Berita Nunukan Terkini
Harga Minyak Goreng Kemasan di Nunukan Naik hingga Tembus Rp 92 Ribu, Warga Andalkan Produk Malaysia
Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Nunukan menyebut harga minyak goreng kemasan di pasaran naik hingga Rp 92 ribu.
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Nunukan menyebut harga minyak goreng kemasan di pasaran naik hingga Rp 92 ribu.
Hal itu disampaikan Kabid Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perdagangan Kabupaten Nunukan, Syamsul Daris.
Syamsul Daris mengatakan, harga minyak goreng kemasan naik sejak akhir Oktober lalu.
Kenaikan harga minyak goreng di pasaran, akibat harga biji kelapa sawit yang naik hampir 100 persen, ditambah permintaan biji kelapa sawit sebagai bahan baku biodiesel terbilang tinggi.
Minyak goreng kemasan jenis Bimoli naik dari Rp 82 ribu menjadi Rp 92 ribu per 5 liter. Sementara itu, kemasan ukuran 2 liter naik dari Rp 33 ribu menjadi Rp 42 ribu.
Baca juga: Minyak Goreng Curah Dilarang Beredar Mulai Januari 2022 Menuai Polemik, Ahmad Muzani Bereaksi
Baca juga: Harga Minyak Goreng di Bontang Naik Rp 40 Ribu, DKP3 Bantu Warga
Sedangkan minyak goreng cap Ikan Bandeng naik harganya dari Rp 13 ribu menjadi Rp 18 ribu per liter.
Lalu, minyak goreng Malaysia merk Kuwali sebesar Rp 15 ribu per Kg.
"Yang paling terasa naiknya sekarang yaitu minyak goreng Bimoli. Mungkin karena kualitasnya lebih bagus. Sedangkan minyak lainnya, naik Rp 2 ribu sampai Rp 3 ribu," kata Syamsul Daris kepada TribunKaltara.com, Selasa (30/11/2021).
Kendati begitu, Syamsul Daris mengaku hingga kini belum mendapat keluhan dari warga soal kenaikan minyak goreng.
Ia menduga, hal itu lantaran banyaknya minyak goreng Malaysia yang beredar di pasaran Nunukan dengan harga jauh lebih murah.
"Sekarang belum ada keluhan, tapi kalau naiknya dalam waktu yang lama pasti mengeluh. Apalagi minyak Malaysia banyak beredar di pasaran termasuk gula pasir Malaysia. Jadi dampak kenaikan harga di Indonesia tidak terlalu dihiraukan," ucapnya.
Baca juga: Cara Mengurai Benang Kusut Harga Minyak Goreng yang Mahal
Nunukan Tak Punya Minyak Curah
Sementara itu, Syamsul tak banyak berkomentar saat ditanyai persoalan peredaran minyak curah yang dilarang mulai 1 Januari 2022.
Menurutnya, hal itu tidak berpengaruh apapun di Nunukan, sebab belum pernah minyak curah beredar di pasaran Nunukan.
"Belum pernah saya lihat minyak curah di Nunukan. Bahkan wilayah III tidak ada. Biasanya minyak curah hanya di kota-kota besar saja," ujarnya.
Sementara itu, kata Syamsul Daris, soal kenaikan harga minyak goreng jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) adalah hal yang lumrah terjadi, namun saat ini belum ada kenaikan yang signifikan.
"Jelang Nataru biasa permintaan pasar naik, maka harganya bisa naik. Dan itu naiknya secara nasional bukan regional. Tapi sejauh ini belum signifikan naiknya," uncapnya. (*)