Berita Samarinda Terkini
Wanita Muda di Samarinda Ditemukan Tewas tak Wajar, Sempat Minta Jemput Sahabat
Ditemukannya Septi (diberitakan sebelumnya DN), perempuan 22 tahun, dalam keadaan tergantung tidak bernyawa.
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Ditemukannya Septi (diberitakan sebelumnya DN), perempuan 22 tahun, dalam keadaan tergantung tidak bernyawa.
Di temukan di rumah mertuanya yang berada di Jalan Diponegoro Gang Sumanggi RT 18, Kelurahan Bukuan Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Kejadiaan naas itu pada Kamis (14/4/2022) pagi. Kontan saja hal itu mengejutkan warga sekitar.
Terutama Diana (22), sahabat korban, yang mengaku masih berkomunikasi pada Rabu (13/4) malam tadi.
Baca juga: Wanita Muda Samarinda Ditemukan Tewas di Rumah, Polisi Sebut Meninggal tak Wajar
Baca juga: Bayi 11 Bulan di Samarinda Ditemukan Tewas dalam Ember Berisi 3 Liter Air saat Orangtua Kerja
Baca juga: Hendak Datang Pijat, Lansia di Sungai Pinang Samarinda Ditemukan Tewas di Depan Rumah Tukang Urut
Ia menerangkan, saat itu Pukul 20.30 Wita korban tiba-tiba mengirim pesan singkat kepadanya dan meminta untuk dijemput.
Dalam pesannya, korban mengaku sedang cekcok dengan suaminya dan ingin menginap di rumah Diana yang berada di Jalan Pangeran Antasari, Kota Samarinda.
Namun lanjutnya karena baru pulang kerja dan lelah, dirinya tidak menyanggupi permintaan korban.
"Jadi katanya mau ke tempat teman aja dulu. Jam 1 malam katanya mau ke rumah saya (di kawasan jalan Antasari) naik gojek," ucapnya.
Baca juga: BREAKING NEWS Pekerja Bangunan di Samarinda Ditemukan Tewas di Proyek yang Dikerjakannya
"Habis itu enggak ada komunikasi lagi karena saya tidur. Tau-tau jam 9 pagi tadi dikabari sudah enggak ada (meninggal)," ujarnya.
Diana mengaku sangat merasa terpukul dengan kepergian sahabatnya dengan cara yang tragis.
Ia bahkan menyalahkan dirinya sendiri karena tidak memenuhi permintaan almarhum pada malam itu.
"Coba bisa putar waktu kembali, saya pasti jemput. Saya menyesal tidak menjemput dia," lirihnya.
Sementara itu, Ketua RT 18, Khozin Muqholiq menerangkan bahwa korban merupakan pribadi yang tertutup.
Baca juga: Keluarga Pemuda yang Ditemukan Tewas di Dermaga Mahakam Square Samarinda Menolak Autopsi
Bahkan ucapnya, korban belum pernah melapor jika menjadi warga di lingkungan RT 18.
"Sosialisasi juga jarang. Karena mau korban atau suaminya merupakan pribadi yang tertutup," jelas Muqholiq singkat.