Berita Nasional Terkini

Kepala Suku Besar Puncak Marah Besar pada KKB Papua, Abelom: Saya Tidak Mau Lagi Mereka Datang

Kepala Suku Besar Puncak marah besar pada Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB ) Papua. Abelom Kogoya, "Saya tidak mau lagi mereka datang."

Editor: Amalia Husnul A
Istimewa via kompas.com
Tangkapan layar dari CCTV Tower B3 yang terletak di Distrik Beoga menunjukkan salah satu pekerja PT. PTT yang selamat tengah meminta pertolongan ke arah kamera setelah KKB menyerang mereka pada Rabu (2/3/2022) dini hari. Kepala Suku Besar Puncak marah besar pada Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB ) Papua. Abelom Kogoya: "Saya tidak mau lagi mereka datang." 

TRIBUNKALTIM.CO - Aksi yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB ) Papua membuat Kepala Suku Besar Kabupaten Puncak, Abelom Kogoya marah besar.

Kemarahan Abelom Kogoya ini dikarenakan KKB Papua hanya membuat dan melakukan pembunuhan.

Bahkan, Abelom Kogoya terang-terangan menolak kehadiran kelompok kriminal.

Bagi Abelom Kogoya, KKB bukan masyarakat Papua karena tega membunuh sesama.

KKB juga terus menebar ketakutan bagi masyarakat di Papua.

Diketahui, sebelumnya anak seorang kepala suku, Beby Tabuni ikut menjadi salah satu korban tewas dari aksi penyerangan maut oleh KKB Papua.

Bersama dengan Beby Tabuni, 7 orang lainnya, yakni para pekerja jaringan telekomunikasi di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (2/3/2022) jadi korban tewas akibat serangan KKB Papua.

Serangan KKB Papua ini terjadi ketika para korban tengah memperbaiki Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel yang lokasinya berada di ketinggian dan belum terdapat akses jalan darat.

Baca juga: MAKIN BRUTAL! KKB Papua Serang Warga Sipil Hingga Tewas, Kali Ini Pendulang Emas jadi Korban

"Saya tidak mau lagi mereka datang tembak-tembak tempat saya.

Kalau mereka berbuat lagi saya minta aparat keamanan langsung amankan mereka dan diproses," kata Abelom lewat keterangan tertulis, Selasa (8/3/2022) seperti dikutip TribunKaltim.co dari Tribunnews.com di artikel yang berjudul Kemarahan Kepala Suku Besar Puncak pada KKB Papua: Mereka Cuma Buat Hancur dan Membunuh

"Kalau dianggap saudara tidak mungkin anak ini Beby Tabuni mereka bunuh, mereka cuma buat hancur kota ini, mereka bakar, mereka membunuh," kata Abelon, dilansir oleh Kompas.com.

Sebagai kepala suku besar yang membawahi seluruh suku di Kabupaten Puncak, Abelom tak ingin konflik bersenjata kembali pecah di wilayahnya.

Abelom ingin pembangunan di wilayahnya bisa terlaksana dengan baik. Sehingga, kesejahteraan masyarakat bisa ditingkatkan.

Kini Beby telah dimakamkan di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Selasa (8/3/2022).

Kronologi KKB Bunuh 8 Karyawan PTT

Seperti diberitakan sebelumnya, delapan karyawan dari PT Palaparing Timur Telematika (PTT) menjadi korban tewas akibat penyerangan KKB Papua.

Sedangkan korban selamat langsung menghubungi pihak berwenang.

Baca juga: Aksi KKB Papua Kian Mengkhawatirkan, Korban Tewas Terus Terulang, Masihkah Dialog Ampuh Redam Teror?

Tidak hanya itu korban selamat tampak meminta pertolongan hingga melambaikan tangan ke kamera CCTV.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga menyampaikan kronologi singkat terkait peenyerangan berdarah  tersebut.

Penyerangan terjadi di Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (2/3/2022) sekitar pukul 13.00 WIT.

Awalnya kedelapan pekerja sipil itu diserang saat mereka tengah memperbaiki Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel.

Dikutip dari Tribun-Papua.com, penyerangan tersebut terjadi secara tiba-tiba.

Menurut Kolonel Inf Aqsha Erlangga, informasi tersebut didapat melalui telepon dari karyawan atas nama AL.

"Akibat dari penyerangan tersebut, 8 orang Karyawan PTT meninggal dunia."

"Hal tersebut terlihat melalui rekaman CCTV Tower PTT, "katanya.

Salah seorang Karyawan PTT yang selamat bernama NS.

NS kemudian meminta bantuan penyelamatan di Tower BTS 3.

Baca juga: MENCEKAM! 5 Fakta Distrik Beoga: KKB Papua Pernah Tembak Guru SD, Kepala Suku Hingga Bakar Sekolah

Sementara dilansir oleh Kompas.com, Aqsha mengatakan, saat ini yang selamat dari peristiwa penyerangan itu masih berada di wilayah sekitar bersama rekan-rekannya yang meninggal dunia.

Proses evakuasi rencananya akan dilakukan Jumat pagi ini (4/3/2022).

Namun, upaya evakuasi ini terkendala cuaca.

Aqsha menyebut proses evakuasi kemungkinan akan dilakukan oleh Polda Papua dan juga perbantuan dari Kodam XVII/Cenderawasih.

"Serta sudah barang tentu Polda Papua akan mencari pelaku pembunuh,” kata Aqsha.

Aqsha menambahkan, peristiwa ini merupakan sebuah kejahatan kriminal luar biasa, dan akan ditangani oleh pihak Kepolisian dalam hal ini Polda Papua.

Satu TNI Terluka

Keesokan harinya KKB juga menyerang anggota TNI di Pos Koramil Dembet, pada Kamis (3/3/2022).

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga membeberkan kronologi penyerangan di di Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak tersebut.

Penyerangan terjadi sekira pukul 12.45 WIT.

Akibatnya satu personel TNI terluka.

Pihaknya mengatakan jarak antara Pos Koramil Dembet dan BTS 3 Telkomsel di Disteim Beogadengan sekitar 15 kilometer (Km).

Diberitakan Tribun-Papua.com sebelumnya, sekira 15 orang KKB, di mana ada yang membawa senjata laras panjang sebanyak 3 pucuk, tiba-tiba melakukan penyerangan.

Saat itu 12 Personel Pos Koramil Dambet Satgas Kodim Yonif R 408/SBH sedang melaksanakan Patroli sekaligus memperbaiki saluran air.

Di mana patroli dan perbaikan saluran air itu dengan jarak dari Pos Koramil Dambet Satgas Kodim Yonif R 408/SBH sekitar 50 meter.

"Saat memperbaiki saluran air itulah tiba-tiba KKB menyerang dan menembaki anggota TNI yang sedang berpatroli,"katanya.

Kemudian Prajurit TNI Pos Koramil Dambet Satgas Kodim Yonif R 408/SBH berhasil mengusir dan menghalau KKB mundur menuju ke arah Kampung Ogamki, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.

Seorang anggota TNI, Pratu Herianto Anggota Satgas Kodim Yonif R 408/SBH mengalami luka terkena tembakan pada bagian leher bawah telinga.

Namun dikatakan kondisi masih sadar dan stabil, dan dibawa ke Puskesmas Beoga, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.

Sama seperti korban penyerangan di BTS 3 Telkomsel di Disteim Beogadengan, evakuasi Pratu Herianto rencananya akan dilakukan hari ini Jumat (4/3/2022).

Baca juga: Ancaman Serius Kepala Suku ke KKB Papua yang Brutal Tembak Anaknya Hingga Tewas

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Tribun-Papua.com) (Kompas.com/Ahmad Nashrudin Yahya/Dhias Suwandi)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved