Berita Internasional Terkini

Dibocorkan Media China, Ternyata Perang Rusia vs Ukraina Sesuai dengan 'Buku Panduan' Amerika

Media China membocorkan mengenai agenda besar negara Barat dan Amerika Serikat, terhadap perang Rusia vs Ukraina

Sumber: Andriy Andriyenko/Associated Press
Fragmen rudal Tochka-U yang ditemukan di stasiun kereta Kramatorsk, Ukraina, Jumat (8/4/2022). Rusia kembali membantah serang rudal ke Kramatorsk, tampilkan nomor seri yang membuktikan rudal Tochka-U yang jatuh di Kramatorsk milik militer Ukraina. 

Artikel Global Times dipublikasikan saat negara-negara Barat mempertimbangkan pemberian sanksi baru.

Baca juga: Pasukan Elite Rusia Ada yang Dihukum Pidana dan Dipecat, Buntut Tolak Berperang di Ukraina

Kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan proposal sanksi di masa depan termasuk larangan impor batu bara, larangan kapal Rusia memasuki pelabuhan Uni Eropa dan larangan pada perusahaan Rusia memperebutkan kontrak Uni Eropa.

Rusia Rebut Kembali Kyiv

Kota Kyiv di Ukraina sebentar lagi akan jatuh ke tangan pasukan Rusia.

Kabar itu disampaikan Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, hari ini Senin (11/4/2022).

Ramzan menyebutkan, pasukan Rusia masih akan terus bergerak dan menguasai sejumlah wilayah di Ukraina, termasuk di antaranya adalah Kota Kyiv.

Lewat kanal Telegramnya, Kadyrov juga menyebut serangan-serangan masih akan terus terjadi untuk membebaskan wilayah Luhansk dan Donetsk secara penuh.

"Di sini akan ada serangan, tidak hanya di Mariupol, tetapi juga di tempat lain, kota dan desa. Luhansk dan Donetsk, pertama-tama kami akan membebaskannya secara penuh, dan kemudian mengambil alih Kiev dan semua kota lainnya," kata Kadyrov seperti dikutip Reuters.

Kadyrov menegaskan tidak ada keraguan tentang mengambil alih Kyiv. Ia menegaskan bahwa pasukan Rusia tidak akan mundur.

Kadyrov, yang sering menggambarkan dirinya sebagai kaki dari Presiden Vladimir Putin, telah berulang kali dituduh oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa melakukan pelanggaran hak. Namun, Kadyrov selalu menyangkalnya.

Sebelum tunduk pada Rusia seperti saat ini, wilayah Chechnya telah dua kali berperang dengan pasukan Rusia sejak Uni Soviet pecah pada 1991.

Baca juga: STRATEGI Rusia Dibongkar NATO, Vladimir Putin Tarik Pasukan dari Ukraina Bukan Berarti Sudahi Perang

Wilayah berpenduduk mayoritas Muslim di Rusia selatan ini akhirnya tunduk setelah pemerintah Rusia menggelontorkan sejumlah besar uang ke wilayah itu untuk pembangunan. Putin juga memberi Kadyrov otonomi yang sangat luas pada Chechnya.

Pekan lalu, Penasihat keamanan nasional Presiden AS Joe Biden, Jake Sullivan, menyebut Rusia berencana mengubah strategi perangnya dengan menumpuk ribuan pasukan di wilayah timur dan selatan Ukraina.

Di wilayah selatan, Rusia diprediksi akan berusaha menahan kota Kherson untuk mengontrol aliran air ke Krimea, wilayah yang mereka caplok taun 2014 silam.

Langkah selanjutnya yang diprediksi AS adalah Rusia akan melancarkan serangan udara dan rudal yang lebih intens di seluruh wilayah Ukraina.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved