Ustadz Meninggal Diduga Dikeroyok

FAKTA Guru Ponpes di Samarinda Tewas Usai Dikeroyok Santrinya, Dikenal Baik & Tegas, Kesaksian Warga

Seorang guru pondok pesantren di Samarinda Utara harus meregang nyawa usai diduga dikeroyok santrinya sendiri.

Editor: Ikbal Nurkarim
TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA
Lokasi tempat Ustadz Eko Hadi Prasetya (dengan pemeran pengganti) meregang nyawa akibat dikeroyok dua santrinya. Seorang guru pondok pesantren di Samarinda Utara harus meregang nyawa usai diduga dikeroyok santrinya sendiri. 

TRIBUNKALTIM.CO - Fakta guru salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Samarinda tewas usai dikeroyok santrinya, Korban dikenal baik dan tegas.

Dunia pendidikan tanah Air berduka.

Seorang guru pondok pesantren di Samarinda Utara harus meregang nyawa usai diduga dikeroyok santrinya sendiri.

Ustadz yang diketahui bernama Eko Hadi Prasetya (43) secara mendadak ditemukan dalam keadaan mengenaskan, Rabu (23/2/2022) pukul 05.30 WITA.

Korban juga diketahui merupakan seorang guru di Pondok Pesantren IT Madinah (Kampus Putra) yang berada di Jalan Assadah, Gang 4, RT 18 Kelurahan Mugirejo, Kecamatan Samarinda Utara.

Eko Hadi Prasetya diduga jadi korban pengeroyokan oleh santrinya sendiri.

Saat ditemukan korban mengalami luka berat pada bagian kepala.

Baca juga: Hasil Visum Keluar, Terkuak Guru Ponpes di Samarinda Tewas Akibat Luka Robek Besar di Kepala

Baca juga: TERUNGKAP Cara 2 Santri Habisi Guru Ponpes di Samarinda, Ustadz Tewas Masih Pakai Sarung & Baju Koko

Baca juga: Hanya Ingin Ambil Hp di Jok Motor, Jadi Alasan Dua Santri di Samarinda Keroyok Gurunya

Sebelum dinyatakan meninggal dunia Eko juga sempat menjalani perawatan intensif selama 1 jam di RSUD AW Syahranie.

Nahas nyawa korban tidak terselamatkan.

Berikut sejumlah fakta Ustadz tewas diduga dikeroyok santrinya sendiri dirangkum TribunKaltim.co

Lokasi Eko Hadi Prasetya ditemukan dalam kondisi kritis dalam olah TKP Unit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda menggunakan pemeran pengganti.TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA
Lokasi Eko Hadi Prasetya ditemukan dalam kondisi kritis dalam olah TKP Unit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda menggunakan pemeran pengganti.TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA (TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA)

Alasan Santri Keroyok Gurunya

Dua santri yakni AB dan HR, pelaku pengeroyokan berujung maut terhadap Eko Hadi Prasetya (43), yang merupakan Ustadz sekaligus guru di Pondok Pesantren kini telah diamankan di Polsek Sungai Pinang.

Kapolsek Sungai Pinang, Kompol Irwanto melalui Kanit Reskrim Ipda Bambang Suheri mengungkapkan motif perbuatan nekat dua remaja tersebut.

Pelaku HR bercerita kepada AB bahwa ponselnya telah disita oleh korban, yang merupakan bagian kesiswaan ponpes tersebut.

"Jadi pas korban sidak, HP itu kelihatan dan langsung disita. Ditaruh di jok motornya (korban) lalu pergi sholat," terangnya.

Setelah berunding, kedua remaja inipun sepakat untuk mengambil paksa handphone HR dari tangan gurunya tersebut.

"Jadi Pukul 05.30 WITA mereka sudah menunggu korban pulang di jalan (TKP) itu," jelasnya.

Kebetulan di lokasi kejadian terdapat tumpukan kayu bekas bangunan.

Kedua santri ini sepakat untuk membuat korban pingsan dengan memukulnya menggunakan balok kayu yang ada.

"Nah, begitu lewat, tanpa pikir panjang mereka langsung memukul korban pada bagian kepala. Mereka yakin dengan begitu korban bisa cepat pingsan," bebernya.

Baca juga: Guru Ponpes di Samarinda Utara Tewas Diduga Dikeroyok Orang Tak Dikenal, Polisi Temukan 2 Balok Kayu

Setelah melihat gurunya terkapar, kedua remaja itupun lantas membuak jok motor sang Ustadz untuk mengambil ponsel HR lalu melarikan diri.

"Makanya jok motor korban pas ditemukan itu terbuka," imbuhnya.

"Jadi awalnya memang mau buat pingsan saja. Mereka juga tidak menyangka tindakan mereka berujung fatal (menyebabkan korban meninggal)," tandasnya.

Warga Mengira Orang Sedang Membunuh Ular

Samsudin, salah seorang warga setempat menjelaskan, kala itu dirinya baru selesai menjalankan sholat subuh.

Ketika sedang berdzikir, telinganya langsung menangkap suara seperti orang sedang menggebuki ular besar.

Namun karena suara tersebut cukup lama, dirinya pun menghentikan dzikir dan keluar memeriksa.

Alangkah terkejutnya Ia, sebab terlihat dua orang yang diperkirakan masih remaja tengah memukuli seorang pria menggunakan balok kayu.

"Saya keluar mereka (para pelaku) langsung lari ke atas (arah bukit). Korban ini sudah bersimbah darah," bebernya.

Begitupun Bilqis (29), penghuni rumah tepat di depan lokasi kejadian menerangkan, ketika sedang berdzikir.

Dirinya mendengar suara gebukan keras disertai teriakan kesakitan suara laki-laki.

Bertepatan dengan dirinya membuka pintu, ia bersama Samsudin (saksi sebelumnya) mendapati tubuh guru Pondok Pesantren tersebut sudah terkulai lemah.

"Banyak banget darahnya. Sepertimya kepalanya bocor," terang ibu satu anak ini.

Dilanjutkannya, saat itu korban masih mengenakan baju koko dan sarung dan sepertinya juga baru selesai menunaikan ibadah sholat subuh.

"Pas kita dekati masih nafas. Ada 1 kayu di kakinya," terang Ibu anak satu ini.

"Namanya Pak Eko (43). Ustadz dan guru di pesantren ini (IT Madina)," terangnya.

Tidak lama lanjutnya, karena mereka tidak berani menyentuh korban ataupun barang bukti, beberapa saksi di lokasi kejadian langsung menghubungi pondok pesantren tempat korban mengajar.

Baca juga: Satlantas Polres Paser Belum Pastikan Kepungurusan SIM, STNK dan BPKB Harus Sertakan BPJS Kesehatan

Akhirnya, dibantu para saksi, pihak Ponpes IT Madinah langsung menghubungi ambulance yang kemudian membawa tubuh malang korban ke RSUD AW Syahranie, Kota Samarinda.

"Tapi informasinya satu jam dirawat di RS meninggal," imbuh Bilqis.

Tewas Akibat Luka Robek Besar di Kepala

Setelah menjalani visum, korban diduga tewas akibat luka robek besar di kepala.

Kasubnit Inafis Polresta Samarinda Aiptu Harry Cahyadi menerangkan, dari hasil visum yang dilakukan oleh Tim Forensik RSUD AW Syahranie Samarinda, ditemukan beberapa luka pada bagian wajah dan tubuh.

Disebutkannya, mereka menemukan luka robek besar pada bagian kepala. Selain itu, terdapat juga luka robek pada bagian pelipis kanan, luka pada bagian leher, serta pada bagian punggung belakang.

"Korban dipukul menggunakan balok kayu," terangnya saat dijumpai di rumah sakit.

"Di TKP tadi kita juga menemukan dua balok kayu yang digunakan oleh para pelaku memukul korban," terang Aiptu Harry Cahyadi.

Dikenal Pribadi yang Tegas Namun Baik

Tewasnya bagian Kesiswaan Kampus Putra Pondok Pesantren IT Madinah, Eko Hadi Prasetya (43), masih menyisakan rasa tidak percaya penghuni ponpes dan masyarakat setempat.

Pasalnya, menurut Haikal (17) salah seorang santri, korban merupakan pribadi yang baik.

Memang ungkapnya, dari semua guru, Ustadz yang akrab disapa Pak Amin tersebut merupakan guru paling tegas di ponpes yang berada di Jalan Assadah, Gang 4, RT 18 Kelurahan Mugirejo Kecamatan Samarinda Utara tersebut.

"Dulu tegas banget. Karena Pak Amin (korban) memang bagian kesiswaan," ucapnya.

"Tapi sekarang sudah enggak terlalu keras seperti dulu kok. Orangnya menurut kami baik banget malah," terang Haikal kepada TribunKaltim.Co, saat dijumpai di lokasi kejadian, Rabu (23/2/2022).

Begitupun Fathan (21), salah seorang alumni angakatan 14 Ponpes IT Madinahmengatakan bahwa korban memang keras.

Baca juga: Sering Melihat Mandi dan Berparas Cantik, Seorang Guru Agama di Tegal Tega Lecehkan Santriwatinya

Bahkan dulu, pada masanya menjadi santri, almarhum bernama lengkap Eko Hadi Prasetya tersebut tidak segan memberi hukuman fisik bagi siswa pembangkang.

"Tapi itu kalau santrinya sudah kelewat batas membangkang. Itupun mukulnya enggak pake dendam. Cuma efek jera saja," kenangnya.

"Tapi di luar itu, Pak Amin orang yang baik. Semoga amal baik beliau diterima di sisi Allah SWT," ucapnya mendoakan. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved