Fenomena

Akhir Januari 2022, Matahari Terbenam Lebih Lambat di Indonesia, Ini Daftarnya, Apa Dampaknya?

Akhir Januari 2022 ini, Matahari terbenam lebih lambat di Indonesia. Simak daftar waktu terbenam Matahari di Indonesia. Apakah dampaknya,

Editor: Amalia Husnul A
Freepik designed by frimufilms
Ilustrasi matahari terbenam. Akhir Januari 2022 ini, Matahari terbenam lebih lambat di tiga pulau di Indonesia. Simak daftar waktu terbenam Matahari di Indonesia. Apakah dampaknya? 

TRIBUNKALTIM.CO - Akhir Januari 2022 ini, Matahari akan terbenam lebih lambat dari biasanya di Indonesia, di mana saja?

Waktu Matahari terbenam lebih lambat dari biasanya ini akan terjadi di tiga pulau di Indonesia, yakni Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara termasuk sebagian Papua. 

Mengapa Matahari terbenam lebih lambat di tiga pulau di Indonesia?

Simak juga perkiraan waktu terbenam Matahari yang lebih lambat pada akhir Januari 2022 di artikel ini.  

Apakah akan ada dampak dari Matahari terbenam lebih lambat?

Baca juga: Warna Aslinya Ternyata Bukan Kuning, Inilah Fakta Menarik Matahari yang Perlu Diketahui

Simak penjelasan lengkap dari Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional ( LAPAN ), BRIN, Andi Pangerang dalam edukasi sains lapan terkait dengan fenomena alam Matahari terbenam lebih lambat dari biasanya di akhir Januari 2022.

Dari penjelasan Andi Pangerang, seperti dikutip TribunKaltim.co dan kompas.com,  saat Matahari terbenam lebih cepat dan lebih lama Bumi berotasi terhadap sumbunya dengan kemiringan 66,6 derajat terhadap bidang edar atau ekliptika.

Secara bersamaan, Bumi juga mengelilingi Matahari dengan sumbu rotasi yang miring tersebut.

Miringnya sumbu rotasi Bumi saat mengelilingi Matahari dapat menyebabkan waktu terbit dan waktu Matahari terbenam akan bervariasi selama satu tahun, baik itu lebih cepat atau lebih lambat.

Saat sumbu rotasi di belahan utara Bumi dan kutub utara Bumi miring ke arah Matahari, maka Matahari akan terbit lebih cepat dan terbenam lebih lambat di belahan utara Bumi.

Hal ini terjadi saat solstis Juni, yakni ketika Matahari berada paling Utara saat tengah hari yang terjadi setiap tanggal 20/21 Juni setiap tahunnya.

Sementara itu, sumbu rotasi Bumi di belahan selatan Bumi dan kutub selatan Bumi miring menjauhi Matahari.

Sehingga, Matahari akan terbit lebih lambat dan terbenam lebih cepat di belahan selatan Bumi.

Baca juga: Sinar Matahari Beri Kesehatan Tubuh, Dokter Beri Penjelasan Jam yang Pas untuk Berjemur

Hal ini terjadi saat solstis Desember, yakni ketika Matahari berada paling selatan saat tengah hari yang terjadi setiap tanggal 21/22 Desember setiap tahunnya.

Ada dua hal yang perlu dipahami menjadi kombinasi menyebabkan waktu Matahari terbenam lebih lambat di sejumlah wilayah, seperti yang akan terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.

1. Waktu terbenam Matahari

Waktu yang kita gunakan atau yang kita pahami saat ini dalam melakukan aktivitas sehari-hari yakni waktu sipil atau waktu terzonasi.

Waktu sipil adalah waktu yang ditentuukan berdasarkan bujur tolok zona waktu, misalkan WIB sama dengan 105 derajat BT akan lebih cepat tujum jam terhadap Universal Time.

Sementara, Andi menjelaskan, mengenai Matahari yang terbit lebih cepat maupun lambat ketika solstis seperti yang disampaikan di atas sebelumnya hanya akan terjadi ketika penunjuk waktu yang kita gunakan hanya berdasarkan bayangan Matahari saja.

"Jenis waktu ini kemudian disebut Waktu Matahari Sejati atau Waktu Sejati atau Waktu Istiwak (True Solar Time/ Sundial Time)," kata dia.

Waktu sejati adalah waktu yang diukur menggunakan bayangan Matahari dengan patokan meridian atau bujur setempat, yakni saat arah-utara selatan Matahari ketika tengah hari di masing-masing daerah.

Baca juga: Sejarah Kota Natal di Brasil, Disebut Juga Sebagai Kota Matahari hingga Jadi Objek Wisata

"Hal ini membuat Matahari akan transit atau berkulminasi (mencapai titik tertinggi di atas ufuk) selalu pada pukul 12 menurut waktu sejati," ujarnya.

Namun, deklinasi Matahari atau sudut yang dibentuk antara garis khatulistiwa dengan ekliptika bervariasi dalam satu tahun antara -23,4 derajat hingga +23,4 derajat.

Selain itu, orbit Bumi tidak berbentuk lingkaran sempurna melainkan elips dengan kelonjongan 1/69.

Kedua faktor ini dapat mengakibatkan interval dua transit Matahari yang berurutan (disebut juga 1 hari surya/ solar day atau hari sinodis) menjadi tidak seragam 24 jam, melainkan bervariasi antara 23 jam 59 menit 40 detik hingga 24 jam 0 menit 30 detik.

2. Perata waktu Matahari terbenam

Waktu rata-rata adalah waktu yang diukur dengan posisi Matahari rata-rata dengan patokan meridian atau bujur setempat. Selisih waktu sejati dan waktu rata-rata disebut sebagai perata waktu.

Jadi, dalam waktu istiwak, tengah hari selalu pukul 12. Sedangkan, dalam waktu rata-rata, tengah hari bervariasi antara 11.44 - 12.14 (16 menit sebelum dan sesudah tengah hari rata-rata).

Perata waktu akan bernilai minimum pada 11 Februari dengan nilai -14 menit 11 detik.

Hal ini dikarenakan deklinasi Matahari semakin positif dan Bumi semakin menjauhi titik terdekat dari Matahari atau periheion.

Deklinasi Matahari positif yakni menjauhi deklinasi minimum saat solstis dan mendekati ekuinoks.

Selain itu, Matahari akan terbenam semakin akhir bagi pengamat di belahan selatan jika menggunakan waktu sejati.

Baca juga: Fenomena Gerak Semu Matahari Picu Cuaca Panas pada Malam Hari di Kota Tarakan

"Dua kombinasi ini, perata waktu dan waktu terbenam Matahari yang menyebabkan Matahari akan terbenam lebih lambat bagi belahan selatan khususnya belahan selatan Indonesia, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara," jelasnya.

Daftar waktu terbenam Matahari lebih lambat

Berikut ini waktu terbenam Matahari untuk di beberapa wilayah di 3 pulau tersebut selama 26 Januari - 1 Februari 2022.

- Kupang, 26 Januari 2022, Matahari terbenam pada 18.15 Wita

- Waingapu, 27 Januari 2022, Matahari terbenam pada 18.28 Wita

- Mataram, 28 Januari 2022, Matahari terbenam pada 18.43 Wita

- Sumbawabesar, 28 Januari 2022, Matahari terbenam pada 18.37 Wita

- Denpasar, 28 Januari 2022, Matahari terbenam pada 18.46 Wita

- Buleleng, 29 Januari 2022, Matahari terbenam pada 18.46 Wita

- Banyuwangi, 29 Januari 2022, Matahari terbenam pada 17.49 WIB

- Malang, 29 Januari 2022 (17.56 WIB)

- Yogyakarta, 29 Januari 2022 (18.05 WIB)

- Pangandaran, 29 Januari 2022 (18.11 WIB)

- Sumenep, 30 Januari 2022 (17.50 WIB)

- Surabaya, 30 Januari 2022, 17.54 WIB

- Semarang, 30 Januari 2022, 18.03 WIB

- Pelaburahratu, 30 Januari 2022, 18.29 WIB

- Pekalongan, 31 Januari 2022, 18.06 WIB

- Bandung, 31 Januari 2022, 18.15 WIB

- Bekasi, 31 Januari 2022, 18.16 WIB

- Depok, 31 Januari 2022, 18.17 WIB

- Tangerang Selatan, 31 Januari 2022, 18.17 WIB

- Bogor, 31 Januari 2022, 18.18 WIB

- Jakarta, 1 Februari 2022, 18.17 WIB

- Tangerang, 1 Februari 2022, 18.18 WIB

- Serang, 1 Februari 2022, 18.19 WIB

- Merak, 1 Februari 2022, 18.20 WIB

- Papua, 29 Januari 2022, 18.41 WIT

- Merauke, 28 dan 29 Januari 2022, 18.06 WIT

Apa dampak Matahari terbenam lebih lambat?

Menjawab mengenai ini, Andi mengingatkan bahwa sebenarnya ini merupakan hal yang biasa terjadi setiap tahunnya.

Untuk itu, masyarakat diminta tidak panik dalam menyikapi fenomena ini karena merupakan fenomena alami yang memang lazim terjadi.

"Sekitar 10 bulan lagi, sejak 13 hingga 18 November 2022 mendatang, Matahari akan terbit lebih cepat untuk Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara," jelasnya.

Baca juga: Badai Matahari dan Dampak Buruk Bagi Bumi, Dari Kiamat Internet Hingga Fenomena Aurora

(*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved