Virus Corona di Balikpapan

UMKM di Balikpapan Terdampak PPKM, Yakin Ada Ibu Kota Negara Bawa Perubahan Positif

Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi salah satu yang paling terdampak di tengah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan

Penulis: Nita Rahayu | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Teks foto Salah satu pelaku UMKM Balikapan, Lily Handayani, menyatakan, UMKM paling terdampak di tengah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi salah satu yang paling terdampak di tengah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yang turut berlaku di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Hal tersebut menurut ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) kota Balikpapan, Yaser Arafat.

"Yang paling merasakan saat PPKM ya tentu saja UMKM, karena kan mereka ini harus cepat jualannya kan, nah sementara kalau PPKM kita dilarang makan ditempat, jam keluar juga dibatasi", ucapnya (6/2/2022).

Menurutnya pasar UMKM merupakan sektor fast moving, sehingga ketika ada pembatasan, otomatis berdampak pada penjualan mereka.

Baca juga: UPDATE Virus Corona di Balikpapan, Target Vaksinasi Selesai Akhir Januari 2022

Baca juga: Binda Kaltim Tidak Mematok Daerah Pelaksanan Vaksinasi Covid-19 Bagi Anak-anak

Baca juga: UPDATE Virus Corona di Balikpapan, Mobilitas Warga Diperketat dan Aturan Baru soal Pernikahan

Selain berdampak pada produk, juga berdampak pada sisi durasi penjualan mereka, dari yang biasanya bisa berjualan hingga produk mereka terjual habis, kondisi PPKM biasanya mengharuskan mereka hanya berjualan di jam-jam tertentu.

"Terutama yang jualan makanan ini, UMKM itu menjual sampai produk mereka habis, tapi kalau ada pembatasan, pasti mereka harus tutup sebelum produk mereka habis," tambahnya.

Meski banyak pelaku UMKM yang berinovasi ke penjualan online, namun menurut Yaser hal tersebut tidak terlalu memberikan dampak besar, sebab fenomena itu terbatas untuk kalangan tertentu saja, misalnya konsumen yang paham penggunaan android.

"Kalau beralih ke online, saya kira itu tidak terlalu berdampak besar, lagian orang-orang Balikpapan biasanya lebih suka ditempat, makan ditempat, ngobrol di tempat," katanya.

Baca juga: UPDATE Virus Corona di Balikpapan, Kasus Terus Naik, Pasien Terpapar Covid-19 Bertambah 4 per Hari

Yaser melanjutkan, masyarakat di kota Balikpapan, juga cenderung lebih suka berbelanja secara langsung.

Sehingga inovasi itu hanya untuk bertahan hidup bagi UMKM, tidak berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Sejauh ini, kontribusi UMKM Ke PAD juga belum terlalu besar, karena di Kota Balikpapan masih didominasi oleh pemasukan dari Pertamina.

Meski diakuinya, secara nasional kontribusi UMKM memang pendukung pertumbuhan ekonomi.

Ia berharap, seiring pemindahan Ibu Kota Negara, pertumbuhan ekonomi para UMKM dapat tumbuh positif.

Karena nantinya akan ada banyak tamu ke Balikpapan, dan pemerintah bisa memfasilitasi UMKM untuk untuk memasarkan produknya, terutama yang sektor kuliner.

Belum terlalu berdampak besar ke PAD, karena masih di sektor hulu yaitu Pertamina.

"Tapi seiring adanya Ibu Kota Negara ini, harapannya pemerintah bisa memfasilitasi UMKM untuk penjualan mereka," tutupnya. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved