Berita Bontang Terkini
Omset Pedagang Menipis Pasca Harga Minyak Goreng Murah Diberlakukan di Bontang
Pasca 3 hari pemberlakuan harga minyak goreng murah di retail modern, banyak menuai keluhan dari pedagang tradisional
Penulis: Ismail Usman | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,BONTANG- Pasca 3 hari pemberlakuan harga minyak goreng murah di retail modern, banyak menuai keluhan dari pedagang tradisional.
Aturan yang tertuang dalam surat nomor 66/PDN.4/SD/01/2022 Kementerian Perdagangan (Kemendag), dinilai banyak merugikan pedagang.
Pasalnya, banyak masyarakat yang lebih memilih berbelanja ke retail modern ketimbang ke pedagang sembako trandisional.
Alasanya, karena harga selisih minyak di retail jauh lebih rendah dari pasaran.
“Omset menurun. Penjual lari ke retail. Harga jualnya cuman Rp 14 ribu per liter. Sementara saya jual Rp 41 ribu. Otomatis pembeli milih yang murah,” ungkap salah satu pedagang di bilangan Jalan KS Tubun, Suryani saat dijumpai di lapaknya, Jumat (21/1/2022).
Baca juga: Tak Semua Ritel Modern di Kubar Terapkan Harga Minyak Goreng Satu Harga\
Baca juga: Stok Minyak Goreng Ludes di Sejumlah Toko Ritel Modern di Penajam
Baca juga: Minyak Goreng Murah Diburu Warga, Ramayana Bontang Batasi Penjualan 30 Dus Per Hari
Kata Suayani, rata-rata penjualan minyak gorengnya menurun drastis sejak diberlakukan kebijakan ini.
Biasanya Suyani menjual 20 bungkus per kemasan 2 liter dalam sehari.
Namun imbas dari pemberlakuan harga minyak goreng murah ini, Suryani hanya mampu menjual per harinya sebanyak 5 bungkus kemasan.
Barang yang laku itu pun karena terpaksa di beli lantaran pengunjung mengira harganya sama dengan di retail. Ada pula yang kehabisan stok minyak murah di retail.
“Penjualan jelas menurun mas jauh. Pembeli mana mau harga mahal. Ini yang laku karena mereka pikir juga murah. Makanya setelah dia bayar kaget. Makanya ada banyak yang kadang batalkan pembelian,” bebernya.
Jika pun aturan harga minya murah itu diberlakukan bagi pedagang tradisional, menurut Suyani, itu justru akan semakin merugikan.
Baca juga: Pasar Murah Minyak Goreng Rp 14.000/Ltr di Samarinda, Tiap Kelurahaan Dijatah 500 Liter
Sebab harga jual minyak goreng jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya modal dari para pemasok.
“Kami kan beli mahal. Masa kita mau jual murah. Jelas kami tolak kalau aturan itu diberlakukan buat pedagang,” terang Suyani
Senada dengan Suryani, Nengsih salah satu pedagang Pasar Tamrin juga menyampaikan penolakannya terhadap kebijakan harga minyak goreng murah.
"Ya tidak setuju lah. Apalagi cuma dikasih waktu satu Minggu saja. Rugi besar saya. Karena stok harga minyak saya beli mahal," tandansnya. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel