Berita Nasional Terkini

Sudah Turuti Ridwan Kamil Soal Minta Maaf ke Warga Sunda, Arteria Dahlan Tetap Diberi Sanksi PDIP

Sudah turuti Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil soal minta maaf ke suku Sunda, Arteria Dahlan masih terancam sanksi Partai PDIP.

Penulis: Kun | Editor: Ikbal Nurkarim
Tangkap Layar YouTube Mata Najwa
Arteria Dahlan. Sudah turuti Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil soal minta maaf ke suku Sunda, Arteria Dahlan masih terancam sanksi Partai PDIP. 

TRIBUNKALTIM.CO - Sudah turuti Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil soal minta maaf ke suku Sunda, Arteria Dahlan masih diberi sanksi Partai PDIP.

ya, akhirnya Wakil Rakyat di Senayan, Arteria Dahlan meminta maaf kepada masyarakat Sunda.

Permintaan maaf tersebut disampaikan usai memberikan klarifikasi kepada DPP PDIP, Kamis (20/1/2021).

Ya, politisi PDIP yang duduk di Komisi III DPR RI mengakui kesalahannya dan akhirnya meminta maaf kepada seluruh masyarakat Jawa Barat.

Apalagi kalau bukan terkait pernyataannya pada saat Raker Komisi III dengan Kejaksaan Agung.

Atas sikapnya Arteria Dahlan terancam sanksi partai.

“Saya dengan sungguh-sungguh menyatakan permohonan maaf kepada masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat Sunda atas pernyataan saya beberapa waktu lalu,” kata Arteria dikutip dari Kompas.TV

Selengkapnya ada dalam artikel ini.

Baca juga: Ridwan Kamil Sesalkan Pernyataan Arteria Dahlan Soal Bahasa Sunda, Politisi PDIP Disuruh Minta Maaf

Ia menyatakan telah menyerahkan permasalahan tersebut kepada DPP Partai. Dirinya akan menerima keputusan DPP terkait kesalahan yang ia lakukan sebagai wakil rakyat.

"Saya menyerahkan sepenuhnya kepada DPP Partai. Sebagai Kader Partai saya siap menerima sanksi yang diberikan Partai. Saya belajar dari persoalan ini, dan terima kasih atas seluruh kritik yang diberikan ke saya, pastinya akan menjadi masukan bagi saya untuk berbuat lebih baik lagi,” ujarnya.

Di dalam klarifikasi di DPP PDIP itu Arteria juga berjanji akan lebih efektif dalam berkomuikasi.

"Saya sendiri akan lebih fokus di dalam memerjuangkan keadilan bagi masyarakat, khususnya di dalam memerangi mafia narkoba, mafia tanah, mafia tambang, mafia pupuk, mafia pelabuhan/bandara/laut, mafia pangan dan BBM, dan berbagai upaya penegakkan hukum lainnya."

"Saya akan lebih bekerja secara silent tetapi mencapai sasaran penegakan hukum. Sekali lagi terima kasih atas semua kritik dan masukan yang diberikan kepada saya,” ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil mengimbau kepada Arteria Dahlan agar segera meminta maaf kepada masyarakat Sunda yang berada di berbagai daerah di Indonesia.

Keterangan itu disampaikan Ridwan Kamil sebagaimana dikutip dari Antara, Rabu (19/1/2022).

“Jadi saya mengimbau Pak Arteria Dahlan sebaiknya meminta maaf, ya, kepada masyarakat Sunda di nusantara ini,” kata Kang Emil, sapaan akrabnya.

“Tapi kalau tidak dilakukan pasti akan bereskalasi karena sebenarnya orang Sunda itu pemaaf, ya, jadi saya berharap itu dilakukan,” katanya.

Ridwan Kamil berpendapat pernyataan Arteria Dahlan yang merupakan politikus PDI Perjuangan (PDIP) melukai kebinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Untuk itu, Ridwan Kamil mengingatkan Arteria Dahlan dengan cara baik karena sejatinya orang Sunda itu memiliki sifat silih asih silih asah silih asuh.

“Menurut saya kekayaan, keberagaman, makanya Pancasila Bhinneka Tunggal Ika itu mewakili semangat itu. Jadi kalau ada yang rasis seperti itu menurut saya harus diingatkan tentunya dengan baik-baik dulu," kata Gubernur Jabar.

Baca juga: Merasa Pernyataannya Dipelintir, Arteria Dahlan Mengaku Sedih hingga Singgung Gubernur Ridwan Kamil

DPP PDI Perjuangan memberi sanksi

Meskipun telah menyampaikan permintaan maaf, DPP PDI Perjuangan (PDIP) memberi sanksi peringatan kepada anggota Fraksi PDIP DPR-RI Arteria Dahlan atas pernyataannya yang dinilai melanggar etik dan disiplin Partai.

"Surat sanksi peringatan ditandatangani Pak Sekjen dan saya sebagai Ketua DPP Bidang Kehormatan," kata Komaruddin Watubun, di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, (20/1/2022). 
"DPP Partai menerima berbagai laporan dan membaca pemberitaan di media.

Termasuk dari pendukung partai di Jawa Barat yang merasa terusik dan kurang nyaman dengan pernyataan Pak Arteria itu," lanjutnya.

Dalam klarifikasi tersebut, Komaruddin menegaskan bahwa apa yang disampaikan Arteria Dahlan dari sisi organisasi di Partai, penilaian Partai hal itu sudah melanggar etik dan disiplin organisasi.

"Dalam klarifikasi dengan DPP hari ini, Pak Arteria menyampaikan permintaan maaf ke masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat Sunda.

Dia pun menyerahkan sepenuhnya kepada DPP Partai.

Sebagai kader Partai siap menerima sanksi yang diberikan Partai.

Jadi DPP Partai memberikan sanksi peringatan kepadanya.

Semoga ini menjadi pembelajaran bagi Pak Arteria," jelas Komaruddin.

Pada saat bersamaan, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengingatkan Arteria Dahlan bahwa Indonesia dibangun dengan semangat persatuan-kebangsaan.

Tanpa membeda-bedakan suku, agama, jenis kelamin, status sosial dan berbagai pembeda lainnya.

“Semangat Indonesia untuk semua. Indonesia dengan jiwa bangsa Pancasila itulah yang dikobarkan oleh Bung Karno.

Bahkan Bung Karno melakukan kontemplasi ideologisnya diformulasikan di Bumi Parahayangan ketika bertemu dengan Pak Marhaen dan kemudian mematangkan konsepsi Pancasilanya setelah dibuang ke Ende dan Bengkulu,” papar Hasto.

PDIP Jabar buka suara

Sebelumnya, Ketua DPD PDI Jabar, Ono Surono, mengatakan, surat permohonan memberikan sanksi untuk Arteria Dahlan tersebut telah diberikan kepada DPP PDIP, Kamis (20/1) pukul 09.00 WIB.

"Sesuai dengan kode etik PDIP Perjuangan ada sanksi ringan, sedang, dan berat, dari mulai teguran sampai dengan pemecatan. Dan kita tunggu ya proses yang dilakukan oleh DPP Partai," katanya setelah menerima audiensi dengan Gema Pasundan di Kantor DPD PDI Perjuangan Jabar, Kamis (20/1/2022) seperti dilansir Tribun Jabar.

Baliho bertuliskan Arteria Dahlan Musuh Orang Sunda dipasang di seberang Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (19/1/2020).
Baliho bertuliskan Arteria Dahlan Musuh Orang Sunda dipasang di seberang Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (19/1/2020). (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Ia mengatakan dalam sebuah kesempatan rapat yang diperluas pun, DPP PDIP sudah menyatakan hal yang dilakukan Arteria Dahlan sangat tidak pantas diucapkan oleh seorang kader PDI Perjuangan.

Dari kemarin pun, katanya, banyak kader PDI Perjuangan di Jabar yang menyampaikan hal serupa.

Ia mengatakan ideologi Pancasila bagi PDI Perjuangan bukan hanya dalam tekstual, tapi diwajibkan untuk membumikan Pancasila.

Salah satunya harus mengagungkan semua suku, budaya, agama, dan ras yang ada di Indonesia.

"Karena itu merupakan sebuah perwujudan bagaimana Pancasila itu bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya, dengan Pancasila yang intisarinya gotong royong. Bagaimana yang sesuai dengan filosofi masyarakat."

"Prabu Siliwangi menyampaikan Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh, Silih Wawangi," katanya.

Baca juga: Ridwan Kamil Minta Arteria Dahlan Minta Maaf dengan Masyarakat Sunda, Jika Enggan Bisa Bahaya?

Ungkapan Arteria yang sangat bertentangan dengan pemikiran seorang kader PDI Perjuangan ini, katanya, telah memancing keributan, kegaduhan, dan sakit hati serta pikiran dari seluruh rakyat Indonesia.

Karenanya selain diminta dijatuhi sanksi, Arteria dituntut memberikan penyataan permohonan maaf kepada masyarakat Sunda dan klarifikasinya.

"Ya, kalau saya menyampaikan, sepakat dengan kemarin yang disampaikan juga oleh salah satu kader PDI Perjuangan TB Hasanuddin ya, dia bilang (Arteria) telah murtad karena tidak berideologi Pancasila kalau menyampaikan seperti itu," tuturnya.

Ia yakin masyarakat Sunda berbudi luhur dan cerdas, bisa memisahkan antara ujaran pribadi seorang Arteria dengan PDIP Perjuangan.

Ia mengatakan masyarakat Jabar bisa melihat sikap para kader, anggota dewan, dan kepala daerah dari PDI Perjuangan di Jabar dalam menyikapi keberagaman di Indonesia dan mengimplementasikan Pancasila.

Baca juga: Minta Kajati Berbahasa Sunda Dicopot, Arteria Dahlan Disebut Lebay, Ridwan Kamil Imbau Minta Maaf

Sebelumnya, ucapan Arteria Dahlan soal bahasa Sunda memicu protes banyak orang. Mulai dari politisi, tokoh masyarakat, akademisi, hingga netizen.

Bahkan nama Arteria Dahlan sampai jadi trending topic di Twitter.

Semua itu bermula saat Komisi III DPR RI menggelar rapat dengan Jaksa Agung ST Burhanuddin, Senin (17/1/2022) di ruang rapat Komisi III DPR, Kompleks DPR/MPR, Jakarta.

Awalnya, Arteria Dahlan saat itu menyinggung ada Kejaksaan Tinggi berbicara bahasa Sunda saat rapat kerja.

"Ada kritik sedikit Pak JA, ada Kajati yang dalam rapat dan dalam raker itu ngomong pakai bahasa Sunda, ganti Pak itu," kata Arteria Dahlan kala itu.

Arteria Dahlan menyayangkan sikap Kajati yang menggunakan bahasa Sunda saat rapat.

Menurut politisi PDIP itu, Kajati seharusnya menggunakan bahasa Indonesia.

"Kita ini Indonesia, Pak. Jadi orang takut kalau omong pakai bahasa Sunda, nanti orang takut ngomong apa dan sebagainya. Kami mohon sekali yang seperti ini dilakukan penindakan tegas," lanjut dia.

Merasa Ucapannya Dipelintir

Menanggapi gelombang protes yang tertuju padanya, Arteria Dahlan mengaku sedih karena merasa pernyataannya telah dipelintir.

Bahkan, pernyataan tersebut justru membuat orang-orang yang ia hormati ikut mengkritiknya.

"Saya ingin meluruskan, dikatakan saya mendiskreditkan (orang Sunda) Pak Jaksa Agung itu orang Sunda, sudah kaya orang tua saya dengan mereka."

"Sekitar saya ini orang Sunda semua, ngga mungkin kami mendiskreditkan orang Sunda. Kok tiba-tiba bisa dipelintir seperti itu," kata Arteria, dikutip dari tayangan Youtube tvOne, Rabu (19/1/2021).

"Yang saya sedih ya Kang Emil (Ridwan Kamil), Kang Uu (UU Ruzhanul Ulum) malah ngomongnya begitu, padahal saya sama beliau sangat hormat, sangat respect," tambah Arteria.

Ia menegaskan, pihaknya sama sekali tidak bermaksud menghina orang Sunda.

Hal tersebut ia buktikan dengan kerap memuji Kejaksaan RI saat ini yang mayoritas diduduki orang Sunda.

"Kita sama sekali tidak ada hal sekecil apapun yang mendiskreditkan suku Sunda, orang Sunda."

"Buktinya berkali-kali saya katakan Kejaksaan saat ini top banget, bagus, mayoritas orang Sunda di dalamnya tapi bukan karena kedekatan dengan orang Sunda, tapi karena memiliki kompetensi yang bagus," ungkapnya.

Baca juga: Merasa Pernyataannya Dipelintir, Arteria Dahlan Mengaku Sedih hingga Singgung Gubernur Ridwan Kamil

Arteria pun menyayangkan, dalam rapat kemarin, ia menyampaikan beberapa hal yang dirasa penting selama 15 menit.

Namun, hal tersebut justru tidak dibahas oleh publik.

Padahal, ia merasa pernyataan yang menjadi polemik saat ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan isu penting yang dibicarakan Arteria Dahlan dalam rapat.

"Kemarin rapat kerja komisi III dengan Kejaksaan RI, saya bicara 15 menit lebih, banyak hal yang kita bicarakan tapi memang yang di-highlight isunya."

"Dipelintir istilah saya seoalah-olah menggunakan bahasa Sunda itu kejahatan, padahal tidak ada sama sekali pembicaraan saya terkait itu," tegasnya. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul BREAKING NEWS: PDI Perjuangan Jabar Layangkan Surat ke DPP PDIP, Minta Arteria Dahlan Diberi Sanksi

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved