Berita Balikpapan Terkini

Harga Kedelai Melonjak hingga Tembus Rp 11.550/Kg, Produsen Kurangi Ukuran Ketebalan Tahu

Harga pasaran biji kedelai diketahui melonjak. Diketahui, kenaikan harga tersebut sudah terjadi sejak Januari 2022 lalu. Seorang pekerja pabrik tahu

TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Suasana pabrik produksi tahu sumedang di kawasan Kelurahan Batu Ampar, Balikpapan Utara, Kamis (17/2/2022). Harga kedelai naik, pengusaha tahu tempe kurangi ukuran produknya. TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Harga pasaran biji kedelai diketahui melonjak. Diketahui, kenaikan harga tersebut sudah terjadi sejak Januari 2022 lalu.

Seorang pekerja pabrik tahu di kawasan Kelurahan Batu Ampar, Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Zainal mengatakan, harga kedelai sudah menyentuh Rp 11.550 per kilogram.

"Kalau normalnya dulu dari Rp 7 ribu. Sekarang naik terus nggak ada turunnya lagi," tutur Zainal, Kamis (17/2/2022), ditemui di sela aktivitasnya produksi tahu dan tempe.

Disinggung penyebab kenaikan, ia sendiri tak mengetahui dengan pasti. Hanya saja dirinya membantah jika stok kedelai langka.

"Stoknya ada aja, tapi bahannya mahal," ucap Zainal.

Baca juga: Harga Kedelai Melonjak, Produsen Tahu di Paser Siasati Produksi dengan Mengurangi Ukuran

Baca juga: Harga Kedelai di Amerika Serikat Naik, Begini Dampak Bagi Produksi Tahu dan Tempe Dalam Negeri

Kendati demikian, pabrik tahu sumedang tempat ia bekerja, masih tetap beroperasi meski harus terus melakukan penyesuaian.

Ada beberapa penyesuaian, kata Zainal, di antaranya dari aspek kuantitas produksi hingga karyawan turut terimbas kenaikan harga kedelai.

"Jadi untuk produksi, kita agak mengurangi ukuran. Tadinya agak besar, sekarang agak mengurangi ketebalan jadi lebih tipis," ujarnya.

Tidak hanya itu, termasuk volume penggilingan pun turut disesuaikan. Dari biasa 80 kali gilingan, sekarang hanya 35 kali gilingan. Di mana dalam sekali giling, mampu mengolah 6 sampai 7 kilogram kedelai.

Pengurangan volume penggilingan, lanjut Zainal, merupakan dampak dari tenaga kerja yang berkurang.

Di hari normal, biasanya ada 6 pekerja yang bertugas mulai menggiling hingga mencetak.

Baca juga: Cukup untuk 2 Bulan, Kementerian Perdagangan Jamin Stok Kedelai untuk Produksi Tahu dan Tempe Aman

"Pekerja di sini juga berkurang. Dulu karyawan di sini ada 6 orang, sekarang dikurangi menjadi 3 orang. Itu masih kena dampak pelanggannya berkurang," katanya.

"Cuma saya sendiri nggak tahu kenapa bisa selangit harga kedelai, wong kita cuma pekerja. Mungkin karena lagi krisis ekonomi global," ucapnya diiringi tertawa kecil. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved