Berita Samarinda Terkini

Punya Koleksi Puluhan Tamiya Mini 4 WD, Memed Bikin Trek Sendiri agar Bisa Main

Tamiya merupakan generasi mainan 4 WD berukuran panjang sekitar 16 cm lebar 7 cm memiliki peminat di Indonesia sejak tahun 1990-an.

Penulis: Nevrianto |
TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
Ahmad Dwi Martanto Priyatmoko (Memed) bersama koleksi Tamiya, aksesoris dan track miliknya yang terinspirasi dari Film Layar Televisi tahun 1990-an Lets and Go di rumahnya Jalan Pelita 2 Sambutan Kota Samarinda,Kalimantan Timur. TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO 

Pada 2014 mulai balap menggunakan Tamiya Gigant pertama kali 2013-2014 untuk race. Ia satu tim dengan temannya Reno.

Setiap bulan atau dua bulan sekali ada toko besar, yaitu Rama Tamiya, Rafi Tamiya, dan Magnum Toys yang menggelar lomba. Namun, sayangnya satu per satu toko mulai tutup.

Baca juga: Anda Hobi Berenang, Ini Manfaatnya Bagi Kesehatan Tubuh, Bisa Meningkatkan Kualitas Tidur

Rama Tamiya vakum pada 2018-2019 sehingga mulai jarang mendatangkan suku cadang atau aksesori tamiya ke Samarinda.

Di satu sisi komunitas perlu tempat main. Hingga akhirnya ia membuat trek sendiri pada 2015.

“Dulu ingin punya toko tapi sempat tertipu bisnisnya tak seperti yang diinginkan," ungkapnya.

Memed teringat saat menonton film Lets and Go.

"Kalau nonton merasa ada experience, jadi mau bikin tamiya. Merakit dari part ke part lain itu seru. Kalau paling senang merakit tamiya baru apalagi orang baru beli senang banget merakitnya,” kata Memed.

Pengalaman balap dengan tamiya seperti menerapkan ilmu fisika, sainsnya ada di tamiya.

"Contoh arus kemudian tegangan voltasenya berapa, tipe balance, jenis mesin ada 3. Jenis mesin dinamo ada Atomic toon Rorque Tuned 2 Rev Tune 2," tambahnya.

Memed bercerita, dulu temannya Rama sering memfasilitasi bermain di Plaza Mulia tapi memutuskan beli beberapa part supaya bisa standar mainnya dan pada 2020 pertama kali bikin lomba di Kafe Muara, Jalan RE Martadinata Samarinda di lantai atas.

Syukurnya setelah punya trek bisa membantu fasilitasi teman-teman penggemar tamiya agar komunitas bisa survive.

Memed mengutarakan asyiknya kalau main atau ikut lomba maupun kejuaraan Tamiya.

"Kita bisa ketemu teman-teman luar kota. Contohnya tahun 2014 -2015 sering main di Kejurda di Kabupaten Kutai Timur, Kota Bontang, maupun Tenggarong,” katanya.

Di Samarinda, Memed dan pehobi tamiya main di Segiri Grosir, Jalan Pahlawan, Samarinda.

Kabar baik dan ditunggu pemain tamiya, setelah dua tahun ada toko offline Cakra Tamiya, Jalan Cermai.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved