Pengukuhan PBNU Balikpapan
Hadiri Pengukuhan PBNU di Balikpapan, Ketum Partai Demokrat AHY: Kami Siap Bersinergi
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menghadiri Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menghadiri Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di BSCC Dome Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Kedatangan Ketum AHY di Balikpapan kali ini didampingi Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya.
AHY menyatakan, dirinya siap bersinergi dalam menjalankan kerja-kerja politik kebangsaan, pendidikan politik (civic education).
Serta peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) kalangan Santri, dan pemberdayaan sosial-ekonomi keumatan.
Baca juga: Kelakar Ketum PBNU Gus Yahya di Hadapan Jokowi, Maruf Amin dan JK soal IKN Baru di Kaltim
Baca juga: PBNU Masa Khidmat 2022-2027 Dikukuhkan di Balikpapan Kalimantan Timur, Jadi Inisiasi Spiritual
Baca juga: Gus Yahya Ungkap Alasan Pilih Lokasi Pengukuhan PBNU di Balikpapan, Singgung Atmosfer IKN Nusantara
“Demokrat siap bersinergi,” katanya, Senin (31/1/2022).
Ketum AHY mengenakan sarung batik tradisional bermotif Lar Gurda, sarung buatan Santri pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan, Solo.
Motif tersebut memiliki makna harfiah Lar yang berarti sayap, Gurda adalah burung garuda. Secara lebih dalam, motif ini bermakna sifat ksatria, gagah, dan membela kebenaran.
Lar Gurda ini juga terinspirasi dari Garuda Pancasila sebagai lambang negara.
AHY menilai, Partai Demokrat memiliki kemiripan dengan Nahdlatul Ulama (NU). Jika dalam ber-Islam, NU adalah garda depan dalam memperjuangkan corak Islam yang moderat, “tengah”, atau yang disebut dengan Islam Wasathiyyah.
Baca juga: Ketum PBNU Gus Yahya Bermunajat di Titik Nol IKN agar Pemindahan Berjalan Lancar
Maka Partai Demokrat juga konsisten menjadi simbol perjuangan politik yang moderat, partai tengah, nasionalis-religius.
“Demokrat ini punya kemiripan dengan NU. Kita sama-sama wasathiyah atau moderat dan “tengah”. Karena itu Demokrat terus berikhtiar agar tidak terjebak dalam polarisasi politik, baik di ekstrim kiri atau ekstrim kanan,” katanya usai menghadiri acara pengukuhan tersebut.
Itu mengapa, lanjut AHY, saat sejumlah kekuatan politik mengeksploitasi politik identitas, Partai Demokrat mencoba istiqomah untuk tidak tergoda.
Demokrat tetap berada di jalan tengah untuk menjaga keseimbangan politik bangsa. Jadi, Khittah atau garis perjuangan politik Partai Demokrat memang mirip dengan Nahdlatul Ulama.
"Kita sama-sama bercorak “wasathiyyah”, jadi wajar kalau kita punya chemistry yang kuat,” ujar suami Annisa Pohan tersebut.
AHY juga menegaskan, dalam konteks penguatan daya saing SDM Santri, AHY siap berkolaborasi.