Berita Nasional Terkini

Terpilih Jadi Ketua Umum PBNU, Berikut Profil Gus Yahya, Kegemarannya Mirip yang Dilakukan Gus Dur

Nahdatul Ulama (NU) akhirnya memiliki pimpinan baru, Gus Yahya resmi menjadi Ketua Umum PBNU periode 2021-2026

Tribunnews/Irwan Rismawan
KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Jakarta, Sabtu (4/12/2021). 

Selain itu, ia banyak sekali mengkader ulama-ulama dan aktivis di Nahdatul Ulama.

Kegemarannya untuk silaturrahim ini tak pelak membuat banyak orang teringat sosok Gus Dur yang juga gemar safari dan berjumpa banyak orang untuk bicara perdamaian.

Gus Yahya pun di publik internasional terkenal sebagai representasi Islam yang moderat.

Kegemarannya itu pula yang membuatnya menuai kontroversi karena memenuhi undangan untuk pergi ke Israel yang dilayangkan American Jewish Committee (AJC) Global Forum pada 2018 lalu.

Bagi sebagian kalangan, langkah itu dianggap tidak selaras dengan komitmen terhadap kemerdekaan Palestina.

Meski demikian, Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini beranggapan bahwa langkah itu selaras dengan yang pernah dilakukan Gus Dur, untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina lewat diplomasi segala cara.

Gus Dur sendiri pernah diundang oleh Forum Global AJC pada 2002 di Washington DC, Amerika Serikat.

Kekagumannya kepada Gus Dur pun menjadi jargonya maju sebagai calon Ketua UMUM PBNU: Menghidupkan Gur Dur. Itu kemudian dibukukan, Menghidupkan Gus Dur: Catatan Gus Yahya Kenangan Yahya Staquf oleh penulis kenamaan, AS Laksana.

Sebenarnya, Gus Yahya bisa dibilang bukan politikus kemarin sore.

Pada 31 Mei 2018, Presiden Joko Widodo melantik Yahya sebagai salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Jauh sebelumnya, Gus Yahya pernah menjadi juru bicara Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, presiden keempat RI.

Gus Yahya kerap menggaungkan soal khittah NU.

Saat ditanya jurnalis KOMPS.TV, Dedik Priyatno, soal bagaimana ia bisa tetap menjalankan konsep tersebut di tengah tarik-menarik politik yang kerap menyeret NU, Gus Yahya coba kembali ke tahun 1979 di Forum Muktamar ke-26 (Muktamar berlangsung di Semarang-red). Kata dia, di Muktamar itu adalah keputusan kembali ke khittah NU.

"Diartikan sebagai, prosesi withdrawl atau penarikan diri NU dari politik praktis. Perlu digaris bawahi, politik praktis. Bukan politik, titik," kata Gus Yahya.

Politik yang dimaksud Gus Yahya adalah politik praktis.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved