Berita Internasional Terkini

Intelejen Amerika Sebut Ada Ancaman Serangan Siber oleh Rusia, Joe Biden Minta Tingkatkan Keamanan

Intelejen Amerika Serikat menyebut adanya ancaman serangan Siber oleh Rusia, Presiden Amerika Serikat Joe Biden meminta tingkatkan keamanan.

SAUL LOEB / AFP
Presiden AS Joe Biden berbicara tentang operasi kontraterorisme di Suriah dari Ruang Roosevelt Gedung Putih di Washington, DC, pada 3 Februari 2022 

Yang kami butuhkan adalah diplomasi yang baik berdasarkan visi, kebijaksanaan, dan keberanian," kata Qin.

Dubes China untuk AS pun menegaskan soal dukungan senjata ke Rusia.

“China tidak mengirim “senjata dan amunisi ke pihak mana pun.”

Komentar Qin muncul beberapa hari setelah Presiden AS Joe Biden memperingatkan Presiden Xi Jinping tentang “implikasi dan konsekuensi” jika China mendukung invasi Rusia ke Ukraina.

Xi meyakinkan Biden bahwa negaranya tidak menginginkan perang, menurut rilis panggilan video China pada Jumat (18/3/2022), pembicaraan pertama antara kedua pemimpin sejak invasi dilansir dari Bloomberg.

Sementara Beijing mengatakan menentang perang, mereka berhenti menyalahkan Putin atas invasi yang terjadi beberapa minggu setelah Xi menyatakan persahabatan “tanpa batas” dengan pemimpin Rusia.

Hu Xijin, mantan pemimpin redaksi surat kabar Global Times yang didukung Partai Komunis China, mengatakan hubungan strategis Beijing dengan Moskow sangat penting sebagai kemampuan jangka panjangnya untuk menentang apa yang ia sebut sebagai “upaya AS membatasi kebangkitan China”.

“Dua negara – China dan Rusia – menentang hegemoni AS, dibandingkan satu negara yang menghadapi AS saja adalah dinamika geopolitik yang sama sekali berbeda,” katanya pada Minggu (20/3/2022) dalam sebuah unggahan di Weibo seperti Twitter China, di mana ia memiliki sekitar 24 juta pengikut.

“Jika AS melakukan pemaksaan strategis ekstrem terhadap China, dengan Rusia sebagai mitra, China tidak akan takut AS memberlakukan blokade energi,” tambahnya.

“Pasokan pangan kita akan lebih terjamin, begitu juga dengan banyak bahan baku lainnya.”

Hu tidak membuka komentar ke akun Twitter-nya.

Baca juga: Meski Ada Imbalan, Ukraina Tetap Tolak Permintaan Rusia untuk Serahkan Mariupol yang Sudah Terkepung

Komentar pro-Rusia Hu menggemakan pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng dalam pidato Sabtu (19/3/2022) yang membingkai ekspansi NATO ke arah timur sebagai katalis untuk perang.

Yucheng menyamakan kebijakan itu dengan strategi Indo-Pasifik AS, yang dipandang Beijing sebagai sebuah rencana untuk membendungnya.

 “Strategi Indo-Pasifik sama berbahayanya dengan strategi NATO untuk ekspansi ke timur di Eropa,” kata Le kepada Forum Internasional Keempat tentang Keamanan dan Strategi melalui tautan video.

“Jika dibiarkan terus-menerus, itu akan membawa konsekuensi yang tak terbayangkan, dan pada akhirnya mendorong Asia-Pasifik ke dalam lubang yang berapi-api.”

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved