Berita Balikpapan Terkini
Guru di Balikpapan Mengemas Pembelajaran Matematika dan Sains Bermakna Bagi Siswa
Tenaga pengajar di Madrasah Ibtidaiyah Sentra Cendekia Muslim Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur terus meramu, berinovasi
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Tenaga pengajar di Madrasah Ibtidaiyah Sentra Cendekia Muslim Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur terus meramu, berinovasi dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagi siswa-siswinya.
Lembaga pendidikan yang beralamat di Jalan Punai, Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan ini terus merancang metode pembelajaran Matematika dan sains yang bisa dipahami para anak didiknya.
Diungkapkan oleh guru Madrasah Ibtidaiyah Sentra Cendekia Muslim Balikpapan, Suri Irawan. S.Pd akui, telah mencari informasi pembelajaran Matematika dan Sains selama 3 sampai 5 tahun ini.
Dalam menggeluti pembelajaran Matematika dan Sains, Irawan begitu akrab biasanya dipanggil, mencoba menemukan kegelisahan bagaimana mengemas pembelajaran Matematika dan Sains lebih bermakna.
Baca juga: Sejarah 14 Maret: Apa Itu Hari Matematika Internasional atau Hari Pi?
Baca juga: NEWS VIDEO Seorang Guru Gunakan Metode Lagu dalam Mengajar Matematika, Suasana Nampak Menyenangkan
Baca juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Disdikbud dan Tanoto Foundation Gelar Pelatihan Mentorship Fasilitator
Dikhawatirkan oleh Irawan adalah pembelajaran tersebut sebatas menyelesaikan soal Matematika dan praktik uji coba sains saja tanpa ada perbanding.
Irawan ingin mengaitkan aplikasi pemecahan masalah Matematika dan praktik Sains jenjang SD/MI dengan kebijaksanaan ilmu pengetahuan serta dikaitkan dengan ayat-ayat dalam Al Quran
"Kebijaksanaan ilmu pengetahuan ini siswa dapat belajar dari terdahulu penerapan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia," katanya pada Minggu (13/3/2022) via press rilis.
Irawan percaya, dengan belajar melalui agama, siswa juga dapat mengulas bagaimana pendahulu menggunakan ilmu pengetahuan untuk kebermanfaatan bersama.
Baca juga: 212 Guru Kukar Ikut Pelatihan Tanoto Foundation, Dukung Pembelajaran Bermakna
Sains integrasi ini diaplikasikan di seluruh kelas. Pada sains integrasi ini, siswa diminta membuat praktik sendiri dan membuat laporan yang berisi hasil pengamatan, perbandingan, kesimpulan hasil analisa, presentasi hingga membuat Laporan Kerja secara tertulis.
Tentu saja pada akhirnya siswa Madrasah Ibtidaiyah Sentra Cendekia Muslim menjadi kreatif, mandiri dan bisa mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya.
Ismail, kelas 6 menguji coba energi alternatif dengan percobaan berbagai buah, yaitu dengan kentang, pisang, apel dan beberapa buah lainnya. Ismail dibantu oleh ibunya menyiapkan 2 kentang, 1 Lampu LED kecil, kabel, penjepit buaya, dan Lempengan Tembaga dan Cu.

Lalu Ismail dan ibunya menguji coba merakit Lampu LED tersebut dengan kabel dan penjepit buaya yang tersambung dengan lempengan.
Lempengan tersebut ditanam di dalam kentang. Terlihat lampu LED menyala. Ismail juga mencoba juga dengan apel dan lainnya, namun lampu LED ada yang menyala dan juga yang tidak menyala.
Irawan menyediakan 3 pertanyaan Produktif, Imajinatif, Terbuka. Irawan menanyakan mengapa lampu tersebut dapat menyala dari kentang.
"Apa yang terjadi jika kentang diganti oleh apel? Dan Irawan meminta untuk membuat, jika lampunya memakai lampu besar, apa cukup dengan dua kentang dan campuran beberapa buah lainnya," katanya.
Baca juga: Tatap Bonus Demografi, Tanoto Foundation Kalimantan Timur Bekali SMP dan MTs di Paser dengan MIKIR
Ismail menyimpulkan bahwa kentang mengandung energi alternatif yang menawarkan aliran listrik. Semakin tinggi watt yang diperlukan maka semakin banyak kentang yang diperlukan. Sedangkan, apel dan buah lainnya ada yang bisa dan yang tidak bisa menyediakan aliran listrik.
Irawan meminta siswa untuk mengaitkan dengan surat Yasin ayat 33 sampai 35 yang berbunyi “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, Maka daripadanya mereka makan. (33) Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, (34) Supaya mereka dapat Makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka Mengapakah mereka tidak bersyukur.”
Dengan begitu Irawan meminta siswa untuk dapat mempunyai sifat syukur dan terus bermanfaat dan memaksimalkan anugrah yang sudah diberikan oleh alam.
Saat ini, Irawan juga mendorong proses digitalisasi di madrasah. Seperti kebanyakan perubahan, awalnya sulit untuk mentransformasi format sekolah.
Baca juga: Cerita Semangat Merdeka Belajar di SDN 018 Balikpapan Tengah, Punya DNA Pendidik
Namun, dengan pendampingan konsisten, seluruh guru madrasah menggunakan e-learning madrasah yang telah disediakan oleh Kementerian Agama.
Hal ini, Irawan terapkan pada pelatihan Tanoto Foundation, ketika pelatihan dan pendampingan berlangsung, Irawan, fasilitator daerah mata pelajaran Matematika di Kota Balikpapan mengajak rekan-rekan fasilitator daerah berkumpul untuk belajar bersama mengoperasikan perangkat digital.
“Kunci dari transformasi digital adalah selalu sedia baik secara fisik maupun daring untuk terus mendampingi rekan-rekan guru dan fasilitator daerah di Tanoto Foundation,” tutup Irawan.
(TribunKaltim.co/Budi Susilo)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel