Berita Regional Terkini
Warga Kampung Miliarder Tuban Menyesal Jual Tanah Jadi Kilang Minyak, Begini Jawaban Pertamina
Warga kampung miliarder di Tuban mengaku menyesal telah menjual tanahnya untuk dijadikan kilang minyak Pertamina.
Di tahun 2022, PRPP fokus melanjutkan penyelesaian desain teknis (Front-End Engineering Design/FEED) di mana per 31 Desember 2021 penyelesaian kegiatan ini telah mencapai 66,43 persen atau lebih cepat dari target yang dicanangkan di awal tahun 2021 sebesar 59,44 persen.
Mengingat Kilang GRR Tuban nantinya akan menjadi salah satu tonggak kemandirian energi yang menyokong distribusi energi di Indonesia, pihak perusahaan akan terus menjalin sinergitas.

Termasuk dengan tenaga kerja lokal guna melanjutkan proyek GRR Tuban secara On Time, On Budget, On Specification, On Return, On Regulation (OTOBOSOROR).
Diberitakan sebelumnya, Aliansi warga enam Desa yaitu Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu, berunjuk rasa di kilang minyak Pertamina GRR, Senin (24/1/2022).
Sekitar 100 orang yang melibatkan karang taruna enam desa di wilayah ring perusahaan itu, menyoal PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) yang dinilai tidak kooperatif.
Nasib warga yang menyesal jual tanah
Saat pembebasan lahan Pertamina Grass Root Refinery (GRR) Tuban setahun lalu, sebagian besar warga pemilik lahan di Desa Sumurgeneng, Wadung dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu, menjadi jutawan dadakan dari uang kompensasi yang besar.
Tetapi itu setahun lalu, karena sekarang tak ada lahan yang boleh ditanami karena sudah dibeli pihak Pertamina GRR.
Sekarang warga yang tak punya pekerjaan harus bertahan hidup, bahkan sampai menjual sapi.
Salah satunya seperti dikisahkan Warsono (44), warga Dusun Tadahan, Desa Wadung, Kecamatan Jenu.
Warsono menjual satu dari lima ekor sapi peliharaannya hanya agar bisa bertahan hidup.
Pasalnya, ia sudah tidak lagi bekerja sebagai petani yang setiap hari bisa diharapkan untuk mendapatkan rupiah.
"Sudah satu sapi saya jual," kata Warsono ditemui di lahan kosong, Selasa (25/1/2022).
Sebelum ada pembebasan lahan Pertamina GRR setahun lalu, ia selalu bertani ikut orang lain yang memiliki lahan.
Namun setelah lahan dijual ke perusahaan minyak plat merah, lahan itu sudah tidak boleh dikelola.