Sejarah Hari Ini
Sejarah 4 Maret: Saat Emile Berliner Menemukan Mikrofon Pertama Kali 145 Tahun yang Lalu
Hari ini, 145 tahun lalu, Emile Berliner menemukan mikrofon untuk pertama kalinya.
Penulis: Briandena Silvania Sestiani | Editor: Rita Noor Shobah
TRIBUNKALTIM.CO - Hari ini, 145 tahun lalu, Emile Berliner menemukan mikrofon untuk pertama kalinya.
Ya, tepatnya pada 4 Maret 1877, mikrofon berhasil ditemukan oleh Emile Berliner.
Seperti yang diketahui Mikrofon adalah alat untuk membantu komunikasi manusia.
Alexander Graham Bell telah menemukan teleponnya, tetapi tanpa cakram karbon atau mikrofon tombol karbon Berliner, telepon akan terdengar buruk selama beberapa dekade.
Dan mereka mungkin tidak mampu mengatasi jarak yang begitu jauh, menghalangi salah satu kemajuan terpenting umat manusia.
Baca juga: Sejarah 3 Maret: Hari Raya Nyepi Tahun 2022, Lengkap Twibbon yang Bisa Dibagikan
Seperti kebanyakan mikrofon saat ini, desain awal mengubah kompresi di udara, atau dikenal sebagai suara, menjadi sinyal listrik.
Tetapi hasilnya tidak terdengar bagus oleh akun mana pun, dan perangkat tidak memiliki kepraktisan untuk digunakan secara luas.
Mikrofon Bell, misalnya, melibatkan penangguhan diafragma di atas genangan cairan listrik.
Aplikasi paten Emile Berliner meningkatkan desain yang ada dengan menambahkan lapisan partikel karbon di antara dua kontak, salah satunya bertindak sebagai diafragma untuk menangkap gelombang suara, sebagaimana mengutip Wired.
Gerakan diafragma menciptakan tekanan yang bervariasi pada partikel karbon, memungkinkan lebih banyak atau lebih sedikit listrik mengalir di antara kontak.
Baca juga: Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Covid-19 Diumumkan di Indonesia
Proses ini mengubah gelombang suara menjadi listrik lebih akurat daripada mikrofon lain pada saat itu.
Itu menjadi hal yang biasa di telepon, dan bahkan radio, sampai munculnya mikrofon kondensor pada pertengahan 1920-an.
Meskipun mikrofon Berliner masih terdengar mendesis, mereka terbukti penting tidak hanya untuk mengkodekan ucapan menjadi listrik, tetapi juga untuk memperkuat sinyal di kabel sesering mungkin untuk mengkompensasi hambatan listrik.
Tanpa amplifikasi itu, telepon Bell akan tetap menjadi keingintahuan belaka, daripada mengubah dunia.
Pada hari-hari pra-tabung vakum, pra-transistor, mikrofon cakram karbon Berliner digabungkan ke speaker kecil untuk memperkuat sinyal secara mekanis jarak jauh.

Baca juga: Sejarah 28 Februari: Insiden Berdarah 228 di Taiwan yang Terjadi 75 Tahun Lalu