Berita Internasional Terkini
Gegara Dendam Lama, Jepang Berpotensi Memulai Perang Nuklir dengan Rusia, Ukraina yang Diuntungkan
Intensitas perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina, belum menunjukkan adanya penurunan
TRIBUNKALTIM.CO - Intensitas perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina, belum menunjukkan adanya penurunan.
Bahkan, serangan demi serangan dengan persenjataan berat terus gencar dilakukan, terutama dari pihak Rusia ke Ukraina.
Rusia yang memiliki senjata nuklir, dinilai banyak pihak akan segera menggunakan senjata nuklir dan berimbas terjadinya perang nuklir.
Namun, hingga saat ini Rusia belum juga menggunakan senjata nuklir.
Dan ternyata, negara yang diprediksi akan memulai perang nuklir bukanlah Rusia, Ukraina, atau Amerika Serikat, namun negara Asia ini.
Ya, justru pengamat mengatakan perang nuklir oleh Rusia bisa saja terjadi dengan negara Asia ini.
Baca juga: Pemandangan Memilukan, Ribuan Jasad Korban Invasi Rusia ke Ukraina Dimakamkan 1 Liang
Baca juga: NEWS VIDEO Pasangan Tentara Ukraina Menikah di Tengah Invasi Rusia, Tetap Pakai Seragam Militer
Baca juga: NEWS VIDEO Ini 5 Kelompok Tentara Bayaran yang Terlibat Dalam Perang Rusia-Ukraina
Melansir Daily Star, Seorang ahli militer Rusia telah mengklaim bahwa Jepang akan memantau invasi mereka ke Ukraina.
Lalu, memutuskan apakah akan merebut Kepulauan Kuril yang disengketakan sebuah keputusan yang dia klaim dapat mengakibatkan perang nuklir
Menurut pakar militer Rusia, mengatakan obsesi Jepang atas pulau Kuril yang disengketakan.
Bisa menjadi pemicu perang nuklir terjadi.
Rusia dan Jepang telah lama berdebat tentang kedaulatan pulau-pulau terpencil.
Sementara, Sergei Marzhetsky percaya bahwa Jepang mungkin mengamati bagaimana Rusia muncul dari invasinya ke Ukraina untuk melihat apakah ia dapat 'membangun kendali'.
Baca juga: NEWS VIDEO Presiden Ukraina Zelenskyy Siap Berdialog dengan Putin untuk Hentikan Perang
Berbicara kepada surat kabar Rusia Pravda, Marzhetsky berpendapat bahwa Jepang mungkin mencoba untuk merebut Kepulauan Kuril sementara Rusia disibukkan dengan invasi berdarah.
Karena mayoritas kontingen militer Rusia terletak di Ukraina dan di perbatasan.
Marzhetsky khawatir bahwa Jepang akan menyerbu untuk mengklaim pulau-pulau yang selalu mereka miliki secara historis.