Virus Corona

TERUNGKAP Omicron Beda dengan Covid-19 Sebelumnya, Masyarakat Diminta Harus Waspada, Ini Gejalanya

Profesor kedokteran di Oxford University, John Bell menyatakan, Omicron tidak seperti varian Delta yang sangat mematikan.

Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Rafan Arif Dwinanto
(KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)
Omicron. Profesor kedokteran di Oxford University, John Bell menyatakan, Omicron tidak seperti varian Delta yang sangat mematikan. 

Salah satunya profesor mikrobiologi seluler di University of Reading, Simon Clarke yang menyoroti keputusan pemerintah Inggris, karena tidak memberlakukan pembatasan Covid-19 tahun ini, kendati saat ini disebutkan bahwa varian Omicron tidak sama dengan pandemi awal.

“Masyarakat perlu menyadari, bahwa jika kita berakhir dengan masalah rawat inap dan banyaknya kasus yang signifikan, itu akan lebih buruk jika pihak berwenang tidak bertindak lebih awal,” katanya.

Sistem pelayanan kesehatan akan mengamati terlebih dahulu Dijelaskan oleh kepala eksekutif National Health Service Inggris (NHS), Chris Hopson, saat ini para ahli kesehatan belum dapat melihat secara jelas apa yang akan terjadi jika infeksi akibat varian Omicron meningkat di kalangan orang tua.

“Kami semua masih menunggu untuk melihat, apakah kami akan ada peningkatan yang signifikan dalam jumlah pasien yang datang ke rumah sakit dengan penyakit serius terkait Omicron,” papar Hopson.

Baca juga: Dinkes Berau Prediksi Tak Ada Lonjakan Kasus Covid-19 Pasca Natal, tapi Siap Antisipasi Omicron

Berkurangnya staf NHS karena harus mengisolasi diri akibat varian Omicron, menyebabkan kekhawatiran bagi layanan kesehatan.

“Sekarang kami mengamati peningkatan yang signifikan pada tingkat ketidakhadiran staf.

Beberapa kepala eksekutif kami mengatakan bahwa mereka berpikir itu akan menjadi masalah yang lebih besar, jauh lebih besar daripada jumlah orang yang datang karena Covid," jelas Hopson.

Diakui Sekretaris Lingkungan Inggris, George Eustice, tingkat infeksi varian Omicron melonjak tajam, tetapi belum ada bukti rawat inap juga meningkat seperti gelombang Covid-19 sebelumnya.

Namun, Eustice menegaskan jika nantinya terlihat kenaikan kasus di rumah sakit akibat varian Omicron maka akan dilakukan langkah lebih lanjut.

Gejala Ringan seperti Penyakit Biasa 

Menurut penelitian Zoe Study, pekan ini mereka menganalisis gejala yang terkait dengan kasus Covid di London yang dicatat selama dua minggu secara terpisah pada bulan Oktober dan Desember, yaitu sebelum dan setelah omicron menyebar di London.

Analisis awal ini menemukan kesamaan antara delta dan varian omicron.

Hasil analisis menunjukkan varian Omicron belum bermutasi kembali menjadi gejala yang lebih mirip flu dari jenis Covid sebelumnya.

Tim peneliti mengatakan ada lima gejala teratas yang dilaporkan di aplikasi Zoe dalam dua minggu yang berbeda.

1. Pilek

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved