Berita Internasional Terkini

Dibocorkan Media China, Ternyata Perang Rusia vs Ukraina Sesuai dengan 'Buku Panduan' Amerika

Media China membocorkan mengenai agenda besar negara Barat dan Amerika Serikat, terhadap perang Rusia vs Ukraina

Sumber: Andriy Andriyenko/Associated Press
Fragmen rudal Tochka-U yang ditemukan di stasiun kereta Kramatorsk, Ukraina, Jumat (8/4/2022). Rusia kembali membantah serang rudal ke Kramatorsk, tampilkan nomor seri yang membuktikan rudal Tochka-U yang jatuh di Kramatorsk milik militer Ukraina. 

TRIBUNKALTIM.CO - Media China membocorkan mengenai agenda besar negara Barat dan Amerika Serikat, terhadap perang Rusia vs Ukraina.

Dalam laporannya, perang antara Rusia dengan Ukraina telah masuk dalam "buku panduan" negara-negara Barat dan Amerika Serikat.

Bahkan, negara-negara Barat dan Amerika Serikat mendapatkan keuntungkan dari perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina.

Hal itu dikabarkan menurut klaim liar yang dibuat oleh koran China, The Global Times.

Negara-negara Barat mendapatkan keuntungan dari perang di Ukraina dengan sanksi yang diterapkan ke Rusia sebagai bagian dari "buku panduan".

Klaim ini dibuat oleh China, seperti dilaporkan oleh Daily Star.

Baca juga: Pernah Bantu Peralatan Medis, Korea Selatan Kini Tolak Pasok Senjata Mematikan ke Kiev Ukraina

Baca juga: UPAYA Hentikan Rusia Kuasai Lebih Banyak Kota di Ukraina, Amerika Akan Pasok Senjata yang Dibutuhkan

Baca juga: ANOMALI Pernyataan Presiden Ukraina di Tengah Upaya Damai Sama Rusia, Tetap Minta Senjata dari Barat

Sementara itu news.com.au melaporkan artikel dari The Global Times tersebut, yang mengecam gagasan untuk memaksakan boikot lebih lanjut di Rusia karena mengklaim langkah itu adalah bagian dari rencana AS.

“Untuk menjaga agar krisis Rusia-Ukraina jauh dari berakhir adalah tujuan yang jelas dari AS dan negara-negara Barat karena AS dan Uni Eropa sedang mempertimbangkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia setelah dugaan 'kejahatan perang' yang tidak diverifikasi di Bucha terungkap," demikian papar laporan media China tersebut, dilansir dari Intisari Online.

Cerita dari Global Times termasuk kutipan dari akademisi China yang mengklaim sanksi akan menguntungkan AS.

Direktur Institut Hubungan Internasional Renmin University of China Wang Yiwei mengatakan ketegangan antara Rusia dan Ukraina sesuai dengan "buku panduan" AS.

Direktur riset energi ekonomi Xiamen University Lin Boqiang berupaya menjelaskan bagaimana negara-negara Barat dapat diuntungkan dari perang ini.

"Dalam kasus apapun, AS menjadi pemenang besar ketegangan Rusia-Uni Eropa. AS telah mencoba menjual gas mereka ke Uni Eropa. Mereka tidak bisa menjual gasnya karena harga yang terlalu tinggi," ujar Lin.

Rusia sudah dihantam oleh hukuman ekonomi besar dan ratusan perusahaan swasta telah berhenti bekerja dengan Rusia sejak serangan pada 20 Februari 2022.

Uni Eropa telah mengibarkan sanksi masa depan, dengan AS dan negara-negara NATO kemungkinan mengikuti, setelah tuduhan kejahatan perang diberikan kepada Rusia.

Gambar-gambar mengerikan telah muncul setelah Rusia diklaim menyerang kota Bucha dekat Kyiv, dengan klaim bukti pembunuhan dan pemerkosaan massal oleh tentara Rusia dan PBB dikirim untuk menginvestigasi.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved