Piala AFF

PR Shin Tae-yong Leg ke-2 Semifinal Piala AFF 2020, Masalah Timnas Indonesia hingga Dilema Penyerang

Pekerjaan rumah Shin Tae-yong Leg ke 2 Semifinal Piala AFF 2020, masalah timnas Indonesia yang terekspos hingga dilema penyerang yang haus akan gol.

Editor: Ikbal Nurkarim
BOLASPORT.COM/MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH
Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong (tengah), sedang memberikan arahan kepada para pemainnya di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, 10 November 2021. Pekerjaan rumah (PR) Shin Tae-yong Leg ke 2 Semifinal Piala AFF 2020, masalah timnas Indonesia yang terekspos hingga dilema penyerang yang haus akan gol. 

"Dalam hal fisik, kami memang masih kurang untuk berhadapan satu-lawan-satu."

"Tetapi, kami akan berusaha meningkatkannya lagi," imbuh Shin Tae-yong.

Timnas Indonesia akan menghadapi Singapura lagi pada laga leg kedua semifinal Piala AFF 2020, Sabtu (25/12/2021).

Baca juga: Shin Tae-yong Tegas pada Ezra Walian, Masalah Timnas Indonesia di Piala AFF 2020, Belum Ada Solusi

Menarik untuk melihat siapa striker yang akan dipasang Shin Tae-yong karena masalah ini belum juga selesai.

Dilansir dari Tribunnews.com dengan judul artikel Piala AFF 2020:Dilema Penyerang Timnas Indonesia, Skema Shin Tae-yong Sulitkan Ezra hingga K.H. Yudo, melihat deretan penyerang yang dipanggil, Shin Tae-yong punya sejumlah opsi untuk memainkan sepakbola pragmatis yang dibentuknya.

Dari Kushedya Hari Yudo, Ezra Walian, Dedik Setiawan hingga Hanis Sagara, semuanya adalah penyerang yang memiliki profil dan cara bermain yang berbeda dan sangat menguntungkan Shin Tae-yong.

Sejauh ini, Ezra Walian adalah penyerang yang paling sering dipilih mengisi ujung tombak berdampingan dengan Witan Sulaiman dan Irfan Jaya.

Setelahnya ada Kushedya Hari Yudo dan Dedik Setiawan yang secara bergantian menjadi deputi, nama terakhir Hanis Sagara juga menjadi opsi lain.

Ini yang menjadi menarik, dari keempat penyerang yang dipanggil, tidak ada satupun yang bermain sebagai nomor 9 murni secara konsisten di klub.

Ezra Walian, seperti diketahui, harus berkorban dengan bermain sebagai penyerang sayap di Persib Bandung, untuk mengakomodasi Wander Luiz dan juga Castillion.

Sedangkan Kushedya Hari Yudo, juga harus bergantian dengan Dedik Setiawan, Muhammad Rafli hingga Carlos Fortes di Arema FC sebagai penyerang utama.

Skema Eduardo Almeida yang secara rutin bermain dengan rotasi di lini depan, memang nampak membuat penyerang Arema FC tidak memiliki posisi paten.

Sedangkan nama terakhir, Hanis Sagara pun demikian, di Persikabo 1973, ia harus bertukar posisi dengan Dimas Drajad sebagai nomor 9.

Ini yang membuat penyerang Indonesia bak kesulitan dalam momen-momen penting di mana peluang bisa dikonversi menjadi gol.

Selain itu, skema Shin Tae-yong juga memaksa penyerang utama sedikit dikebiri perannya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved