Natal dan Tahun Baru

Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Cabai di Kutim Melonjak hingga Tembus Rp 120 Ribu/Kg

Harga bahan pokok di berbagai kecamatan kerap kali mengalami lonjakan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

Penulis: Syifaul Mirfaqo |
TRIBUNKALTIM.CO/SYIFA'UL MIRFAQO
Aktivitas jual beli di Pasar Induk Sangattta Utara, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur. Harga komoditas cabai mulai meningkat di pasaran jelang Natal dan Tahun Baru. TRIBUNKALTIM.CO/SYIFA'UL MIRFAQO 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Harga bahan pokok di berbagai kecamatan kerap kali mengalami lonjakan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

Komoditas cabai di Kabupaten Kutai Timur terpantau mulai mengalami kenaikan harga di pekan ketiga bulan Desember 2021.

Berdasarkan daftar harga pokok yang dihimpun UPT Pasar Induk Sangatta Utara Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kutai Timur, nilai komoditas cabai terus merangkak naik per 17 Desember 2021.

Di pekan sebelumnya, harga cabai lokal berkisar Rp 85 ribu/kg dan meningkat di pekan ini menjadi Rp 120 ribu/kg.

"Cabai naik Rp 35 ribu/kg di pekan ini, kemarin sudah naik Rp 20 ribu/kg," ujar Sulasih (43 tahun), salah satu pedagang sembako di Pasar Induk Sangatta Utara.

Baca juga: Cuaca Buruk Picu Kenaikan Harga Cabai di Kabupaten PPU hingga Tembus Rp 90 Ribu/Kg

Baca juga: Harga Cabai Rawit di Tana Tidung Bervariasi, Ada Pedagang Jual Rp 200 Ribu/Kg

Sama halnya dengan cabai lokal, cabai merah juga mengalami kenaikan harga dari sebelumnya Rp 45 ribu/kg menjadi Rp 60 ribu/kg.

Begitupun cabai keriting yang semula Rp 45 ribu/kg naik menjadi Rp 60 ribu/kg.

Sulasih memprediksi, harga cabai akan terus naik hingga mendekati Natal dan Tahun Baru 2022 mendatang.

"Ini (harga cabai) biasanya naik terus sampai Natal hingga Tahun Baru," ucapnya pada TribunKaltim.co.

Marsiati (54 tahun), salah satu pedagang sayur-mayur di Pasar Induk Sangatta mengaku kenaikan harga terjadi dari pemasok atau petani cabai.

Diduga kebutuhan masyarakat terhadap cabai lokal yang meningkat jelang Natal dan Tahun Baru menyebabkan tingginya permintaan daripada jumlah ketersediaan.

Baca juga: Harga Cabai di Samarinda Melonjak 100 Persen, Disperindag Beber Penyebabnya

"Banyak yang pesan (cabai lokal), jadi naik memang harganya dari tengkulak," ucap Marsiati.

Terlebih saat ini sedang terjadi musim penghujan dan bencana banjir di sejumlah kecamatan yang berdampak pada kualitas cabai.

Oleh karenanya, dari segi kualitas dan kuantitas komoditi cabai mulai menurun dan berdampak pada naiknya harga. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved