlibat.
"TNI juga sudah lakukan koordinasi dengan Polri untuk lakukan proses hukum terhadap oknum anggota Polri yang terlibat dalam dugaan tindak pidana di Timika tersebut," kata Andika.
Diberitakan, prajurit Satgas Nanggala Kopassus terlibat keributan dengan personel Satgas Amole di Timika, Papua, Sabtu.
Keributan itu terjadi di lokasi Ridge Camp Pos RCTU Mile 72.
Tepatnya di depan Mess Hall, Timika.
Baca juga: Cara Jitu Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Tangani KKB Papua, Berantas Tanpa Perang
Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri memastikan kasus bentrokan ini hanya sekadar salah paham.
"Tidak ada bentrok itu, salah paham saja. Sudah diselesaikan, sudah berdamai. Nanggala juga kan itu di bawah Kapolda, karena di bawah Operasi Nemangkawi. Amule juga sama di bawah Kapolda, sudah diselesaikan langsung," kata Mathius dikutip dari Tribunnews.com, Senin (29/11/2021).
Peristiwa tersebut bermula dari personel Satgas Amole Kompi 3 yang berada di pos RCTU Ridge Camp Mile 72 berjualan rokok.
Kemudian, personel Satgas Nanggala sebanyak 20 orang hendak membeli rokok.
Namun, mereka tidak terima dengan mahalnya rokok membuat anggota Satgas Nanggala melakukan pengeroyokan terhadap anggota Satgas Amole.
Selanjutnya personel yang berada di lokasi Pos RCTU melakukan perlawanan dan menyisir lokasi kejadian guna menyelamatkan rekan-rekan yang terluka.
Baca juga: Temui Wapres Maruf Amin, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Diminta Pantau Kondisi Papua
Akibat dari kejadian itu, lima anggota polisi dari Satgas Amole terluka dan mendapatkan perawatan medis.
Kelima anggota yang menjadi korban yakni Bripka Risma, Bripka Ramazana, Briptu Edi, Bharaka Heru Bharatu Munawir, dan Bharatu Julianda.
Sementara itu, anggota Komisi III DPR Arsul Sani meminta Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan evaluasi menyeluruh atas peristiwa bentrok antara aparat TNI dan Polri yang kembali terjadi.
Hal ini disampaikan Arsul merespons peristiwa bentrok antara anggota Kopassus dan Brimob di Timika, Papua, Sabtu (27/11/2021).
"Kami di Komisi III meminta agar Panglima TNI dan Kapolri melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kasus-kasus konflik fisik antara personil TNI dan Polri yang terjadi tersebut," kata Arsul saat dihubungi, Senin (29/11/2021).
Arsul menuturkan, evaluasi tersebut paling tidak mesti mencakup pemetaan penyebab bentrokan-bentrokan yang telah terjadi.
Baca juga: Ibu Arteria Dahlan Dimaki Anak Jenderal, Respon Panglima TNI Andika Perkasa, Tindakan Polisi Militer
Misalnya, apakah bentrokan tersebut timbul semata-mata karena alasan personal antarkelompok di lapangan atau ada alasan lain seperti masalah kesejahteraan.
"Selanjutnya dari evaluasi tersebut masyarakat tentu ingin mendengar bagaimana langkah-langkah antisipasi ke depannya, serta ketegasan sanksi yang perlu disosialisasikan kepada seluruh personel TNI dan Polri," ujar Arsul.
Politikus PPP itu yakin, ada titik- titik permasalahan yang sama di antara kasus-kasus bentrok yang selama ini sudah terjadi.
"Nah titik-titik taut ini yang memerlukan pemecahan seksama untuk mencegah bentrokan di masa yang akan datang," kata dia.
Ia juga mendorong Andika dan Listyo untuk membangun sinergi TNI-Polri yang lebih baik dengan memperbaiki manajemen relasi personel antarkedua institusi setelah evaluasi menyeluruh telah dilakukan.
Diberitakan, pajurit Kopassus yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Nanggala terlibat keributan dengan personel Brimob Polri yang tergabung dalam Satgas Amole di Timika, Papua, Sabtu.
Baca juga: Mensos Surati Jenderal Andika Perkasa Soal Pelanggaran di Tubuh TNI, Risma: Tak Boleh Terima Bansos
Keributan itu terjadi di lokasi Ridge Camp Pos RCTU Mile 72, tepatnya di depan Mess Hall, Timika.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri memastikan, bentrokan ini hanya sekadar salah paham.
"Tidak ada bentrok itu, salah paham saja. Sudah diselesaikan, sudah berdamai. Nanggala juga kan itu di bawah kapolda, karena di bawah Operasi Nemangkawi. Amule juga sama di bawah kapolda, sudah diselesaikan langsung," kata Mathius dikutip dari Tribunnews.com, Senin. (*)