Ibu Kota Negara
Tito Ungkap Nasib Kaltim Setelah Ada IKN Nusantara, Investor hingga 70 Ribu Desa Akan Berdatangan
Mendagri Tito Karnavian ungkap nasib Kalimantan Timur (Kaltim) setelah Ibu Kota Negara (IKN) pindah ke Nusantara.
Salah satunya karena beban Jakarta yang sudah terlampau berat.
"Jakarta itu bukan lagi metropolitan, tapi megapolitan," tegas mantan Kapolri tersebut.
Baca juga: Akhirnya Tito Karnavian Beber Alasan PPKM Level 3 Ganti Nama, Berlaku Saat Libur Natal & Tahun Baru
Kekuasaan Gubernur Kaltim akan berkurang
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut kekuasaan Gubernur Kalimantan Timur akan berkurang.
Hal itu dikarenakan sebagian wilayah Kalimantan Timur akan masuk ke dalam bagian kawasan Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Adapun beberapa wilayah diantaranya meliputi Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara dan beberapa daerah di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Tito memgatakan, secara otomatis teritorial wilayah kekuasan para Bupati dan kepala daerah yang terdampak pembangunan IKN akan berkurang, termasuk Gubernur.
"Otomatis dengan adanya kawasan otorita yang setingkat Provinsi, teritorial kepala daerah akan berkurang. Termasuk Gubernur, berkurang teritorial penduduk yang ada di dalamnya," katanya, Kamis (17/2/2022).
Perekonomian di Kaltim akan bertumbuh
Kendati demikian, mantan Kapolri itu meyakini akan ada banyak nilai tambah yang berguna untuk mengakselerasi pertumbuhan perekonomian di Kalimantan Timur.
Ia mencontohkan, bangunan pusat perbelanjaan atau Mal akan semakin marak dengan hadirnya para investor di sejumlah daerah penyangga IKN Nusantara.
Perputaran ekonomi semakin masif, sebab akan ada 548 daerah di Indonesia baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta 70 ribu desa akan datang ke Kaltim untuk kepentingan pemerintahan.
Tak hanya itu, sektor swasta yang berkepentingan dengan birokrat di IKN Nusantara juga akan datang ke Kaltim.
Ditambah lagi, dengan tamu luar negeri serta swasta asing.
"Kita lihat saja nanti beberapa tahun ke depan, dampaknya akan sangat luar biasa," terangnya.