Berita Bontang Terkini

Omset Produsen Tahu dan Tempe di Bontang Menyusut Akibat Harga Kedelai Import Naik

Produsen tahu di Bontang kembali mengeluhkan naiknya harga kedelai import yang menembus angka Rp 605 ribu per karung.

Penulis: Ismail Usman | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN
Salah satu produsen tahu dan tempe di Bontang. TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Produsen tahu di Bontang kembali mengeluhkan naiknya harga kedelai import yang menembus angka Rp 605 ribu per karung.

Salah satu produsen tahun dan tempe di Bontang, Mudawam menuturkan, kenaikan kedelai ini berimbas pada harga produksi tahu dan tempe. Biasanya harga normal hanya Rp 360 ribu per karung.

Sebelumnya, harga kedelai naik secara bertahap setiap kali orderan. Jika dibandingkan dengan harga normal, perbandingannya capai 100 persen.

“Naik terus tiap kali order. Terakhir naik Rp 20 ribu perkarung. Yang barang pesanan sore ini juga naik lagi Rp 5 ribu,” terangnya saat ditemui di pabriknya, Kamis (17/2/2022).

Kenaikan ini pun berimbas pada harga produksi tahu dan tempe. Untuk harga tempe saat ini mulai dari Rp 3 hingga 9 ribu per potong. Tetap itu tergantung besaran potongan tempe.

Baca juga: Harga Kedelai di Amerika Serikat Naik, Begini Dampak Bagi Produksi Tahu dan Tempe Dalam Negeri

Baca juga: Kedelai Alami Lonjakan Harga, Pengrajin Tahu Tempe di Balikpapan Menjerit

Baca juga: NEWS VIDEO Harga Kedelai Naik, Ponirin Pengrajin Tahu Tempe di Senaken Paser Kurangi Ukuran

Sementara harga tahu mulai dari Rp 4 hingga 6 ribu. Bahkan sempat terakhir akan naik lagi Rp 1.000 per potong.

“Tapi susah kalau naiknya tidak kompak. Tapi kalau tidak naik kita bisa rugi,” bebernya.

Sebenarnya, kata Mudawan, bisa menggunakan kedelai lokal. Namun untuk lokal tidak bisa memenuhi kebutuhan produsen di Bontang.  “Bisa si, cuman tidak cukup,” bebernya.

Kenaikan beberapa sebelumnya, sebenarnya telah berdampak pada omset produsen.

“Apalagi sekarang. Makin turun omset. Rasanya mau stop. Tapi kasian karyawan kita 13 orang. Mau diakali dengan mengurangi volume produksi perpotong, tapi sekarang sudah terlalu kecil,” tandasnya. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved