Kebakaran di Samarinda
Kisah Pilu di Balik Kebakaran yang Tewaskan 7 Orang, Korban Telpon Suaminya Terus Minta Tolong
Musibah kebakaran pada ruko 3 pintu yang menyebabkan 7 nyawa penghuninya meninggal dunia dengan seorang kritis masih menjadi perbincangan hangat oleh
Penulis: Rita Lavenia |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Musibah kebakaran pada ruko 3 pintu yang menyebabkan 7 nyawa penghuninya meninggal dunia dengan seorang kritis masih menjadi perbincangan hangat oleh banyak pihak.
Banyak yang bertanya mengapa bisa kedelapan korban tersebut terjebak di dalam ruko sembako tersebut.
Kepada Tribunkaltim.co, Edward (27), salah seorang anggota keluarga, menjelaskan kronologi musibah pilu tersebut berdasarkan kesaksian Kepala Keluarga, yakni Amirudin, satu-satunya penghuni yang luput dari musibah tersebut.
Edward menjelaskan, pada pukul 04.00 WITA, usai melaksanakan sahur bersama, sang paman berangkat ke Pasar Segiri.
Saat keluar, sang paman memang mengaku mengunci bagian pagar terluar, sebab memang sekeluarga tersebut baru akan memulai aktivitas dan membuka warungnya pada pukul 07.00 WITA.
Baca juga: Kelelahan Jadi Penyebab Sopir Tabrak Ruko 3 Pintu Berujung Kebakaran Maut di Samarinda
"Tapi pintu lain tidak dikunci," bebernya saat dijumpai di lokasi kejadian, Senin (18/4/2022).
Ia menjelaskan bahwa 8 orang yang berada di dalam gedung tersebut terdiri dari seorang istri serta 2 keponakan atau anak dari pamannya, seorang nenek, dan 4 orang lainnya merupakan ipar.
"Jadi semua penghuni yang tinggal (8 orang) sudah bangun. Bersiap salat subuh semuanya," beber Edward.
Berlanjut ke kronologi kebakaran, saat tengah melakukan transaksi membeli, handphone sang paman tiba-tiba berbunyi pada pukul 04.30 WITA.
Saat diangkat, terdengar suara sang istri yang meminta tolong dan berulang kali menyebutkan kata kebakaran.
"Paman saya langsung pulang. Semua belanjaannya sudah enggak dipedulikan lagi," tuturnya.
Komunikasi telepon masih tersambung. Terdengar suara teriakan histeris dan orang yang menahan sesak akibat menghirup asap.
"Paman saya minta mereka lompat lewat koridor lantai dua. Tapi sepertinya mereka tidak berani," bebernya.
Baca juga: Puslabfor Mabes Polri Olah TKP Cari Titik Api Penyebab Kebakaran di Jalan AW Syahranie Samarinda
Setibanya di lokasi kejadian. Lutut sang paman seakan tidak kuat berdiri lagi. Dengan sisa kekuatannya ia ingin mencoba menerobos kobaran api yang semakin membesar.
"Tapi ditahan oleh warga. Om saya coba telpon istrinya lagi sudah enggak tersambung," tuturnya.
Api semakin membesar. Hingga tidak lama kemudian pemadam kebakaran gabungan tiba di lokasi.
Sang paman yang sudah payah menahan pegangan warga akhirnya hanya bisa menangis pasrah sambil sesekali berkata pelan, "Lompat. Lewat balkon," yang dirinya pun sadari entah tertuju kepada siapa.
Saat proses evakuasi, diketahui satu orang ditemukan tewas di lantai satu.
Satu orang, yakni Lutfi, anak pertama dari Amirudin ditemukan tidak lagi bernyawa di lorong tangga.
Sedangkan 6 orang lainnya berada di lantai atas dengan posisi tubuh tidak berjauhan.
Baca juga: Seluruh Jenazah Korban Kebakaran di Jalan AW Syahranie Samarinda Diterbangkan ke Kampung Halamannya
Dia menambahkan sang keponakan, yakni Aqila (9), korban yang saat ini masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit ditemukan lemas di dalam kamar bagian depan dalam pelukan sang ibu di pojok kamar mereka.
"Istri om saya sudah meninggal pas didapat. Pokoknya dia meluk Aqila," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Dia menambahkan bahwa sang paman sempat bingung mengapa rak bensinnya selalu dikaitkan menjadi penyebab tersulutnya api.
Sebab, jelas dia, botol-botol bensin eceran tersebut dalam keadaan kosong tak ada isi.
"Tapi entahlah karena polisi yang memahami penyebab pasti kebakaran," ucapnya.
Ia menambahkan, seharusnya lepas lebaran pada Mei 2022 mendatang seluruh penghuni ruko tersebut berencana ingin pulang kampung, ke Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Kebakaran di Samarinda Hanguskan 3 Ruko, Polisi Sudah Periksa 5 Saksi
Namun semua telah terjadi. Mereka hanya berharap agar pihak yang dijadikan tersangka bisa diberikan hukuman yang setimpal.
"Doakan semoga kami kuat menghadapi semua ini dan sanggup melaluinya," ucapnya lirih penuh harap. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.