Berita Kukar Terkini

Tolak Tambang, Warga Sangasanga Dalam Kukar Gelar Istighosah dan Doa Bersama

Sejumlah warga RT. 24 dan RT. 01 Kelurahan Sangasanga Dalam, Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur

Penulis: Aris Joni | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/ARIS JONI
Suasana kegiatan istighosah dan doa bersama warga RT. 24 dan RT. 01 kelurahan Sangasanga Dalam, Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur, Rabu (26/1/2022). 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Sejumlah warga RT. 24 dan RT. 01 Kelurahan Sangasanga Dalam, Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur, melaksanakan istighosah dan doa bersama menolak kegiatan tambang yang akan beroperasi.

Salah satu perusahaan tersebut rencananya akan melakukan kegiatan pertambangan di kawasan RT. 24 dan mendapat penolakan keras dari warga setempat.

Ketua RT. 24, Muhammad Zainuri menjelaskan, istighosah dan doa bersama tersebut dilaksanakan sebagai rangkaian dari beberapa langkah penolakan.

Pihaknya sudah melakukan beberapa tindakan penolakan seperti melakukan aksi demonstrasi dan pemasangan spanduk penolakan aktivitas tambang.

Baca juga: Tegas Tolak Tambang, Walikota Balikpapan Rahmad Masud Soroti Tiga Wilayah Perbatasan

Baca juga: Warga Tolak Tambang Batu Bara Ilegal di Desa Sumber Sari Kutai Kartanegara, Sempat Hentikan 3 Truk

Baca juga: Tolak Tambang Batu Bara di Kampung Adat, Siang Ini Warga Kutai Barat Akan Temui Gubernur Kaltim

"Ini upaya menyelamatkan lingkungan kita dari kerusakan tambang yang kini memaksakan diri untuk menambang kembali yaitu dari CV. Sangasanga Perkasa," ujarnya. Rabu malam, (26/1/2022).

Lanjut dia, tal hanya itu, pihaknya sudah melakukan beberapa ikhtiar seperti mendatangi dinas-dinas terkait untuk memohon agar IUP perusahaan tersebut dicabut, namun tidak membuahkan hasil.

"Kalau pertambangan jni kembali dilanjutkan, maka dampaknya yaitu akan hancurnya perkampungan ini," tegasnya.

Ia menerangkan, saat ini saja setiap musim hujan, kampungnya tersebut mengalami banjir lumpur dan pasir.

Baca juga: Diduga Selewengkan Izin, Tambang Batu Bara di Balikpapan Dipastikan Salahi Perda Rencana Tata Ruang

Terlebih, jika adanya kembali kegiatan tambang di wilayahnya tersebut, maka akan menambah kerusakan itu sendiri.

"Jadi, dari istighosah ini kita berharap adanya pertolongan dari Allah SWT yang bisa saja datang dari arah yang kita tidak ketahui. Amin," harapnya.

Dirinya menjelaskan, dampak banjir yang diakibatkan tidak hanya di RT. 24 saja, dengan adanya tambang tersebut dampak banjir meluas sampai ke kampung sebelah bisa saja terjadi.

"Saat ini dampaknya di RT. 24 dan RT. 01, nanti bisa saja sampai ke kelurahan Sari Jaya," katanya.

Zainuri menegaskan, saat ini satu jam hujan saja sudah terjadi banjir di wilayahnya, walaupun surutnya terbilang cepat, namun dampak banjir itu aangat merugikan warga.

"Dampak banjirnya itu ya lumpur campur pasir yang sangat merusak pertanian kita, karena sebagian warga kita ini petani," ujarnya.

Terus kalau banjir ketinggiannya itu bisa masuk rumah, ketinggian sekitar 10 sampai 15 centimeter.

"Terlebih kalau di kebun atau di sawah, bisa sampai 1 meter," pungkasnya. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved