Ibu Kota Negara
Perihal Sejarah, Keputusan Anies Baswedan Bawa Tanah Kampung Akuarium ke IKN Tuai Kritik Keras
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kembali menuai kritik atas keputusannya membawa tanah dari Kampung Akuarium untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara
TRIBUNKALTIM.CO - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kembali menuai kritik atas keputusannya membawa tanah dari Kampung Akuarium untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim).
Sejumlah politikus angkat bicara mengenai keputusan Anies Baswedan tersebut, salah satunya politikus dari PDIP Gilbert Simanjuntak.
Menurut Gilbert Simanjuntak, ada tanah yang lebih cocok untuk disatukan dengan tanah dan air dari provinsi lainnya di IKN Nusantara.
Sebagaimana diketahui, Kampung Akuarium pernah jadi sorotan karena sempat digusur Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok pada 2016 lalu.
"Momen bersejarah Batavia yang seharusnya ditonjolkan Anies ke Penajam. Kalau terkait etnis, maka tanah Condet bisa mewakili," ucapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (16/3/2022).
Selain Condet, anggota Komisi B DPRD DKI ini menyebut, Anies Baswedan bisa juga membawa tanah Monumen Nasional (Monas) sebagai titik nol Jakarta ataupun Pelabuhan Sunda Kelapa yang punya nilai sejarah tinggi dibandingkan Kampung Akuarium.
Baca juga: Beda dengan PDIP, PSI Puji Pilihan Tanah & Air yang Dibawa Anies Baswedan ke IKN
Baca juga: PDIP Sindir Anies Baswedan, Kenapa Bukan Bawa Tanah Rawa Trek Formula E ke IKN?
Baca juga: Anies Baswedan Harus Legowo jadi Cawapres Saja? Terkuak Jalan Terjal di Pilpres 2024 Versi Survei
"Ada yang bersejarah dari Kampung Akuarium sebagai perlambang Jakarta, jadi ini tidak masuk akal," ujarnya, dilansir dari TribunJakarta.com berjudul Kritik Keputusan Anies Bawa Tanah Kampung Akuarium, PDIP: Seharusnya Tanah Rawa Formula E.
"Karena tanah Monas atau tanah Pelabuhan Sunda Kelapa lebih bersejarah," tambahnya menjelaskan.
Bila tak mau memandang nilai sejarah, menurutnya Anies Baswedan lebih cocok membawa tanah Ancol yang menjadi lokasi sirkuit Formula E ataupun gusuran proyeknya.
"Dengan pola pikirnya yang terlihat aneh, sebaiknya Anies Baswedan membawa tanah gusuran masyarakat Kampung Bayam, atau gusuran Sunter, atau tanah rawa trek Formula E di Ancol ke Penajam," ujarnya.
Opsi lain, Anies Baswedan bisa juga membawa tanah di Munjul yang diketahui dikorupsi oleh eks Dirut BUMD Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoan.
"Itu lebih tepat untuk menggambarkan kondisi Jakarta era Anies. Sayang sekali momen tersebut tidak dimanfaatkan Anies sebagai momen pengingat eranya," kata anggota Komisi B DPRD DKI ini.
Baca juga: Anies Baswedan-AHY Dijuluki Duet Maut di Acara Demokrat, Kode Pasangan Pilpres 2024
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat kesempatan pertama dalam prosesi penyatuan tanah dan air yang dibawa oleh 34 gubernur di kawasan Titik Nol Kilometer Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.
Dalam ritual Kendi Nusantara itu, orang nomor satu di DKI ini memberikan keranjang hijau berisi tanah yang diambil dari Kampung Akuarium, Jakarta Utara kepada Presiden Joko Widodo.
Tanah itu kemudian dituang Presiden Jokowi ke dalam sebuah bejana besar berwarna coklat.
Setelah itu, Anies memberikan kendi kecil berisi air kepada Presiden Jokowi.
Air itu pun kemudian disatukan dengan tanah yang sebelumnya sudah dimasukkan ke dalam Bejana Nusantara.
Setelah Anies, kemudian 33 gubernur lainnya secara bergantian turut melakukan hal serupa.
Baca juga: NEWS VIDEO Anies Baswedan Optimis Ada Kesempatan Jakarta Jadi Kota Global Dunia
Usai acara tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan maksud dan tujuannya membawa tanah Kampung Akuarium yang dulu pernah digusur di era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.
Tanah Kampung Akuarium itu pun disimbolkannya sebagai harapan agar pembangunan IKN tidak mengabaikan rakyat kecil.
"Harapannya, kota baru yang akan dibangun ini bisa mengedepankan, memprioritaskan rakyat. Sebagaimana masyarakat di Kampung Akuarium yang dulu mereka tersingkirkan, termarjinalkan, tapi sekarang di garis depankan, mendapat fasilitas," ucapnya dalam video yang ditayangkan di Kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (14/3/2022).
Di era kepemimpinannya, Anies Baswedan memang membangun kembali Kampung Akuarium yang sempat digusur Ahok.
Penataan dan pembangunan kembali permukiman warga dilakukan Anies lewat proyek Kampung Susun Akuarium.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini pun menyebut, tanah dari Kampung Akuarium itu memberi pesan bahwa republik ini dihadirkan untuk melindungi dan memberikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Baca juga: Makna Simbol Tanah Kampung Akuarium Persembahan Gubernur Anies Baswedan untuk IKN Nusantara
"Pesan ini yang dititipkan tanah ini, semoga di kota yang dibangun ini akan bisa menghadirkan pesan utama dan pertama atas pendirian republik ini, yaitu menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat," ujarnya.
Tanah pilihan Anies untuk IKN Nusantara itu dicangkul oleh emak-emak warga setempat.
Tanah yang sudah dicangkul lalu diserahkan ke perwakilan Pemprov DKI Jakarta.
Ketua RT Kampung Akuarium, Topas Juada menceritakan, awalnya Protokol Pemprov DKI Jakarta mengabarkan akan datang ke lokasi pada Minggu (13/3/2022) pagi.
Saat itu, pihak Pemprov DKI Jakarta hanya memberitahu bahwa mereka akan mengambil tanah Kampung Akuarium.
Warga setempat tak diberitahu akan dibawa Anies ke IKN Nusantara.
Baca juga: Anies Baswedan Gubernur Pertama yang Berikan Tanah dan Air ke Jokowi di IKN Nusantara
"Saat itu pagi-pagi, jam setengah 7-an. Lagi sepi bapak-bapak, akhirnya ada emak-emak kita suruh cangkul aja itu tanahnya di depan," kata Topas saat ditemui di lokasi, Senin (14/3/2022).
Emak-emak warga setempat akhirnya membawa pacul dan mencangkul lahan di dekat gerbang masuk Kampung Susun Akuarium.
Hasilnya, tanah yang dicangkul bisa memenuhi dua wadah anyaman.
Dua wadah berisi tanah Kampung Akuarium itu akhirnya dibawa oleh pihak Pemprov DKI Jakarta.
Topas menambahkan, pihaknya cukup terkejut lantaran tanah Kampung Akuarium terpilih mewakili Provinsi DKI Jakarta untuk dibawa ke IKN Nusantara.
Selain merasa senang, warga berharap terpilihnya tanah dari Kampung Akuarium bisa membawa pesan bahwa nantinya tidak ada penggusuran lagi di IKN Nusantara.
"Semoga pembangunan di sana tidak memarjinalkan warga dan tidak menggusur yang ada di sana," kata Topas. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.