Berita Balikpapan Terkini
Geluti Papercraft Sejak 2012, Rudy akan Bikin Mahligai, Pakaian Adat Terbaru Balikpapan dari Kertas
Kerajinan kertas umumnya bisa dilakukan dengan sederhana, misalkan kerajinan melipat kertas khas Jepang yang sering disebut origami dengan tekstur fla
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kerajinan kertas umumnya bisa dilakukan dengan sederhana, misalkan kerajinan melipat kertas khas Jepang yang sering disebut origami dengan tekstur flat hingga membuat kerajinan tangan dengan bentuk 3D yang disebut Papercraft.
Kegiatan ini menciptakan ketertarikan tersendiri bagi peminatnya dan ternyata juga memiliki nilai seni yang terbilang cukup tinggi.
Seperti halnya seorang pecinta seni Papercraft asal Balikpapan, Rudy memulai kegiatan Papercraft ini semenjak tahun 2012 hingga saat ini.
Berawal dari lihat di televisi dan rasa penasaran karena tidak percaya bahwa itu adalah kertas, Rudy pun mulai mencoba membuatnya sendiri berbekal kertas.
“Pertama tidak percaya kalau itu kertas, soalnya warnanya mengkilap tetapi setelah dicoba sendiri yang sederhana dulu baru bisa tahu caranya membuat kertas menjadi bentukan tubuh seperti itu,” ujar Rudy.
Baca juga: Sewa Skuter dan Keliling Tanjung Redeb, Jadi Hobi Baru bagi Para Kawula Muda di Berau
Baca juga: 11 Desember Hari Gunung Sedunia, Begini Cerita Pegiat Alam Bebas, Hobi Mendaki Gunung Jadi Profesi
Rudy mengaku ia pernah menghabiskan waktu 3 bulan untuk membuat Papercraft Transformer yang memiliki 300 bagian yang perlu dipasang dan dilipat.
“Susahnya itu karena ada 300 bagian dan saya harus kerjakan per bagian, tiap 100 bagian saya kerjakan selama sebulan hingga akhirnya bisa jadi semua dalam waktu 3 bulan,” jelasnya.
Dari sanalah terlihat antusiasme Rudy untuk menekuni bidang Papercraft tersebut hingga dia mempelajari bentuk-bentuk yang rumit hingga akhirnya membentuk komunitas Peri Kertas Balikpapan.
Melalui komunitas ini, Rudy melakukan kegiatan untuk menyebarkan minat Papercraft lewat pameran di berbagai ajang Kota Balikpapan sekaligus sosialisasi ke sekolah-sekolah terutama Sekolah Dasar (SD).
Tetapi Rudy mengaku bahwa komunitas Peri Kertas Balikpapan tidak bertahan lama sehingga komunitas tersebut telah bubar di tahun 2015.
“Tahun 2015 itu terakhir kami melaksanakan pameran di event Cosplay Balikpapan. Setelah itu karena banyak Papercraft yang rusak dan hilang, antusiasme anggotanya menurun hingga bubar tinggal saya sendiri,” imbuhnya.
Baca juga: Jelang Perayaan Valentine, Pebisnis Buket Bunga di Berau Banyak Terima Pesanan
Tetapi itu tidak membuat Rudy patah semangat dalam menggeluti dunia Papercraft ini, ia pun masih tekun mengoleksi hasil Papercraftnya.
Rudy menjelaskan bagaimana cara merawat Papercraft agar tidak terjadi kerusakan lagi.
“Kami menggunakan pylox bening untuk melapisi kertasnya, sehingga mengkilap dan mengeras jadi ketika tersentuh cuaca lembab dan basah tidak akan lemas dan hancur, lalu saya juga rajin membersihkan debu-debu agar warnanya tetap tahan lama,” jelasnya.
Sosialisasi Indahnya Indonesia