Berita Internasional Terkini

Jika Presiden Rusia Vladimir Putin Dikudeta, Pengamat Sebut akan Lebih Berbahaya bagi AS & Sekutunya

Muncul berbagai kemungkinan mengenai kekuasaan Presiden Rusia Vladimir Putin. Di tengah invasi Rusia ke Ukraina, posisi Putin kabarnya mulai terancam.

Mikhail KLIMENTYEV / SPUTNIK / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan dengan para pemenang hadiah budaya negara melalui tautan video di kediaman negara Novo-Ogaryovo di luar Moskow pada 25 Maret 2022. Presiden Putin pada 25 Maret mengecam Barat karena mendiskriminasi budaya Rusia, dengan mengatakan hal itu seperti upacara pembakaran buku oleh pendukung Nazi pada tahun 1930-an. 

“Jika kudeta dilakukan oleh, katakanlah, penegak hukum keamanan Rusia atau militer Rusia dalam hal ini, itu bukan karena mereka ingin menghentikan perang. Itu karena mereka ingin memenangkan perang,” kata Muraviev.

Menurutnya, saat ini ada ketegangan antara komunitas intelijen Rusia dan Putin.

“Hal itu dikarenakan ada kesalahan penilaian yang jelas, dan itu mungkin didorong oleh Putin sendiri,” kata Muraviev.

Sang profesor menggambarkan bagaimana kesalahan langkah ini muncul dari pemahaman bahwa Rusia akan dianggap sebagai pembebas, bukan penjajah negara tetangga mereka.

Apalagi, Putin dilaporkan marah karena ternyata pasukannya tak disambut dengan bunga oleh rakyat Ukraina.

Muraviev pun menambahkan jika Putin dikudeta atau digulingkan itu tidak akan menjadi solusi positif untuk negara Barat.

“Jika ada perubahan rezim, itu karena militer dan dinas keamanan akan menyalahkan Putin karena terlalu lunak, dan benar-benar berusaha mencari jalan keluar dari kebuntuan ini,” ujarnya.

“Jika ada rezim yang menempati tempatnya, maka itu akan menjadi seseorang yang bahkan lebih radikal dari Putin dan berbahaya bagi Barat,” kata Muraviev.

Baca juga: Hadapi Militer Rusia, Ukraina Peroleh Bantuan Senjata dari AS, dari Meriam hingga Radar dan Drone

Kesehatan Putin

Sejumlah kalangan juga mulai mempertanyakan kondisi kesehatan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Hal itu mencuat menyusul seringnya para dokter ahli kanker menyambanginya.

Sebelumnya beredar kabar bahwa Putin mengidap kanker tiroid.

Apalagi seorang ahli kanker tiroid, Yevgeny Selivanov, telah melakukan 35 kunjungan ke kediaman Putin selama empat tahun terakhir.

Dokter kanker tersebut kerap terlihat mengunjungi kediaman Putin yang berada di Laut Hitam.

Dikutip dari Metro, media independen Rusia Proekt menemukan 10 dokter menghabiskan total 1.313 hari berada dalam rombongan Putin antara 2016 dan 2020.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved