Berita Nasional Terkini

Sinyal Andika Perkasa soal Pangkostrad Baru, Bagaimana Peluang Maruli Simanjuntak, Menantu Luhut?

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkap sinyal soal Pangkostrad baru. Lalu bagaimana peluang Mayjen Maruli Simanjuntak, menantu Luhut?

Editor: Amalia Husnul A
Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim
Komandan Paspampres Mayjen Maruli Simanjuntak usai meninjau gelar pasukan Satas Pengamanan Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkap sinyal soal Pangkostrad baru. Lalu bagaimana peluang Mayjen Maruli Simanjuntak, menantu Luhut? 

TRIBUNKALTIM.CO - Hingga saat ini, bursa calon Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat ( Pangkostrad ) masih terus ramai jadi perhatian.

Jabatan Pangkostrad ini kosong sejak Jenderal TNI Dudung Abdurachman dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD ).

Dalam bursa calon Pangkostrad ini mengemuka nama Mayjen Maruli Simanjuntak dan santer disebut.

Nama Mayjen Maruli Simanjuntak menjadi sorotan karena ia menantu Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tersebut?

Bagaimana peluang Mayjen Maruli Simanjuntak dalam bursa calon Pangkostrad ini?

Nama Mayjen Maruli Simanjuntak semakin santer dibicarakan setelah Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memastikan kursi Pangkostrad akan diisi oleh perwira tinggi TNI AD berpangkat mayor jenderal ( Mayjen ).

Baca juga: Peluang Maruli Bisa Seketika Sirna, Teka-teki Calon Pangkostrad Terjawab, Panglima TNI Beri Bocoran

Jabatan Pangkostrad sebenarnya posisi bagi perwira tinggi berpangkat Letnan Lenderal (Letjen).

"Semua bintang dua yang eligible (layak), itu yang untuk AD," kata Andika Perkasa seusai rapat koordinasi tingkat menteri di Gedung Kemenko PMK, Jakarta, Senin (17/1/2022), seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com

Menurut Andika Perkasa, perwira berpangkat mayjen memiliki peluang untuk bisa mengisinya karena akan mendapat promosi kenaikan pangkat sebagai Letjen usai dilantik sebagai Pangkostrad.

Terkait bagaimana peluang Mayjen Maruli Simanjuntak, Pengamat Militer, Beni Sukadis angkat bicara. 

"Kalau bicara calon Panglima Kostrad tentu harus dilihat dari pengalaman, kapabilitas, dan akseptabilitas," kata pengamat militer, Beni Sukadis, seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com

Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman penugasan Komanda Utama (Kotama), baik di wilayah atau teritorial, maupun di pusat.

Sementara itu, menurut Beni, unsur kapabilitas dapat dilihat dari aspek kepemimpinan, wawasan, dan manajemen organisasi.

"Kemudian akseptabilitas, artinya bisa diterima oleh pimpinan dan anak buah.

Baca juga: Jokowi Penentu, Andika Perkasa Siapkan Daftar Calon Pangkostrad, Menantu Luhut Pandjaitan Menguat

Nah, faktor akseptabilitas dalam arti diterima (disukai) menjadi faktor keberuntungan bagi kandidat Pangkostrad, terutama bisa diterima oleh pimpinan politik dan militer," urai peneliti senior Marapi Consulting and Advisory tersebut.

Apakah Mayjen Maruli memiliki faktor keberuntungan itu?

Beni mengatakan, Maruli yang kini menjabat sebagai Pangdam IX/Udayana itu memiliki peluang terpilih sebagai Pangkostrad menggantikan Jenderal Dudung Abdurachman yang diangkat sebagai KSAD.

Hanya saja, kans Maruli akan datang jika faktor politik yang menjadi pertimbangannya.

"Dari sisi keorganisasian memang seharusnya mengikuti meritokrasi, yaitu siapa yang memiliki prestasi dan kemampuan, (mereka yang seharusnya) memiliki kans menjadi Pangkostrad," ucap Beni.

Saingan Mayjen Maruli Simanjuntak

Menurut Beni Sukadis, perwira tinggi yang cocok untuk dipilih sebagai Pangkostrad seharusnya datang dari angkatan (lulusan Akmil) tahun 1989-1991.

Hal tersebut lantaran Jenderal Dudung, Pangkostrad sebelumnya, merupakan angkatan tahun 1988.

Baca juga: Teka-teki Calon Pangkostrad Akhirnya Terjawab, Panglima TNI Beri Bocoran, Kans Maruli Belum Aman

"Dilihat dari angkatan seharusnya yang eligible dan ideal memang angkatan '89-'91.

Dilihat dari prestasi dan ideal maka Maruli tidak masuk karena dia angkatan '92 yang termasuk junior dalam angkatan lulusan," sebut Beni.

Sejumlah senior Maruli dinilai lebih cocok untuk mengisi kekosongan posisi Pangkostrad.

Beni menyebut tiga nama di antaranya, yaitu Mayjen Agus Subiyanto (Pangdam III/Siliwangi), Mayjen I Nyoman Cantiasa (Pangdam XVIII/Kasuari), dan Mayjen Teguh Pujo Rumekso (Pangdam Mulawarman).

Agus Subiyanto dan Teguh Pujo Rumekso merupakan angkatan '91, sedangkan I Nyoman Cantiasa lebih senior, yakni angkatan '90.

Dengan pertimbangan aspek meritokrasi seperti yang disebutkan sebelumnya, kata Beni, tiga nama tersebut lebih punya peluang dibandingkan Maruli untuk menjadi Pangkostrad.

"Namun, seperti kita ketahui, dengan kosong jabatan Pangkostrad selama dua bulan tentu menimbulkan spekulasi publik, ada tarik ulur dalam penunjukannya," ungkap dia.

Jika spekulasi itu benar terjadi, kans Maruli mengemban amanat sebagai Pangkostrad pun dinilai cukup besar.

Faktor politik sebagai menantu Luhut dianggap akan menjadi modal besar bagi Maruli "mengalahkan" para seniornya untuk mendapatkan tongkat komando pucuk pimpinan Kostrad.

"Jika faktor pilihan politik subyektif menjadi pertimbangan kebutuhan tertentu dari pimpinan politik, maka Maruli bisa saja terpilih," jelas Beni.

Pentingnya pertimbangan Wanjakti Proses penunjukkn Pangkostrad disebut segera digelar oleh Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) TNI.

Wanjakti inilah yang akan memberi usul nama calon perwira tinggi untuk mengisi posisi jabatan di lingkungan TNI kepada pimpinan.

"Nama-nama personel TNI AD eligible lain seharusnya menjadi usulan dalam Wanjakti, bukan kata orang di luar TNI.

Jadi seharusnya Wanjakti sudah selesai mengusulkan nama-nama kandidat Pangkostrad sejak tahun lalu," terang Beni.

Panglima TNI pastikan calon Pangkostrad dari bintang dua Walaupun ada belasan perwira tinggi berpangkat letjen.

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memberi kesan Pangkostrad pengganti Dudung akan dipilih dari mereka yang berpangkat jenderal bintang dua alias mayjen.

"Semua bintang dua yang eligible (layak), itu yang untuk AD (Pangkostrad)," kata Andika seusai rapat koordinasi tingkat menteri di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta, Senin (17/1/2022).

Pemilihan Pangkostrad pun sudah menjadi perhatian kalangan politik.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI-P bahkan mengungkap soal proses komunikasi yang berjalan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jenderal Andika Perkasa, dan Jenderal Dudung Abdurachman selaku KSAD.

"Proses yang telah dilakukan antara Presiden Joko Widodo dan Panglima TNI dengan Kepala Staf Angkatan Darat sudah mengerucut terkait siapa yang akan diputuskan untuk mengisi jabatan strategis tersebut," kata Hasto ditemui di Sekolah Partai PDI-P, Senin.

Hasto menuturkan, PDI-P menilai posisi Pangkostrad merupakan jabatan yang sangat strategis.

Untuk itu, Hasto menilai bahwa dalam menentukan sosok Pangkostrad harus pula membicarakan soal politik pertahanan.

"Politik pertahanan itu dibagun untuk memastikan survive bangsa ini," ucapnya.

Baca juga: BUKAN Yudo, Ini Kuda Hitam Calon Panglima TNI Pesaing Andika, Mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad

(*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved