Berita Nasional Terkini
Lengkap, BPOM Rilis Daftar 5 Vaksin Booster, Tak Ada Sinovac, Mana yang Ampuh? Ada Efek Sampingnya
Lengkap, BPOM rilis daftar 5 Vaksin Booster, tak ada Sinovac, mana yang ampuh? Ada efek sampingnya
Vaksin Coronavac diberikan sebagai Vaksin Booster yang bersifat homologus atau sejenis dengan vaksin primer atau dosis pertama dan kedua.
Penggunaan vaksin ini diberikan sebanyak satu dosis untuk usia 18 tahun ke atas.
"Imunogesitas menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21 sampai 35 kali setelah 28 hari pemberian Vaksin Booster ini pada dewasa," ujarnya.
Baca juga: Binda Kaltim Salurkan 300 Vaksin, Sasar 2 Kelurahan di Bontang
2. Pfizer
Penny mengatakan, hasil uji klinik dari vaksin Pfizer menunjukkan bahwa penyuntikan vaksin tersebut menimbulkan efek samping bersifat lokal seperti nyeri di tempat suntikan, nyeri otot, demam, dan nyeri sendi.
"Imunogesitas menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan sebesar 3,3 kali," ucapnya.
Adapun sebagai Vaksin Booster, vaksin Pfizer bersifat homologus atau pemberiannya untuk vaksin sejenis pada dosis pertama dan kedua.
"Diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer untuk usia 18 tahun ke atas," kata Penny.
3. AstraZeneca
Hasil uji klinik dari vaksin AstraZeneca menunjukkan, efek samping dari penyuntikan vaksin tersebut bersifat ringan (55 persen) dan sedang (37 persen).
Sama seperti Pfizer, vaksin AstraZeneca bersifat homologus atau pemberiannya untuk vaksin sejenis pada dosis pertama dan kedua.
"Imunogesitas nya menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi dari 1.792 menjadi 3700," kata Penny.
4. Moderna
Vaksin Moderna bisa diberikan sebagai Vaksin Booster yang sifatnya homologus atau sejenis dan heterologus atau jenis vaksin yang berbeda dari vaksin dosis satu dan dosis kedua.
Penny mengatakan, respons titer antibodi netralisasi dari vaksin Moderna sebesar 13 kalinya, setelah dosis booster dan pada usia dewasa 18 tahun ke atas.