Berita Nasional Terkini
Rugi Rp 2,5 Miliar, Seorang Remaja Putri Laporkan Indra Kenz ke Polda Jateng
Seorang remaja putri berinisial VS (18) mengalami kerugian Rp 2,5 miliar setelah bergabung di investasi binari option lewat aplikasi Binomo
TRIBUNKALTIM.CO- Seorang remaja putri berinisial VS (18) mengalami kerugian Rp 2,5 miliar setelah bergabung di investasi binari option lewat aplikasi Binomo.
Remaja putri merupakan warga Kecamatan Jekulo, Kudus, Provinsi Jawa Tengah mengadukan Indra Kesuma alias Indra Kenz ke Polda Jateng
Melalui kuasa hukumnya, VS melaporkan crazy rich yang juga affiliator Binomo, Indra Kesuma alias Indra Kenz.
Indra Kenz dilaporkan atas dugaan tindak pidana penipuan investasi dan penyebaran berita bohong melalui media elektronik.
Penasihat hukum VS, Ahmad Triswadi menjelaskan, kliennya mengenal Indra Kenz melalui channel Youtube.
Dalam chanel tersebut, Indra Kenz menyebutkan aplikasi Binomo bisa dipercaya, aman, dan legal.
Baca juga: Fakarich tak Penuhi Panggilan Kedua, Bareskrim Polri Ancam Jemput Paksa Mentor Indra Kenz
Baca juga: Bareskrim Polri Sudah Kantongi Nama Tersangka Baru Dalam Kasus Indra Kenz
Baca juga: Polisi Endus Tersangka Indra Kenz Sembunyikan 58 Miliar Dollar Kriptonya di Luar Negeri
Dari sana, VS kemudian mengikuti program lewat Telegram, yakni Trading Bareng (Trabar).
VS bergabung sekitar bulan Oktober sampai Desember 2021 yang lalu.
"Di sana, korban diajari bagaimana mekanismenya, auto deposit, dan segala macam cara memakai platform tersebut (Binomo)," ujar dia.
Awalnya, VS menggunakan uang sebesar Rp 300 ribu dan ternyata benar, dapat menghasilkan.
"Informasinya, korban pernah menarik uang dari platform itu sampai Rp 500 juta," jelas dia.
Namun, setelah uang yang didepositkan semakin besar, justru sebaliknya, VS terus mengalami kerugian.
"Makanya, kami menduga, ada orang yang mengatur di belakang karena dilihat grafiknya pakai ponsel, hasilnya berbeda-beda," ujar dia.
Padahal, menurut Triswadi, kliennya yang masih remaja itu mendapatkan modal dari kerabat dan keluarga.
"Totalnya, ada sekitar 10 orang yang memberikan modal karena tergiur melihat keuntungan di awal," ujar dia.