Berita Internasional Terkini

Rusia Disudutkan dalam Tragedi Bucha, Eks Perwira AS Ungkap Kejanggalan: Bagian Propaganda Ukraina?

Negara Barat sontak mendukung tudingan pemerintah Ukraina yang menyebut pasukan Rusia membunuh warga sipil di Kota Bucha.

AFP/RONALDO SCHEMIDT
Presiden Volodymyr Zelensky (tengah) berjalan di kota Bucha, tepat di barat laut ibukota Ukraina Kyiv pada 4 April 2022. - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada 3 April 2022 bahwa kepemimpinan Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil di Bucha, di luar Kyiv , di mana mayat ditemukan tergeletak di jalan setelah kota itu direbut kembali oleh tentara Ukraina. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP) 

TRIBUNKALTIM.CO - Rusia disudutkan dalam tragedi di Kota Bucha, mantan Perwira Marinir Amerika Serikat ungkap sejumlah kejanggalan: Bagian dari propaganda Ukraina?

Tragedi Bucha yang memperlihatkan korban sipil tewas di jalan, membuat Rusia menjadi tertuduh.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuding Rusia melakukan kejahatan perang di Kota Bucha.

Rusia pun membantah tudingan tersebut.

Negara Barat sontak mendukung tudingan pemerintah Ukraina yang menyebut pasukan Rusia membunuh warga sipil di Kota Bucha.

Baca juga: Transfer Minyak Asal Rusia, Kapal Pertamina Dicegat Aktivis Greenpeace di Denmark, Ini Kronologinya

Baca juga: Pasukan Rusia Ditarik dari Ukraina Pertanda Menyerah? Persiapan Invasi Skala Besar

Amerika, Inggris, Kanada dan sejumlah negara lain kemudian berjanji akan mengambil tindakan untuk menghukum Rusia sebelum penyelidikan atas kejadian itu digelar.

Moskow membantah semua tudingan itu dan menyebutnya sebagai provokasi yang dilakukan Kiev.

Benarkah yang terjadi di Bucha adalah bagian dari perang propaganda yang dilakukan Ukraina?

Berita kali ini bersumber pada tulisan seorang mantan perwira Korps Marinir AS bernama Scott Ritter yang ditayangkan RT.COM berjudul The truth about Bucha is out there, but perhaps too inconvenient to be discovered.

Scott Ritter adalah mantan perwira intelijen Korps Marinir AS.

Dia bertugas di Uni Soviet sebagai inspektur yang mengimplementasikan Perjanjian INF, sebagai staf Jenderal Schwarzkopf selama Perang Teluk.

Pada tahun 1991-1998 ia juga bertugas sebagai inspektur senjata PBB.

Menurutnya, pertempuran yang terjadi hari ini di tanah Ukraina, tak melulu soal peluru, rudal, maupun mortir.

Tak kalah penting, kedua pihak, terutama Ukraina dan pelindung Baratnya, mencoba memenangkan "perang udara" alias propaganda melawan Rusia.

"Pemerintah Kiev dan penasihat perang mereka dari Barat mungkin telah mengkooptasi semua perangkat penulis drama Aeschylus untuk membuat tragedi modern di kota Bucha di Ukraina. Ini adalah sebuah contoh bahwa narasi kebohongan bukan hanya sebagai produk sampingan tapi juga senjata perang."

Baca juga: UPDATE Rusia Siapkan Serangan Besar, Bom Ancam Warga Ukraina, Anak Buah Putin Tepis Pembunuhan Sipil

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved