Berita Nasional Terkini

Terkuak Kenapa KKB Papua Sulit Diberantas, 10 Prajurit Kembali jadi Korban dan 2 di Antaranya Gugur

10 prajurit TNI kembali menjadi korban Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua dan 2 di antaranya gugur.

Editor: Doan Pardede
Kodam XVII/Cenderawasih
EVAKUASI - Anggota TNI yang menjadi korban penyerangan KKB atau KST di Kabupaten Nduga Provinsi Papua dievakuasi ke RSUD Mimika untuk mendapatkan pertolongan medis. 

TRIBUNKALTIM.CO - 10 prajurit TNI kembali menjadi korban Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua dan 2 di antaranya gugur.

KKB Papua menyerang Pos Satgas Mupe Marinir-3 di Kampung Dikware Bawah, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, Sabtu (26/3/2022) menjelang malam.

Akibat serangan itu, sebanyak 10 anggota TNI yang bertugas di pos tersebut mengalami luka-luka.

Bahkan dua di antaranya meninggal dunia, yakni Komandan Peleton (Danton) Letda Mar Moh Iqbal dan Pratu Mar Wilson Anderson.

Baca juga: KKB Semakin Beringas Serang Pos Marinir di Distrik Kenyam Papua, 10 Prajurit Jadi Korban, 2 Gugur 

Baca juga: Gubernur ULMWP Sebut Indonesia Tak Bisa Pakai Pendekatan Militer, Tuntaskan Teror KKB Papua

Baca juga: Densus 88 Punya Cara Sendiri Tumpas KKB Papua, Penanganan Gerakan Aceh Merdeka Jadi Patokan

Pratu Mar Wilson Anderson meninggal dunia pada Minggu (27/3/2022) setelah menjalani perawatan medis.

Para anggota TNI yang mengalami luka tersebut mengalami luka akibat serpihan Granade Launcher Mortir (GLM) atau granat lontar yang dilakukan KKB saat melakukan penyerangan Pos Satgas Mupe Marinir-3 di Kampung Dikware Bawah, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.

Berikut nama-nama 10 anggota TNI yang menjadi korban penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau biasa disebut Kelompok Separatis Teroris (KST) yang menyerang Pos Satgas Mupe Marinir-3 di Kampung Dikware Bawah, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua:

1. Letda Mar Moh Iqbal (meninggal dunia)

2. Pratu Mar Wilson Anderson Here (meninggal dunia)

3. Serda Mar Rendi Febriansyah (luka berat)

4. Serda Mar Bayu Pratama (luka ringan)

5. Serda Mar Ebit Erisman (luka berat)

6. Pratu Mar Adik Saputra A (luka ringan)

7. Prada Mar Alif Dwi Putra (luka ringan)

8. Prada Mar La Harmin (luka ringan)

9 Pratu Mar Rahmad Sulman (luka-luka)

10. Prada Mar Dicky Sugara (luka-luka)

Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Candra Kurniawan SE mengatakan, saat ini pihaknya bersama jajaran sudah berhasil melakukan evakuasi personel Satgas Muara dan Perairan/Mupe Korps Marinir dari Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.

Baca juga: TERKUAK Jenis Senjata KKB Papua Saat Teror Tembak Polisi dan Bakar Rumah Warga di Distrik Baya Biru

Para korban dibawa ke Bandara Mozes Kilangin Timika Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.

Sebanyak 6 korban yang mengalami luka-luka dirawat di IRD RSUD Kabupaten Mimika Provinsi Papua.

Kemudian 2 orang yang mengalami luka ringan masih berada di Kenyam Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.

Terjadi 3 Kali Kontak Senjata

Sebelumnya, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerang Pos Satgas Mupe Yonif Marinir-3 di Distrik Kenyam, Nduga, Papua dengan menggunakan granat, Sabtu (26/3/2022).

Setidaknya 10 prajurit TNI menjadi korban dalam serangan tersebut.

Seorang personel marinir gugur, dua kritis, dan tujuh lainnya terluka.

Anggota marinir yang gugur adalah Danpos Letda Mar Iqbal.

Sedangkan dua personel kritis adalah Serda Mar Bayu Pratama dan Serda Mar Rendi Febriansyah akibat granat.

Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan menduga, kelompok yang melakukan penyerangan tersebut dipimpin Egianus Kogoya.

Saat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait penyerangan tersebut.

"Belum dipastikan apa yang menyebabkan mereka diserang KKB yang diduga dipimpin Egianus Kogoya dan itu akan diselidiki," ujar Izak, Sabtu, dikutip dari Kompas.

Hal senada dikatakan Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri.

Irjen Mathius menyebut kelompok yang melakukan penyerangan itu diduga Egianus. Sebab, Egianus memiliki persenjataan lengkap.

Baca juga: Serahkan Dokumen Rahasia KKB Papua, KSAD TPN-PB Berpangkat Jenderal Bintang 3 Kembali ke NKRI

"Kelompok Egianus merupakan KKB yang memiliki persenjataan paling banyak, salah satunya adalah GLM hasil rampasan," kata Mathius, Sabtu.

Mathius mengatakan, kontak senjata sempat terjadi selama tiga kali, yaitu pada pukul 17.50 WIT, 18.45 WIT, dan 19.45 WIT.

Akibat kontak senjata itu, satu prajurit TNI gugur dan dua kritis.

"Satu anggota Marinir gugur dan dua lainnya kritis akibat granat yang dilontarkan KKB," ujarnya.

Saat ini, kata Mathius, seluruh aparat keamanan di Kenyam dalam kondisi siaga karena diduga beberapa anggota KKB masih berada di sekitar bandara.

"Sebagian besar KKB sudah lari tapi masih ada beberapa yang masih ada di sekitar ujung bandara," ungkapnya seperti dilansir Tribun-Papua.com di artikel berjudul Inilah Nama 10 Korban Penyerangan KKB di Kabupaten Nduga Papua, 2 di Antaranya Meninggal Dunia

Tiga Alasan Mengapa Kelompok Kriminal Bersenjata Papua Sulit Diberantas

Kelompok Kriminal Bersenjata Papua sulit diberantas. Sedikitnya ada tiga faktor yang mempengaruhinya.

Di antaranya adalah karena perlindungan dari tokoh lokal, faktor taktikal geografis yang lebih sulit, dan faktor koordinasi antar lintas tim yang ikut bergerak bersama-sama melawan KKB.

Hal itu diungkapkan oleh Pengamat intelijen Ridlwan Habib.

Polisi menangkap 1 anggota teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua yang bernama Miron Tabuni.

"Penangkapan terhadap satu anggota KKB dilakukan pada Kamis, 10 Juni 2021, pukul 19:15 WIT di kawasan Jalan Ahmad Yani Timika," kata Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gede Era Adhinata, Jumat (11/6/2021).

Disebutkan, Miron terdeteksi berada di area Distrik Kwamki Narama.

Satgas Nemangkawi langsung mendatangi lokasi tersebut dan mengikuti Miron.

Miron merupakan salah satu anggota kelompok teroris pimpinan almarhum Ayub Waker dan Guspi Waker dan masuk dalam daftar pencarian orang kepolisian.

Pergerakan Miron sudah lama dipantau oleh Kepolisian baik di Tembagapura, Ilaga, dan Lanny Jaya.

Sejak tahun 2017 lalu, Miron Tabuni bersama dengan kelompok dari Ugimba melakukan serangkaian aksi teror dan terlibat dalam pembakaran kios di belakang asrama Polsek Tembagapura dan perusakan Jalan Tembagapura - Banti.

Dalam 1 bulan terakhir, Satgas Nemangkawi telah melumpukan 15 teroris Papua, 4 di antaranya tewas.

Kasatgas Humas Ops Nemangkawi Kombes Pol Iqbal Alqudussy mengatakan, sejak operasi yang dimulai 12 Mei hingga 12 Juni tercatat 4 anggota KKB tewas, dan 11 lainnya tertembak dalam kondisi hidup.

“Tercatat pada hasil 1 bulan terakhir 12 Mei sampai 12 Juni 2021, sudah 15 orang Teroris Bersenjata Papua berhasil dilumpuhkan, dengan 4 meninggal, 11 mengalami luka serius,” kata Iqbal lewat keterangannya, Minggu (13/6).

Kenapa KKB masih sulit diberantas?

1. Adanya "perlindungan" tokoh lokal

Pengamat intelijen Ridlwan Habib menjelaska bahwa masih adanya "perlindungan" yang diberikan oknum tokoh-tokoh lokal setempat kepada anggota KKB Papua.

Anggota KKB diberikan tempat berlindung di wilayah-wilayah adat sehingga hal itu memberikan perlindungan ketika mereka tengah dikejar oleh aparat keamanan.

"Ada beberapa oknum tokoh-tokoh kan yang sudah tertangkap, misalnya kemarin ada satu oknum pendeta ternyata menyuplai senjata untuk KKB," ujar Ridlwan.

"Jadi ini problem juga, karena di sana masih ada oknum tokoh masyarakat adat yang masih melindungi orang-orang KKB itu, jadi makin susah untuk dikejar," imbuhnya.

2. Taktikal geografis

Pengamat intelijen Ridlwan Habib menjelaskan, setidaknya ada tiga hal yang membuat KKB di Papua sulit untuk ditumpas.

Salah satunya dikarenakan adanya faktor taktikal geografis yang lebih sulit dan menantang ketimbang faktor KKB itu sendiri.

"Jadi kemampuan tempur KKB itu sebenarnya biasa-biasa saja, tetapi karena situasi geografis di Papua, vegetasinya, kemudian hewan-hewan yang ada di sana, itu membuat mereka lebih kuat bertahan daripada pasukan pemukul dari TNI dan Polri yang mengejar," kata Ridlwan pada Kompas.com, Rabu (28/4/2021).

3. Satgas untuk pelibatan semua unsur

Ketiga, Ketiga, salah satu alasan kenapa KKB Papua seulit diberantas adalah faktor koordinasi antar lintas tim yang ikut bergerak bersama-sama melawan KKB.

Menurut Ridlwan, ada banyak tim atau unsur yang dilibatkan dalam memberantas kelompok tersebut, seperti TNI, Polri, BIN, dan satuan tugas lokal dari Kodam setempat.

"Nah ini koordinasinya saya kira memang perlu dilingkupi dalam satu wadah yang khusus, misalnya dulu kita ingat waktu operasi melawan Santoso. Waktu itu payungnya satu, yakni namanya Satgas Tinombala, jadi semua unsur itu ya cuma satu payung itu," jelas Ridlwan seperti dilansir Intisari.grid.id di artikel berjudul 1 Bulan Operasi TNI-Polri di Papua, 15 Anggota KKB Ditangkap dan 4 Tewas, Kenapa KKB Papua Sulit Diberantas?

(*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved