CPNS 2021

Viral Curhat Peserta CPNS 2021 yang Tak Lolos SKB karena Pembesaran Payudara, Inilah Tanggapan BKN

Seorang pria meluapkan curahan hatinya di media sosial Twitter pada Minggu (30/1/2022) lalu.

Editor: Diah Anggraeni
Warta Kota/Alex Suban
Ilustrasi seleksi CPNS. Beberapa waktu lalu, seorang pria meluapkan curahan hatinya di media sosial Twitter karena tak lolos SKB pada kementerian yang dilamarnya. Lantas, bagaimana tanggapan BKN? 

TRIBUNKALTIM.CO - Seorang pria meluapkan curahan hatinya di media sosial Twitter pada Minggu (30/1/2022) lalu.

Pria tersebut bernama Dwiki Andoyo, seorang peserta calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2021 yang dinyatakan tak lolos seleksi kompetisi bidang (SKB) pada kementerian yang dilamarnya.

Ia dinyatakan tak lolos seleksi CPNS di kementerian tersebut karena mengalami pembesaran payudara dan bentuk kaki X 10 cm.

Baca juga: Lulus PPPK 2022 Tak Bisa Lagi Coba CPNS? Ini Ketentuan Resign, Sanksi dan Ketentuan Khusus Guru

Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama BKN, Satya Pratama angkat bicara terkait cuitan peserta CPNS 2021 yang tidak lolos SKB karena pembesaran payudara dan kaki bentuk X.

Satya menjelaskan, beberapa instansi memang mensyaratkan kebugaran jasmani sebagai poin penting dalam seleksi CPNS.

Sebagai contoh, yakni Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Kementerian Hukum dan HAM, serta Badan Keamanan Laut (Bakamla).

"Ketiga instansi tersebut mensyaratkan kebugaran jasmani, termasuk postur tubuh. Hal ini dikarenakan, instansi-instansi ini akan melaksanakan pelatihan dasar yang membutuhkan kebugaran jasmani, termasuk postur tubuh yang mendukung," kata Satya, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (5/2/2022).

Ia menambahkan, di Kemenhan ada pelatihan dasar dan program bela negara.

Sementara di Kemenkumham, terdapat pelatihan kesamaptaan untuk petugas pemasyarakatan.

Di sisi lain, di Bakamla, ada pelatihan dasar militer yang dilaksanakan bekerja sama dengan TNI AL.

Baca juga: Jangan Sedih Pendaftaran CPNS 2022 Tak Dibuka, Gaji PPPK Tak Kalah Menggiurkan, Ada Sampai Rp 6 Juta

Satya menuturkan, semuanya itu dilakukan agar PNS yang direkrut mendapatkan kompetensi dasar untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang melekat di instansi masing-masing.

Kemungkinan lain, lanjutnya, pada saat tes kesehatan, tim kesehatan dari instansi yang dilamar yang bersangkutan menemukan kondisi tertentu yang membuat si pelamar masuk kategori tidak masuk syarat.

Namun, mengenai kementerian mana yang Dwiki lamar, Satya mengaku tidak mengetahuinya.

"Silakan ditanyakan ke yang bersangkutan. Ketiga instansi yang saya sebutkan ialah contoh yang mensyaratkan kebugaran jasmani," tutur dia.

"Saya berusaha menjelaskan kemungkinan mengapa dalam seleksi CPNS ada peserta yang nilai kesehatan dan/atau kebugaran jasmaninya rendah," tandas Satya.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved