Berita Berau Terkini

Selain Covid-19, Dinas Kesehatan Berau Minta Ancaman DBD Wajib Diwaspadai

Dinas Kesehatan Berau mengimbau, selain waspada Covid-19, kasus DBD juga perlu mendapatkan perhatian

TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI PENGESTI
Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi. Dinas Kesehatan Berau mengimbau, selain waspada Covid-19, kasus DBD juga perlu mendapatkan perhatian. TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI PENGESTI 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB- Dinas Kesehatan Berau mengimbau, selain waspada Covid-19, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) juga perlu mendapatkan perhatian.

Mengingat penyakit menular teraebut juga dapat menimbulkan korban jiwa, jika lambat ditangani. Apalagi cuaca juga sangat mendukung munculnya verbagai genangan air.

Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyud menejlaskan memang tidam bisa dipungkiri, saat ini sektor kesehatan sedang fokus penanganan Covid-19, yang menjadikan layanan kasus DBD berkurang.

"Dari data kami dari tri wulan akhir 2021 hingga 4 februari ada 63 kasus. Itu yang dirawat di RSUD, tidak termasuk di puskesmas lain. Dengan kondisi seperti ini, maka masyarakat diharapkan lebih siap untuk melakukan tindakan pencegahan," jelasnya, Selasa (8/2/2022).

Baca juga: Sejumlah Sekolah di Paser yang Tutup Akibat Siswa Terpapar Covid-19, Kini Kembali Dibuka

Baca juga: Cegah Covid-19, Tim Kesehatan KSOP Bontang Rutin Awasi 1.800 Kru Kapal Asing dan Domestik Tiap Bulan

Baca juga: Kasus Covid-19 Tambah 23 Orang, Bontang Masuk Zona Merah, Susul 4 Kabupaten/Kota di Kaltim

Meskipun tidak ada korban meninggal, namun tetap saja penularan virus tersebut sangat berbahaya.

Sebab, apabila penanganan dilakukan lambat, bisa menyebabkan kematian.

"Tidak boleh disepelekan penyakit ini. Karena, sama bahayanya dengan pandemi Covid-19," terangnya.

Untuk mengantisipasi berkembangnya jentik nyamuk di sekitar rumah, pernah ada ada program satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik), yang dilakukan secara rutin oleh puskesmas.

Fokus pada Covid menyebabkan masyarakat tidak menyadari lagi untuk melakukan kebiasaan melakukan tindakan menguras, menutup dan mengubur (3M), terhadap kemungkinan-kemungkinan yang menjadi sarang nyamuk berkembang biak.

"Padahal itu menjadi kunci penting. Mau tidak mau, mestinya masyarakat tetap harus melakukan. Karena faktor lingkungan sangat mempengaruhi penyebaran nyamuk pembawa DBD ini," tuturnya.

Kasus DBD ini sebenarnya setiap waktu selalu ada. Data DBD akan semakin tinggi terjadi pada awal-awal musim hujan dan akhir musim hujan.

Secara umum nyamuk Aedes Aegypti senang tinggal di air yang relatif jernih, utamanya di bak-bak mandi di rumah.

Baca juga: Balikpapan Terapkan PTM 50 Persen untuk SMP, Kini 10 Sekolah di Kota Minyak Terpapar Covid-19

Karenanya sepanjang tahun nyamuk ini selalu ada sehingga penularannya juga sepanjang tahun, tetapi peningkatan paling tajam di awal dan akhir musim penghujan.

Adanya kemungkinan peningkatan kasus DBD harus diantisipasi dan menjadi perhatian masyarakat.Apalagi di Berau, kondisi cuaca bulan Desember 2021 hingga sekarang, masih selalu ada hujan dan sangat memungkinkan menimbulkan banyak genangan air.

Untuk dirinya meminta kepada masyarakat ataupun anaknya yang merasa memiliki gejala demam tinggi dapat segera memeriksakan ke fasilitas kesehatan terdekat atau rumah sakit. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved