Berita Penajam Terkini

Jelang Nataru Harga Cabai di PPU Melambung, Warga Inginkan Pemerintah Gelar Pasar Murah

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop) Penajam Paser Utara (PPU) Kuncoro mengungkapkan penyebab h

TRIBUNKALTIM.CO/DIAN MULIA SARI
Kepala Disperindagkop PPU, Kuncoro. TRIBUNKALTIM.CO/DIAN MULIA SARI 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop) Penajam Paser Utara (PPU) Kuncoro mengungkapkan penyebab harga cabai yang melonjak tinggi jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022.

Diungkapkan Kuncoro, harga cabai rawit mahal dikarenakan para petani lokal mengalami gagal panen yang disebabkan oleh adanya musibah banjir belakangan ini.

Selain itu, curah hujan yang cukup tinggi juga menjadi faktor utama gagal panen.

"Menurut informasi dari Dinas Pertanian PPU, harga cabai naik karena petani lokal gagal panen yang disebabkan oleh kondisi cuaca," kata Kuncoro, Rabu (22/12/2021).

Dikatakan Kuncoro, pihaknya tidak bisa memprediksi kapan harga cabai kembali normal seperti sediakala.

Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Cabai Naik Drastis di Bontang hingga Tembus Rp 110/Kg

Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Cabai di Kutim Melonjak hingga Tembus Rp 120 Ribu/Kg

"Yang jelas perkiraan kami bulan Januari lah harga kembali ke semula sekitar Rp 60-80 ribu," ujarnya.

Salah satu agen cabai rawit di Pasar Induk Pentung, Aisyah (45) mengaku saat ini menjual cabai seharga Rp 100 ribu per kilogram untuk eceran, namun untuk harga distributor seharga Rp 90 ribu per kilogram.

"Kalau harga partainya Rpa 90 per kilo. Kalau ngecer Rp 100 ribu. Memang waktunya mahal musim hujan. Tahun kemarin malah mencapai Rp 120 ribu," kata Aisyah.

Sementara itu, Fery (34), seorang pedagang mie ayam mengaku mengeluhkan kenaikan harga cabai jelang Nataru 2022 ini.

Dalam menyiasati kondisi ini, dirinya mengaku mengurangi takaran jumlah cabai rawit untuk sambal yang ia jual.

"Untuk menyikapinya, saya kalau buat sambal dikurangi sedikit takarannya. Biasanya buat setengah kilo jadi seperempat. Dikurangi pedesnya lah bahasanya," kata Fery.

Baca juga: Cuaca Buruk Picu Kenaikan Harga Cabai di Kabupaten PPU hingga Tembus Rp 90 Ribu/Kg

Fery berharap pemerintah daerah PPU dapat membantu meringankan beban masyarakat dengan kenaikan harga cabai ini.

"Saran saya kalau bisa pemerintah membantu ya bantu. Kalau nggak bisa, ya nggak papa dibantu seperti mengadakan pasar murah," ujarnya.

Berbeda halnya dengan Edy (40), konsumen cabai warga Kecamatan Sepaku, mengaku pernah membeli cabai rawit dengan harga Rp 15.000 per 100 gram. Harga ini merupakan harga eceran.

"Saat ini harga cabai di Sepaku mencapai Rp 15.000 ribu per ons yang cabai rawit merah. Kalau cabai rawit campur bisa Rp 12.000 per ons," ucap Edy. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved