Berita Kaltm Terkini

BPS Kaltim Catat Deflasi 0,34 Persen, Dipicu Menurunnya Permintaan Masyarakat

Beberapa bulan terakhir sejak September 2021, terjadi inflasi. Terkini di bulan Februari 2022 Kalimantan Timur mencatat deflasi minus 0,34 persen. 

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Wembri Suska, saat menyampaikan angka deflasi di Benua Etam. TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Beberapa bulan terakhir sejak September 2021, terjadi inflasi. Terkini di bulan Februari 2022 Kalimantan Timur mencatat deflasi minus 0,34 persen. 

Terjadinya deflasi dipicu penurunan beberapa komoditas, serta adanya penurunan harga yang ditandai dengan menurunnya permintaan masyarakat.

Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Wembri Suska menyampaikan, di Februari 2022 dari 90 kota pantauan indeks harga konsumen (IHK) secara nasional, ada sebanyak 37 kota mengalami inflasi dan 53 kota lainnya mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi di Kupang sebesar 0,65 persen. Sementara inflasi terendah sebesar 0,01 persen di Kecamatan Tanjung Selor, Bulungan, Kaltara. 

Untuk deflasi tertinggi tercatat di Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung sebesar -2,08 persen. Deflasi terendah sebesar -0,01 persen terjadi di Tarakan, Palangkaraya, dan Palembang.

Baca juga: Tingkat Inflasi di Kota Balikpapan Januari 2022 Naik 0,81 Persen

Baca juga: Gerakan Transaksi Non Tunai di Kubar dan Upaya Penanggulangan Inflasi Daerah

Baca juga: Pemkab Kutim Bentuk Tim TPID untuk Kendalikan Laju Inflasi di Tahun Ini

"Di Kaltim (gabungan Samarinda dan Balikpapan) pada Februari 2022, terjadi deflasi sebesar -0,34 persen dengan tingkat inflasi tahun kalender 0,53 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 2,35 persen," ungkapnya, Senin (7/3/2022).

Dilanjutkannya, pada Februari 2022, deflasi untuk Kota Samarinda sebesar -0,20 persen dan Kota Balikpapan deflasi sebesar -0,51 persen. 

Deflasi terjadi lantaran, adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh menurunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar -1,26 persen. Dibarengi dengan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar -0,34 persen.

Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,24 persen. Serta kelompok transportasi sebesar -0,17 persen.

Baca juga: Faktor Libur Tahun Baru, Bank Indonesia Sebut Inflasi di Kaltim Capai 2,15 Persen

Adapun kelompok yang mengalami kenaikan indeks, di antaranya kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,49 persen. 

"Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,41 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,15 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,09 persen,

kelompok pendidikan sebesar 0,05 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen," beber Wembri Suska.

Lalu pada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran cenderung stabil dengan inflasi sebesar 0,00 persen. 

"Deflasi terjadi karena adanya penurunan beberapa harga komoditas. Sementara dari sisi permintaan, konsumsi masyarakat juga masih menurun," tandas Wembri Suska. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved