Viral Edy Mulyadi

Protes Pernyataan Edy Mulyadi 'Hina Kalimantan' Warga Samarinda Buat Replika Kuburan di Tengah Jalan

Aksi protes warga membuat replika kuburan bertuliskan Almarhum Edy Mulyadi pas ditengah jalan yang selalu ramai dengan pengendara.

Editor: Ikbal Nurkarim
Kolase TribunKaltim.co
Penampakan replika makam bertuliskan Edy Mulyadi dan foto Edy Mulyadi. Aksi protes warga membuat replika kuburan bertuliskan Almarhum Edy Mulyadi pas ditengah jalan yang selalu ramai dengan pengendara. 

"Sebab itu saya hanya bicara bagaimana suku Dayak Lundayeh, bahwa apabila kita melakukan pemotongan babi atau ayam dan mengeluarkan darah, ini membuktikan masyarakat Dayak itu marah, tersinggung," katanya saat di lokasi, dikutip dari Tribun Kaltim.

"Leluhur kita marah dan tersinggung atas tindakan orang-orang yang melecehkan suku itu sendiri," tegas Fendi Meru.

Dirinya menyebut bahwa hal ini merupakan ritual dari suku Dayak Lundayeh.

Pasalnya, ada banyak cara dan ritual yang berbeda yang mungkin dilakukan suku Dayak.

Fendi menyebut ada 200 etnis Dayak dan berbagai sub-subnya yang tersebar di Pulau Kalimantan.

Fendi juga mengatakan bahwa dirinya sudah melihat video klarifikasi yang ditayangkan oleh Edy Mulyadi.

Namun, Fendi menginginkan agar Edy Mulyadi mempertanggungjawabkan pernyataannya itu.

Pemotongan hewan babi sebagai simbol masyarakat adat Dayak tersinggung dan marah akibat ujaran yang diucapkan Edy Mulyadi. TRIBUNKALTIM.CO/ MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Pemotongan hewan babi sebagai simbol masyarakat adat Dayak tersinggung dan marah akibat ujaran yang diucapkan Edy Mulyadi. TRIBUNKALTIM.CO/ MOHAMMAD FAIROUSSANIY (TRIBUNKALTIM.CO/ MOHAMMAD FAIROUSSANIY)

Baca juga: ALASAN Edy Mulyadi Mangkir dari Pemeriksaan, Kuasa Hukum Minta Mabes Polri Selidiki Provokatornya

Bahkan, Edy juga diminta datang langsung ke Kalimantan Timur untuk mempertanggungjawabkan ucapannya.

"Mulutmu harimau mu, menabur angin menuai badai, itu filosofinya. Kami masyarakat Kalimantan khususnya etnis Dayak, meminta Edy CS harus datang ke Kaltim," ungkapnya.

"Anak jin dibuang di tempat jauh, itu sama saja melecehkan etnis lain (juga). Saya lihat videonya (klarifikasi dan permintaan maaf)," sambung Fendi Meru.

Terkait hukum adat, dia menyebut bahwa hal itu akan menjadi pembicaraan di masing-masing kepala adat Dayak.

"Hukum adat itu multi etnis, kami serahkan kepada kepala-kepala adat Dayak kita, termasuk masyarakat adat Kutai, Banjar, Tidung, Paser dan lain-lainya," tutupnya. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved